Bola.com, Malang - Ketika semua pemain sepak bola di Indonesia pada akhirnya merasakan kejenuhan karena latihan mandiri yang disebabkan oleh pandemi virus corona, kiper Arema FC, Teguh Amiruddin, justru memiliki kesibukan ganda. Ia harus berbagi waktu untuk tiga aktivitas berbeda.
Ketiga aktivitas berbeda itu adalah bertemu dengan buah hatinya yang baru berusia satu bulan di Blitar, latihan khusus kiper di Malang, dan berdinas di Pomdam V Brawijaya, Surabaya, mengingat dirinya juga merupakan anggota TNI.
Baca Juga
Hasil Lengkap dan Klasemen Liga Inggris Malam Ini: Chelsea Dipecundangi Fulham, Man City Bermain Remis pada Boxing Day
Hasil Leg 1 Semifinal Piala AFF 2024: Vietnam Ngamuk di Singapura, Drama Gol Injury Time Menang Telak
BRI Liga 1: Ong Kim Swee Ungkap Posisi Krusial di Persis Solo yang Perlu Tambahan Pemain Baru di Bursa Transfer
Advertisement
Melihat rutinitasnya tersebut, tentu terbayang aktivitas yang cukup berat dan intens. Apalagi dia harus tetap menjaga kesehatan dan daya tahan tubuhnya agar tidak terpapar virus corona yang tengah menjadi pandemi.
Jelas ini menjadi pengalaman baru baginya untuk menjalankan begitu banyak kegiatan yang cukup menyita waktu. Padahal tahun-tahun sebelumnya, Teguh Amiruddin terus fokus untuk karier sepak bolanya.
Seperti apa Teguh Amiruddin menjalani rutinitasnya selama pandemi virus corona ini? Berikut perbincangan Bola.com dengan kiper Arema FC itu.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mengenai Padatnya Aktivitas
Bagaimana Anda membagi waktu antara dinas sebagai anggota TNI, bertemu anak dan keluarga, serta berlatih sepak bola?
Setiap Senin sampai Jumat, saya dinas di Surabaya. Jadi hanya bisa ikut latihan kiper ketika akhir pekan. Biasanya latihan Sabtu pagi di Malang.
Setelah latihan, saya langsung ke Blitar untuk bertemu anak saya. Sekarang istri masih cuti dan ada di Blitar bersama keluarganya. Hari Minggu, saya kembali ke Surabaya untuk siap bertugas lagi.
Apa tidak lelah dengan rutinitas itu? Bagaimana mengatasinya agar tidak jenuh?
Pasti merasa lelah, rasanya seperti mengukur jalanan kalau akhir pekan, hehehe. Dari Surabaya ke Malang, lalu ke Blitar. Rasanya seperti mengelilingi wilayah Jawa Timur.
Jadi saya coba untuk menikmatinya saja. Kalau terlalu dipikirkan justru makin lelah.
Kompetisi rencananya kembali berjalan September mendatang. Apakah nantinya tetap rutinitas seperti ini?
Tentu hanya fokus dengan sepak bola dan keluarga ketika kompetisi diputar kembali. Saat ini saya ditarik bertugas di kesatuan karena masa pandemi virus corona dan kompetisi sedang libur.
Panglima TNI meminta semua anggota TNI yang menjadi atlet untuk bertugas lagi demi lebih menjaga kondisi karena sering tes suhu tubuh sampai beberapa kali rapid test. Kalau kompetisi sudah berjalan, kami kembali ke klub. Tidak lagi bertugas di kesatuan.
Advertisement
Soal Kompetisi dan Menjadi Pelatih Kiper
Arema sudah menyusun protokol kesehatan internal menjelang latihan. Apakah ada masukan dari Anda untuk protokol itu?
Saya sudah membaca protokol kesehatan itu. Bagi saya, kalau bisa langsung swab test karena rapid test masih harus menunggu hasil selanjutnya lagi. Kalau reaktif baru lanjut ke swab. Kalau bisa sebaiknya, langsung semua swab test agar semua merasa aman.
Bicara tentang hal teknis, dalam tiga pertandingan Liga 1 yang sudah dijalani Arema FC, ada hasil yang cukup kontras. Anda bisa mencetak cleansheet di laga pertama, tapi kemasukan 4 gol dalam 2 laga, di mana Arema kalah. Apa yang terjadi?
Mungkin karena dua laga terakhir termasuk pertandingan berat. Menghadapi Persib meski di kandang sendiri, materi mereka lebih bagus. Selain itu, pemain asing kami banyak yang baru bermain waktu itu. Jadi masih belum memahami kekuatan lawan dan belum nyetel dengan tim.
Sedangkan pertandingan ketiga menghadapi PSIS karena efek kekalahan lawan Persib. Awal musim ini memang masih naik dan turun performanya.
Kabarnya, Anda bergabung dalam Goalkeeper School Indonesia (GSI) yang ada di Malang. Apa peran Anda di sana?
Saya sebagai pelatih juga di sana. Baru Sabtu kemarin latihan perdana di Kepanjen, Kabupaten Malang. Ada 5-6 pemain yang dilatih.
Awalnya saya sharing dengan kiper senior di Malang, Yanuar Tri Firmanda. Kebetulan memang sama-sama ingin membuat sekolah khusus kiper.
Jadi kami coba jalani sekarang. Ada banyak kiper senior dari Malang yang melatih, seperti Galih Firmansyah (eks Perseru Serui) dan Ferdiansyah (eks Persipura).