Bola.com, Solo - Greg Nwokolo pantas menyandang predikat pemain asing yang sukses menaklukkan Liga Indonesia. Pemain berdarah Nigeria ini telah melanglang buana ke sejumlah tim besar Tanah Air.
Pria bernama lengkap Gregory Junior Nwokolo lahir di Onitsha, Nigeria, 3 Januari 1986. Greg membela 15 klub di Indonesia maupun di beberapa negara tetangga.
Baca Juga
Gelandang Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Akan Sangat Indah jika Bisa Melawan Belanda dan Tijjani di Piala Dunia 2026
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Erick Thohir soal Kemungkinan Emil Audero Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia: Jika Dia Percaya Proyek Ini, Kita Bisa Bicara Lebih Lanjut
Advertisement
Dua klub legendaris Jawa Tengah, PSIS Semarang dan Persis Solo masuk daftar 15 klub tersebut.Â
Greg membela Persis dan PSIS dalam waktu yang berdekatan dengan masa penampilan cukup singkat. Greg berseragam PSIS pada musim 2005, kemudian menjadi pemain Persis Solo musim 2007, setelah direkrut dari PSMS Medan.
Namanya melambung setelah berseragam Persija Jakarta, Arema, Pelita Jaya, Bhayangkara FC, hingga sekarang di Madura United.
Tidak hanya sukses di klub, Greg berhasil menarik perhatian PSSI dan berhasil menjadi pemain naturalisasi. Greg pun tercatat berseragam Timnas Indonesia pada 2013. Banyak kalangan menganggap Greg merupakan pemain asing yang sukses di Indonesia layaknya Cristian Gonzales.
Bola.com mengulas tentang kiprah Greg Nwokolo saat membela dua tim besar Jateng tersebut, berdasarkan penuturan mantan rekannya, Denny Rumba dan Agung Setyabudi.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Matang di PSIS
Klub pertama Greg Nwokolo di Indonesia adalah Persijatim Solo FC pada musim 2003-2004. Ia didatangkan dari klub Singapura, Tampines Rovers saat usianya masih belia, sekitar 17 tahun.
Greg langsung mencuri perhatian di Solo ketika itu. Sayangnya, Persijatim Solo FC memutuskan pindah ke Palembang dengan menjadi Sriwijaya FC. Greg pun kembali ke Singapura, bermain untuk Young Lions dan Warriors.
Kesempatan kedua kembali berkarier di Indonesia akhirnya datang pada 2006. Ia direkrut oleh PSIS Semarang yang pada musim tersebut keluar sebagai runner-up Liga Indonesia.
Greg datang ke PSIS sejak awal musim, saat ditangani Sutan Harharah dan kemudian digantikan oleh Bonggo Pribadi. Greg hanya bermain sebanyak 18 kali dan mampu mengoleksi 11 gol bersama Mahesa Jenar.
Denny Rumba, mantan rekan setimnya menceritakan sosok Greg Nwokolo yang memang memiliki kemampuan hebat. Denny sudah bertemu Greg saat Timnas Indonesia U-23 beruji coba dengan Tampines Rovers di Bontang, Kalimantan Timur.
"Awal ketemu Greg sebenarnya ketika saya di Timnas U-23 dan kami TC di Bontang, dia masih membela Tampines Rovers. Dalam benak saya, ini anak masih muda, badan besar, kuat, skillnya bagus, dan dia main di Indonesia (Persijatim Solo FC)," terang Denny Rumba kepada Bola.com, Sabtu (20/6/2020).
Selain pernah menjadi rekan satu tim, Denny Rumba juga kerap bertemu Greg dalam posisi sebagai lawan. Dirinya mengakui kualitas Greg sebagai striker yang berbahaya.Â
"Kualitas, kepribadian, hingga attitude-nya benar-benar bagus. Saya akui baik sebagai lawanya juga begitu. Saya sering berduel dengannya di lapangan, setengah mati menjaga dia, kuat dan cepat," tuturnya
"Kalau sudah pegang bola, susah direbut, tenang, visi misinya ada, semua atribut striker ada di dirinya. Selama saya kenal dia humble, kekeluargaan bagus, tidak sombong," papar Denny Rumba.
Advertisement
Kiprah Singkat bersama Mahesa Jenar
Kebersamaan Greg Nwokolo di PSIS ternyata tak berlangsung lama. Ia hanya bermain sebanyak 18 kali, meski menjadi mesin gol bersama Emanuel De Porras.
Manajemen PSIS memutuskan untuk memberhentikan Greg pada 13 Maret 2006. Greg dianggap banyak melakukan kesalahan, teurama berselisih dengan sesama pemain di PSIS.
Greg dianggap berselisih dengan De Porras, mencederai Maman Abdurahman, dan puncaknya adalah memukul Modestus Setiawan dalam laga krusial di Jepara.
Denny Rumba menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dalam laga terakhir Greg bersama PSIS, ketika melawan Persijap Jepara. Laga memang berjalan panas dan terjadi kericuhan di tribune penonton.
"Ada salah paham dengan Modestus, kurang begitu jelas apa penyebabnya. Tahu-tahu dia (Greg) melempar sesuatu kena pelipisnya dan keluar darah, teman-teman tidak terima. Kejadiannya di dalam lapangan, begitu babak pertama selesai," ungkapnya.
"Setelah itu sudah selesai masalahnya, cuma nggak tahu kebijakan manajemen klub saat itu hingga membuat Greg keluar. Secara individua saya yakin sudah tidak ada masalah antara Modestus dengan Greg," beber Denny Rumba.
"Menurut saya secara umum karier Greg di Indonesia cukup sukses. Begitu konsisten dari tahun ke tahun. Dia terus meningkat secara karier dan kualitas permainannya," jelasnya.
Gemilang di Persis
Hengkang dari PSIS, Greg melanjutkan karier bersama PSMS Medan sampai musim 2006 berakhir. Ia tampil 28 kali dan mencetak 10 gol untuk tim Ayam Kinantan.
Lantas bakat dan potensinya ditampung oleh tim legendaris Persis Solo. Greg dijadikan sebagai sosok bintang dan tumpuan utama bagi lini depan Laskar Sambernyawa pada musim 2007.
Merupakan musim terhebat bagi Greg selama semusim di Solo. Ia seperti menemukan jatidiri dan gairahnya sebagai pesepakbola dengan bakat yang luar biasa. Berkat performanya di Persis, Greg semakin bersinar dengan menjadi incaran tim-tim besar dan mapan.
Meskipun masih dibalut dengan karakter emosionalnya yang kerap meledak-ledak, ia tetap menjadi bintang dan pujaan hati bagi Pasoepati (suporter fanatik Persis Solo). Agung Setyabudi sebagai kapten tim Persis kala itu, juga mengakui akan kehebatan Greg Nwokolo.
"Greg memang pemain berbakat. Musim terakhir sebelum saya pensiun tahun 2007, Greg masuk dan umurnya masih sangat muda. Bagus sebenarnya secara teknik maupun skill, hanya emosinya yang mudah meledak karena juga masih muda," kata Agung.
Dirinya memahami dengan karaktee Greg di masa itu yang gampang emosional. Tak lepas dari usianya yang memang masih muda, ditambah skillnya yang hebat dan sering dikasari oleh lawan. Agung menilai hal itu sebagai bagian dari proses belajar untuk Greg dalam kariernya.
"Merugikan tim iya, tapi karena karakternya begitu, jadi di Solo dulu memang harus ada pelapisnya. Seperti Alvin Kie dan Rudi Widodo. Jadi di Persis tidak ada masalah kalau Greg berhalangan tampil," lanjutnya.
Â
Advertisement
Layak Dinaturalisasi
Greg Nwokolo berseragam Timnas Indonesia tepatnya sejak 23 Maret 2013. Debutnya bersama Timnas Indonesia adalah saat melawan Arab Saudi dalam ajang kualifikasi Piala Asia di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta.
Total, Greg telah tujuh kali membela Timnas Indonesia. Ia menyumbangkan dua gol yakni ke gawang Filipina di Stadion Manahan, 14 Agustus 2013. Kemudian satu gol lagi ke gawang Myanmar dalam uji coba di Yangon, 25 Maret 2019.
Menurut Agung Setyabudi yang juga sebagai mantan pemain Timnas Indonesia, Greg Nwokolo memang layak dinaturalisasi. Bukti kualitas dan jam terbangnya selama di Indonesia, benar-benar bisa membantu Timnas.
"Dia sudah matang ketika dinaturalisasi, inilah Greg dengan segala kemampuannya, pengalaman banyak. Menurut saya memang pantas dia masuk Timnas, karena termasuk pemain asing yang sukses," kata Agung Setyabudi.