Bola.com, Makassar - Kiprah Zulham Zamrun dan Jajang Mulyana tidak perlu diragukan lagi di pentas sepakbola tanah air. Zulham Zamrun misalnya, penyerang asal Ternate ini pernah menjadi pemain terbaik dan top skorer saat membawa Persib Bandung meraih trofi juara Piala Presiden 2015.
Zulham pun menjadi bagian penting PSM Makassar saat berjaya di Piala Indonesia 2019. Di ajang itu, Zulham pun menjadi top skorer bersama Amido Balde (Persebaya).
Advertisement
Sementara Jajang Mulyana yang sempat menimba ilmu di klub Brasil, Boavista pada musim 2008-2009 tercatat bagian dari Bhayangkara ketika meraih trofi juara pada Liga 1 2017. Kebetulan baik Zulham dan Jajang sama-sama kelahiran 1988.
Keduanya pun pernah menjalani pelatnas tim nasional U-23 yang dipersiapkan menghadapi Sea Games 2011 Palembang. Menariknya, keduanya sama-sama dicoret dari tim sepulang Timnas U-23 melakoni ujicoba di Hongkong.
Pada channel youtube, Hamka Hamzah, Zulham dan Jajang blak-blakan mengakui pencoretan mereka bukan semata soal teknis.
"Biasa lah sebagai anak muda, mental dan sikap kami masih labil. Tapi, itu adalah masa lalu. Sekarang, setelah beristri, kami selalu berusaha memberikan yang terbaik buat keluarga," kata Jajang yang diamini Zulham.
Menurut Jajang, saat itu, ia sempat lupa diri karena pencapaian suksesnya terbilang mulus. Begitu pun dengan Zulham yang bersinar bersama Persela Lamongan pada musim 2010-2011.
Persela adalah klub kasta tertinggi pertama Zulham setelah sebelumnya memperkuat Persiter Ternate, Persidago Gorontalo dan Pro Duta.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Berkat Hamkza Hamzah
Menurut Jajang, ia mengaku beruntung ada sosok Hamka Hamzah yang membuka jalan dirinya kembali bangkit.
"Saat itu, saya juga baru dilepas dari Sriwijaya. Tiba-tiba ada telepon dari Bang Hamka yang mengajak saya bergabung di Mitra Kukar. Saya langsung setuju," kenang Jajang.
Kalau Jajang langsung setuju, tidak demikian halnya dengan Zulham Zamrun. Ia berdalih ingin bicara dulu dengan keluarga di Ternate. Hamka yang diminta oleh Roni Fauzan, manejer Mitra Kukar saat itu untuk menghubungi pemain, jadi penasaran.
"Waktu itu, saya pikir nilai kontrak yang ditawarkan Mitra Kukar lebih rendah dari kontrak Zulham di Persela. Saya pun berinsiatif menghubungi mendiang Cak Huda (Choirul Huda), kapten Persela. Saya tanya berapa kontrak Zulham di Persela. Ternyata nilainya sepuluh kali lipat (lebih kecil) dari nilai tawaran Mitra Kukar," ungkap Hamka.
Keduanya pun bergabung di Mitra. Di klub asal Tenggarong ini, 'penyakit anak muda' ini kembali kumat. "Bang Hamka berkali-kali menasehati kami. Tapi, biasa setelah itu, malam-malam kami keluar kamar," Zulham menuturkan.
Saat gabung PSM Makassar, Zulham pun menceritakan kembali ada peran dari Hamka Hamzah. "Untuk kali kedua, Bang Hamka menelpon saya untuk mengajak saya bermain satu klub lagi. Kali ini bermain untuk PSM," ujarnya.
Di PSM, Zulham menjadi top skorer di Piala Indonesia sekaligus membawa Juku Eja juara. Dua kali membawa klub berjaya di level turnamen membuat Zulham berkeinginan menuntaskannya dengan trofi Liga Indonesia.
Â
Â
Advertisement