Sukses


Sidoel dan 8 Pesepak Bola Berdarah Indonesia di Eropa yang Memilih untuk Tidak Menjadi WNI

Bola.com, Jakarta - Banyak pemain sepak bola berdarah Indonesia yang tersebar di Eropa, termasuk Darren Sidoel dan Emil Audero. Namun, nyaris tidak ada yang memilih menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).

Beberapa di antaranya memutuskan untuk menjadi WNI. Sebut saja Stefano Lilipaly. Itupun akhirnya ia memutuskan untuk melanjutkan karier di Indonesia, tepatnya bersama Bali United.

Saat ini, ada Witan Sulaeman dan Egy Maulana Vikri yang berkarier di Eropa. Witan bermain untuk klub asal Serbia, FK Radnik Surdulica. Sementara Egy hingga berita ini turun masih berseragam Lechia Gdansk.

Radja Nainggolan dan Giovanni van Bronckhorst mungkin menjadi dua nama yang paling tenar. Radja memilih berkewarganegaraan Belgia, sementara Van Bronckhorst yang sudah pensiun melegenda bersama Timnas Belanda.

Berikut ini Bola.com merangkum sembilan pesepak bola berdarah Indonesia yang memilih untuk tidak menjadi WNI.

Video

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 10 halaman

Benjamin van Leer

Benjamin van Leer, dilansir dari laman Transfermarkt, sebetulnya berstatus dual citizenship alias kewarganegaraan ganda, yakni Belanda dan Indonesia. Ia juga masih bisa membela Timnas Indonesia karena belum pernah bermain untuk Timnas Belanda senior.

Hingga berita ini turun, Benjamin van Leer yang berdarah Indonesia itu masih tercatat sebagai warga negara Belanda.

Mantan kiper Ajax Amsterdam yang mulai musim depan merumput bersama Sparta Rotterdam itu juga pernah dikaitkan dengan Persebaya. Namun, hal itu dibantah oleh agennya, Mustapha Nakhli, kepada Ajax Show Time.

"Tidak betul itu. Tidak pernah ada kontak dari manajemen Persebaya Surabaya," ujar Mustapha di Belanda awal Juni 2019.

3 dari 10 halaman

Navarone Foor

Pesepak bola keturunan Indonesia berikutnya yang (pernah) merumput di Eropa adalah Navarone Foor. Saat ini, ia berstatus pemain Ittihad Kalba, klub asal Uni Emirat Arab.

Meski belum memutuskan untuk menjadi WNI, Navarone Foor mengaku tertarik bermain di Indonesia. Kepada Vice, pemain berusia 28 tahun itu mengemukakan ketertarikannya.

"Di Indonesia ada beberapa keluarga saya, mudah-mudahan suatu hari nanti keinginan saya bermain di sana bisa terwujud," kata Foor.

"Saya beberapa kali menghubungi Melvin Platje. Saya dengar dia punya karier bagus di Bali United. Nanti akan sama-sama kita tahu. Tapi, buat saat ini, saya fokus bersama Ittihad Kalba," ujarnya lagi.

4 dari 10 halaman

Joey Suk

Sosok Joey Suk pernah menjadi bahan pembicaraan pada 2011 lalu. Ketika itu, gelandang kelahiran Deventer, 8 Juli 1989 ini akan dinaturalisasi oleh PSSI bersama tiga pemain lainnya, Diego Michiels, Stefano Lilipaly, dan Ruben Wuarbanaran.

Saat proses naturalisasi ketiga pemain itu rampung, Joey Suk malah pulang ke Belanda. Saat itu, penyebab dirinya membatalkan niat untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) belum terungkap.

"Saya masih terlalu muda saat itu (Joey Suk baru berusia 21 tahun pada 2011) dan masih ingin berkarier di Belanda. Sekarang, saya punya lebih banyak pengalaman," kata Joey Suk kepada Bola.com.

 

5 dari 10 halaman

Emil Audero

Emil Audero tercatat lahir di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 18 Januari 1997. Namun, kiper Sampdoria itu lebih memilih untuk menjadi warga negara Italia dan memperkuat Timnas Italia kelompok usia.

Ayah Emil, Edy Mulyadi, adalah orang Indonesia tulen. Sementara sang ibu, Antonella Audero, merupakan warga Italia.

Saat usianya baru berumur setahun, atau pada 1998, Emil pindah ke Italia. Kiper dengan tinggi 192 cm ini membangun karier sepak bolanya bersama Juventus sebelum dijual ke Sampdoria pada 2019.

Pada tahun lalu, Emil mengunjungi Lombok, NTB untuk berlibur bersama kekasihnya.

"Kapan pun saya bisa kembali ke Indonesia, pasti akan ke sana. Walaupun jauh, itu sepadan. Ayah saya berasal dari Lombok. Saya juga lahir di sana. Tapi kami lebih lama menghabiskan hidup di Turin, tempat asal ibu saya, tepatnya daerah Cumiana. Budaya Indonesia dan Italia sama-sama mempengaruhi diri saya," ujar Audero dinukil dari Dugout.

"Biasanya, budaya Italia akan aktif dengan sendirinya saat saya sedang menjalani pekerjaan sebagai atlet. Menghadapi hal-hal kompleks yang perlu banyak persyaratan harus dibutuhkan kesabaran. Saat seperti itu, budaya Italia lebih mempengaruhi saya. Sementara untuk kehidupan sehari-hari, hal-hal yang lebih santai dan tenang, budaya Indonesia lebih kuat. Oleh karena itu, budaya Indonesia lebih kuat. Lebih sering saya terapkan," tutur Emil.

 

6 dari 10 halaman

Darren Sidoel

Darren Sidoel merupakan pesepak bola profesional yang lahir di Belanda. Seperti sebagian orang Belanda pada umumnya, Darren juga memiliki darah Indonesia.

Ibu Darren adalah orang Jawa yang tingal di Suriname. Meski demikian, ia lahir di The Hague, Belanda, pada 10 Maret 1988.

Saat ini, berdasarkan data di Transfermarkt, Sidoel berstatus tanpa klub. Ia pernah membela Ajax kategori usai dan Reading.

Terakhir, ia bermain untuk klub asal Bulgaria.

 

7 dari 10 halaman

Joseph Simatupang

Pada Mei 2019 silam, Joseph Simatupang resmi menandatangani kontrak bersama Blackburn Rovers. Pemain berusia 16 tahun berposisi sebagai bek kanan itu bergabung bersama tim U-18.

Nama Joseph Simatupang memang masih terasa asing di telinga. Maklum, pemberitaan seputar pemain tersebut masih sangat jarang. Namanya mulai didengar setelah bergabung dengan Blackburn Rovers.

Sama seperti nama-nama lain, Joseph belum nenentukan akan bermain untuk Timnas Inggris atau Indonesia. Yang jelas, kans untuk berseragam Merah Putih masih ada karena belum pernah memperkuat negara lain di level senior.

 

8 dari 10 halaman

Elkan Baggot

Bek muda Ipswich Town, Elkan Baggott, dikabarkan sedang menjadi "objek" perebutan dua negara yakni, Timnas Indonesia dan Thailand. Meski keturunan Inggris-Indonesia, Baggot ternyata lahir di Thailand.

Menurut asas kewarganegaraan yang dianut, seorang anak yang lahir di Thailand, otomatis akan mendapatkan status tersebut. Asas ini disebut ius Soli.

Menariknya, Baggott juga bisa mendapat kewarganegaraan Inggris atau Indonesia, meski lahir di Thailand, pada 23 Oktober 2002.

Melansir Gov.uk, Selasa (24/3/2020), status kewarganegaraan bisa secara otomatis diturunkan satu generasi ke anak-anak yang lahir di luar Inggris.

Meski mendapat membela Timnas Thailand, Elkan Baggot dikabarkan lebih tertarik membela Timnas Indonesia. Pasalnya, ia memiliki banyak keluarga di Indonesia.

Bek muda ini juga memiliki masa kecil di Indonesia dan pernah menimba ilmu di British School of Jakarta pada 2008. Ia sempat menjadi kapten tim sepak bola di sana sebelum pindah ke Inggris pada 2011.

Ia sempat membela beberapa akademi sepak bola di Inggris selama enam tahun sebelum bergabung dengan Ipswich Town U-16.

 

9 dari 10 halaman

Radja Nainggolan

Aman menganggap bahwa Radja Nainggolan adalah pemain keturunan Indonesia paling terkenal yang berkarier di Eropa. Ayah dari gelandang berusia 32 tahun itu berasal dari Sumatera Utara yang bernama Marianus Nanggolan.

Radja, yang lahir di Antwerp, Belgia, telah ditinggalkan Marianus sejak masih kanak-kanak. Kala itu, sang ayah memutuskan untuk pulang ke Indonesia.

Pada 2014, Radja sempat mengunjungi Indonesia. Pemain pinjaman Cagliari dari Inter Milan ini mencari ayahnya dan mencoba memaafkan Marianus.

Namun, bukan kasih sayang yang didapat Radja dari ayahnya. Perlakuan tak sopan malah diterima pemain yang memilih membela Timnas Belgia tersebut.

"Saya pulang ke Indonesia pada 2014. Saya ingin memberikan ayah kesempatan sekali lagi. Saya ingin bisa memaafkannya. Tapi dia mengabaikan saya dan malah meminta uang kepada saya," imbuh Nainggolan.

 

10 dari 10 halaman

Sandy Walsh

Pemain keturunan Indonesia lain yang merintis karier di Eropa adalah Sandy Walsh. Bek berusia 25 tahun itu saat ini memperkuat Zulte Waregem di Liga Belgia.

Darah Indonesia Sandy Walsh berasal dari ibunya, Brigitta Portier. Orang tua sang ibunda, atau kakek dan nenek Sandy Walsh, berasal dari Surabaya dan Purworejo.

Sandy Walsh juga berulang kali mengutarakan niatnya untuk dinaturalisasi dan membela Timnas Indonesia. Namun, keinginan pemain kelahiran Brussels, Belgia itu masih belum terwujud.

"Bukan soal Timnas Indonesia, saya juga cinta negaranya. Saya sudah berkunjung ke sana sebanyak 2-3 kali. Dan setiap kali saya ke sana, saya merasa ingin di Indonesia, bukan di Eropa. Karena setiap kali saya di Indonesia, saya merasa bahagia cuacanya juga bagus. Jadi bukan soal Timnas Indonesia. Timnas adalah bonus," ucap Sandy Walsh di YouTube BangBes.

"Saya ingin menjadi Warga Negara Indonesia bukan karena uang. Memang saya bermain sepak bola karena uang, tapi untuk timnas beda cerita. Sebuah kebanggaan kalau bisa bermain untuk Timnas Indonesia. Untuk semua dukungan yang saya terima dari followers walaupun itu berasal dari tempat sangat jauh. Pesan penyemangat kalian, saya ingin membalas dukungan itu."

"Sebagai seorang pemain sepak bola, saya selalu memikirkan tim nasional. Saya selalu menonton Piala Dunia, Piala Eropa, bahkan Piala Asia, dan Piala Afrika. Saya diskusi banyak dengan kakek saya. Dia orang Indonesia. Dia Tinggal di Belgia dan bilang kalau kamu bisa bermain untuk Timnas Belanda, salah satu tim terbaik. Tapi juga harus diingat, kamu juga bisa bermain untuk Timnas Indonesia. Negara yang sangat mencintai sepak bola, sangat indah," terang Sandy Walsh.

Sumber: Vice, Ajax Show Time, Transfermarkt, Dugout, Bola.com

Video Populer

Foto Populer