Bola.com, Jakarta - Menduduki kursi pelatih Timnas Indonesia sejak dulu memang tak mudah. Penyebabnya beragam, mulai dari tuntutan prestasi hingga faktor eksternal di luar sepak bola.
Sejumlah pelatih asing maupun lokal selalu memiliki hubungan kurang baik setelah menduduki jabatan pelatih Timnas Indonesia. Tak seperti timnas di negara lainnya, jarang ada pelatih yang punya hubungan baik dengan federasi usai meletakkan jabatan di Timnas Merah Putih.
Baca Juga
Legenda Timnas Indonesia Ungkap Dua Kunci Lumpuhkan Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026: Maarten Paes Bisa Jadi Penentu!
Gencar Naturalisasi Atlet, Menpora Tegaskan Tak Lupa Rencana Jangka Panjang
PSSI: Kalau Mau Jadi Singa Asia dan Lolos ke Piala Dunia, Timnas Indonesia Harus Menaturalisasi Pemain Keturunan
Advertisement
PSSI sebagai induk organisasi sepak bola Indonesia terkadang tak realistis dalam memberikan target kepada pelatih. Gelar juara adalah pencapaian mutlak yang harus diraih dalam waktu yang singkat.
Situasi ini terkadang menjadi sumber masalah dari para pelatih-pelatih yang pernah menukangi Timnas Indonesia. Andai gagal memberikan prestasi dalam waktu instan, maka pemecatan selalu menjadi jalan keluar.
Maka dari itu, hampir tak ada pelatih yang memiliki karier awet di Timnas Indonesia. Belum lagi tekanan dari suporter yang tak pernah sabar terhadap proses. Timnas Indonesia menelan hasil buruk, suporter langsung memberikan suara vokal untuk pemecatan pelatih.
Mungkin, hal inilah yang membuat Timnas Indonesia sulit untuk berkembang. Bola.com mencatat ada lima pelatih yang memiliki cerita sedih karena didepak dari Timnas Indonesia, mulai dari raihan hasil buruk hingga desakan pihak ketiga. Siapa saja?
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Peter Withe
Peter Withe menukangi Timnas Indonesia pada 2004. Ketika itu, pelatih asal Inggris dipercaya untuk bisa membantu Timnas Indonesia meraih gelar di Piala Tiger (nama lama Piala AFF).
Peter Withe berhasil memoles Timnas Indonesia disegani. Sayangnya, Timnas Indonesia harus puas meraih peringkat kedua setelah kalah di final.
Penampilan apik Timnas Indonesia di Piala AFF membuat PSSI mempertahankan jasa Peter Withe. Tujuannya adalah untuk bisa meraih gelar pada edisi Piala AFF 2007.
Ceritanya justru berbeda karena Timnas Indonesia ketika itu gagal lolos dari fase grup. Situasi ruang ganti Timnas Indonesia kemudian tak kondusif.
Bahkan, ada kabar beberapa pemain secara frontal menunjukkan sikap tak respek mereka kepada Peter Withe dengan menonjok loker dan membanting sepatu di ruang ganti.
PSSI kemudian mengeluarkan keputusan untuk memecat Peter Withe pada Februari 2007. Keputusan yang cukup berani karena Timnas Indonesia tinggal beberapa bulan lagi berlaga di Piala AFC 2007.
Advertisement
Wim Rijsbergen
Wim Risjbergen dipercaya menjadi pelatih Timnas Indonesia pada Juli 2011. Ketika itu, pria asal Belanda ditunjuk sebagai pengganti Alfred Riedl yang dipecat PSSI.
Penunjukkan Wim Risjbergen disambut antusias oleh masyarakat. Maklum, ketika itu Wim Risjbergen punya pengalaman melatih di PSM Makassar.
Ketika itu, Wim Risjbergen memiliki tugas untuk membantu Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2014. Namun, karier Wim Risjbergen di Timnas Indonesia hanya berlangsung singkat yakni enam bulan saja.
Timnas Indonesia asuhan Wim Risjbergen gagal total. Sebanyak 11 laga yang dilakoni, Tim Merah Putih meraih dua kemenangan, tiga kali seri, dan enam kali kalah.
Rentetan hasil minor yang diraih Timnas Indonesia menimbulkan suara sumbang terhadap Wim Risjbergen di dunia maya. PSSI akhirnya mengambil keputusan untuk memecat Wim Risjbergen pada Januari 2012.
Alfred Riedl
Kisah Alfred Riedl di Indonesia berawal pada 2010. Ketika itu, pelatih asal Austria dipercaya memimpin Timnas Indonesia.
Alfred Riedl mendapatkan mandat untuk bisa membantu Timnas Indonesia meraih gelar juara Piala AFF 2010. Timnas Indonesia ketika itu tampil perkasa sejak babak penyisihan sampai final.
Pada laga final Timnas Indonesia asuhan Alfred Riedl berjumpa dengan Malaysia. Sayang, gelar yang diidam-idamkan melayang setelah Timnas Indonesia menyerah dengan agregat 2-4 dari Malaysia.
Kekalahan Timnas Indonesia di final mengundang kontroversi karena ada dugaan pengaturan skor yang dilakukan petinggi PSSI. Nama Alfred sebagai pelatih tak luput dari pemberitaan miring dan menjadi pembicaraan hangat.
Alfred Riedl akhirnya diberhentikan PSSI pada awal 2011 dengan alasan yang tak logis. PSSI memecat Riedl karena alasan kerja samanya selama ini bukan dengan PSSI sebagai federasi melainkan dengan salah satu petinggi PSSI sebagai individu.
Pengalaman itu tak membuat Alfred Riedl kapok dengan Timnas Indonesia. Rield sempat dua periode lagi menukangi Timnas Indonesia yakni pada 2013-2014 dan 2016. Namun, pencapaian terbaiknya lagi-lagi hanya finalis Piala AFF yang terulang pada 2016.
Advertisement
Luis Manuel Blanco
Luis Manuel Blanco bisa disebut sebagai pelatih yang punya kisah paling sedih di Timnas Indonesia. Pelatih asal Argentina itu menjadi korban dualisme PSSI setelah kedatangannya di Tanah Air.
Cerita bermula pada 7 Februari 2013 saat PSSI memperkenalkan Luis Manuel Blanco sebagai pelatih Timnas Indonesia dan U-23. Di bawah kepengurusan PSSI Djohar Arifin, Luis Manuel Blanco dikontrak dua tahun.
Penunjukkan Luis Manuel Blanco sempat membuat publik bertanya-tanya. Maklum, sosoknya asing di telinga masyarakat dan juga sepak bola Asia Tenggara.
Setelah ditelusuri, penunjukkan Luis Manuel Blanco ternyata buah kerja sama antara Indonesia dan Argentina. Pada medio 2013, Presiden Argentina ketika itu, Cristina Fernandez d Kischner sempat mengunjungi Indonesia.
Saat menggelar pemusatan latihan, Luis Manuel Blanco mencoret 14 dari 21 pemain yang dianggap melakukan tindakan indisipliner. Situasi itu membuat Timnas Indonesia menjadi kacau.
Luis Manuel Blanco kemudian dipindahkan ke Timnas Indonesia U-19. Namun, belum ada laga yang dipimpinnya, Luis Manuel Blanco memiliki kembali ke negaranya dengan bekal kenangan pahit di Indonesia.
Simon McMenemy
Simon McMenemy ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia pada Desember 2018. Ketika itu, pengalaman membantu Bhayangkara FC menjuarai Liga 1 menjadi alasan penunjukkan pelatih asal Skotlandia itu.
Simon McMenemy diberi target untuk membantu Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022 dan Piala AFF 2020. Berbagai persiapan di dalam, maupun luar negeri digelar untuk mematangkan kemampuan Timnas Indonesia.
Sayangnya, hal itu tak sejalan dengan kenyataan. Timnas Indonesia menelan empat kekalahan beruntun di Kualifikasi Piala Dunia 2022. Situasi itu membuat masyarakat murka dan menunjuk pemecatan Simon McMenemy.
Gelombang kritik hadir dari masyarakat di sosial media. PSSI akhirnya mengambil tindakan tegas dengan memecat Simon McMenemy pada 6 November 2019 atau 11 bulan setelah memimpin Timnas Indonesia.
Advertisement