Bola.com, Bandung - Dari sekian banyak mantan pemain dan pelatih Persib Bandung, boleh dibilang Djadjang Nurjaman merupakan satu di antara beberapa yang meraih kesuksesan bersama Maung Bandung. Bukan hanya sebagai pemain, tapi juga sebagai pelatih.
Bagaimana tidak, saat menjadi pemain, pria yang akrab dipanggil Djanur itu sukses mempersembahkan gelar juara bagi Maung Bandung, julukan Persib Bandung, pada kompetisi Divisi Utama Perserikatan musim 1986 dan 1989-1990.
Baca Juga
Duel Pelatih Persebaya Vs Persija di BRI Liga 1: Paul Munster Pengalaman, Carlos Pena Memesona
Adu Gemerlap Pemain Asing Persebaya Vs Persija di BRI Liga 1: Mewah! Panas di Tengah dan Depan
Sempat Diragukan, Lalu Bisa Kandaskan Arab Saudi: Yuk Bedah Taktik Timnas Indonesia, Kuncinya Perubahan Lini Depan
Advertisement
Bukan hanya sebagai pemain, saat menjadi asisten pelatih pun, Djanur kembali memberikan juara untuk Persib saat Perserikatan 1993-1994 dan Liga Indonesia 1 1994-1995 yang ketika itu pelatih kepalanya dijabat Indra Thohir.
Satu yang paling mengesankan dalam perjalanan seorang Djajang Nurjaman adalah saat menjabat sebagai pelatih kepala, dan kemudian berhasil membawa Persib Bandung menjuarai Indonesia Super League (ISL) 2014 setelah mengalahkan Persipura Jayapura dalam laga final melalui adu penalti.
Mendapatkan anggapan sebagai pemain dan pelatih yang sukses bersama Persib Bandung, tentu punya kesan tersendiri bagi Djanur. Apa katanya? Berikut wawancara eksklusif Bola.com dengan Djadjang Nurdjaman.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Juara Bersama Persib, yang Mana Paling Berkesan?
Anda dianggap sebagai sosok yang paling sukses bersama Persib Bandung hingga saat ini, baik sebagai pemain maupun pelatih. Bagaimana Anda menanggapinya?
Alhamdulillah, saya hanya bersyukur saja. Semua itu terjadi karena adanya izin dari Allah SWT. Saya hanya berusaha semaksimal mungkin.
Seberapa besar kebanggaan Anda karena bisa meraih semua kesuksesan itu, baik sebagai pemain, asisten pelatih, maupun pelatih kepala?
Ini tentang bagaimana menyikapi hasilnya. Saya tidak merasa terlalu bangga dan justru merasa itu dengan itu semua saya belum bisa dikatakan sebagai pelatih yang sukses.
Saya masih kerap gagal mencapai hasil yang baik di sana dan sini. Kalau orang-orang mengapresiasi kinerja saya, ya tentu saya berterima kasih.
Pencapaian mana yang paling berkesan bagi Anda?
Satu hal yang pasti, baik sebagai pemain maupun pelatih kepala, tentu sangat membahagiakan kala itu. Ketika menjuarai Perserikatan 1986, bukan main saya merasa girang. Saya merasa seperti mimpi karena sudah 21 tahun Persib tidak menjadi juara dan kebetulan saya mencetak satu-satunya gol yang membuat Persib menjadi juara.
Kemudian pada 2014, ketika saya menjadi pelatih dan juara. Itu bukan main girangnya. Saya menyukurinya bersama keluarga karena Persib juga sudah menanti selama 19 tahun untuk menjadi juara dengan berganti-ganti pelatih, baik lokal maupun asing. Dan Allah mengizinkan saya untuk membawanya menjadi juara. Alhamdulillah.
Advertisement
Kunci Sukses
Punya pengalaman menjadi juara bersama Persib Bandung, baik sebagai pemain maupun pelatih. Apa kunci kesuksesan Anda?
Kunci sukses saya adalah selalu bekerja keras dan berdoa. Keduanya merupakan hal yang tidak bisa berdiri sendiri atau terpisahkan.
Apakah Anda tertarik untuk menangani Timnas Indonesia?
Siapa yang tidak ingin menjadi pelatih Timnas Indonesia? Tentu saja kalau ada peluang saya berharap suatu saat nanti bisa melatih Timnas Indonesia, sama seperti yang diinginkan pelatih-pelatih lain.
Apa harapan Anda ke depan, terutama untuk karier kepelatihan yang sedang Anda jalani?
Saya berharap masih bisa terus berbuat banyak untuk sepak bola Indonesia. Saya sekarang ingin mencoba untuk bisa mengorbitkan pemain muda Barito Putera dan tentunya ingin menjadi juara bersama Barito Putera. Amin.