Bola.com, Jakarta - Ismed Sofyan termasuk bek sayap terbaik yang kental mewarnai pentas Liga Indonesia dua dekade terakhir. Mengawali karier profesional di PSBL Langsa, nama Ismed mulai mencuat ketika memperkuat Persiraja Banda Aceh.
Pada kedua klub itu, ia lebih banyak bermain sebagai penyerang. Posisi berbeda dilakoninya ketika Persijatim Jakarta Timur merekrutnya pada tahun 2000.
Baca Juga
BRI Liga 1: Raja Isa Dukung Mantan Pelatih Timnas Malaysia Kelahiran Bandung Ini Tangani Persis
Tugas Berat Menanti Pelatih Baru Persis: Sering Kebobolan karena Transisinya Berantakan, Paceklik Gol Kian Panjang
Rapor Penggawa Timnas Indonesia di Pekan Ke-11 BRI Liga 1: Sayuri Bersaudara Menggila, Egy Sukses Jadi Pahlawan
Advertisement
Di Persijatim, Ismed bertugas sebagai gelandang bertahan pada masa awal kiprahnya bersama klub Jakarta Timur itu. Belakangan, Ismed dicoba sebagai bermain sebagai bek sayap.
Bekal sebagai eks penyerang dan gelandang membuat Ismed kemudian menjelma sebagai bek sayap dengan kelebihan lengkap. Kuat dalam bertahan, agresif saat membantu serangan.
Sebagai bek sayap, Ismed dikenal dengan umpan silang akurat yang memanjakan para striker. Tak hanya itu, ia pun memiliki tendangan bola mati yang kerap berbuah gol.
Dalam channel youtube Persija Jakarta, Ismed Sofyan menjelaskan kelebihan itu adalah buah kerja keras dan disiplin dalam menggeluti sepak bola.
"Tentu ada keyakinan dan doa membuat saya bisa bertahan lama sebagai pemain," ujar Ismed yang dihadirkan untuk berbagi pengalaman kepada pemain Persija U-16 dan U-18.
Satu di ataranya adalah pengalaman merantau meninggalkan kampung halaman di usia belasan tahun untuk menimba ilmu di Diklat PPLP Sumut.
"Saya terpilih masuk Diklat PPLP selepas mengikuti Haornas. Saat itu, saya memperkuat tim pelajar Aceh," kata Ismed Sofyan.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Awalnya Berat
Menurut Ismed, pada awalnya terasa berat berpisah dengan keluarga. Tapi, tekad dan motivasi kuat untuk mengangkat derajat keluarga membuat semangat Ismed Sofyan tetap terjaga.
"Kalau pun sudah rindu berat, saya menyempatkan diri ke wartel untuk menelpon keluarga di Langsa. Mendengar suara mereka sudah sangat berarti buat saya. Kalau sekarang sudah canggih bisa lewat video call," kenang Ismed.
Ismed juga berbagi tips tetap bertahan di level atas meski usianya sudah tidak muda lagi buat seorang pesepak bola. Dimana Ismed justru meraih trofi juara Liga Indonesia pertamanya ketika usianya sudah 39 yakni ketika Persija Jakarta bertengger pada peringkat pertama Liga 1 2018.
"Resepnya sederhana. Selalu fokus, kerja keras, disiplin, jaga pola makanan dan istirahat yang cukup," papar Ismed.
Advertisement