Bola.com, Solo - Koleksi barang bersejarah di museum suporter Pasoepati semakin lengkap. Sebelumnya para pesepak bola yang pernah barkarier di Solo, menyumbangkan benda-benda bersejarahnya.
Kali ini sumbangan datang dari mantan kiper Persis Solo dan Timnas Indonesia, Wahyu Tri Nugroho, Rabu (22/7/2020). Ia menghibahkan sebuah koper, jersey, sarung tangan, dan sepatu saat masih membela Persis Solo.
Baca Juga
Advertisement
Persis Solo dan Pasoepati memang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan dan kariernya di sepak bola. Pemain asal Nguter, Sukoharjo ini mengawali kariernya di Persis Solo hingga melambungkan namanya ke klub besar dan level Timnas.
WTN (sapaan akrabnya), memulai karier profesional di Persis pada 2006. Ia meninggalkan tim berjulukan Laskar Sambernyawa pada 2009 untuk bergabung dengan Persiba Bantul. Hingga akhirnya ia menjadi kiper utama di Bhayangkara FC hingga saat ini.
"Ini ada koper waktu musim 2007, kemudian seragam saat tampil di Piala Indonesia. Begitu juga dengan sepatu dan kaus tangan saat main di Persis," ungkap Wahyu Tri Nugroho saat ditemui Bola.com.
"Tentu banyak kenangannya. Karena terlalu lama disimpan di lemari, malah jadinya rusak. Untuk itu saya berikan saya untuk museum ini," imbuh Wahyu Tri Nugroho.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Merinding Gara-gara Pasoepati
Pria berusia 33 tahun ini mengakui fanatisme Pasoepati tidak dapat dibantahkan lagi. Ia mengenang awalnya sudah langsung kagum dengan kelompok suporter khas berwarna merah tersebut, ketika masih menjadi anak gawang.
Kekaguman itu muncul saat pertandingan Pelita Solo melawan PSM Makassar di Stadion Manahan pada 2000 silam. Dengan usia yang masih belasan tahun ketika itu, ia sudah dibuat merinding oleh lautan merah Pasoepati penuh dalam satu stadion.
"Pasoepati saya akui suporter pertama yang membuat saya terkesima. Tahun 2000 Hadi anak gawang ketika masih Pelita Solo, saya merinding melihat suporter sebanyak itu," jelasnya.Â
Advertisement