Bola.com, Semarang - PSIS Semarang seperti tak pernah kehabisan penjaga gawang yang berkualitas, semenjak era I Komang Putra. Kini ada nama Jandia Eka Putra yang menjadi idola bagi para penggemar tim Mahesa Jenar.
Jandia Eka Putra tergolong kiper senior dengan usianya yang telah menginjak 33 tahun. Namun, perihal performa di lapangan, kiper bertinggi 180 cm ini tidak perlu diragukan lagi.
Baca Juga
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Erick Thohir soal Kemungkinan Emil Audero Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia: Jika Dia Percaya Proyek Ini, Kita Bisa Bicara Lebih Lanjut
Maarten Paes Bawa Level Berbeda di Bawah Mistar Timnas Indonesia: Perlu Pesaing yang Lebih Kuat?
Advertisement
Kiper dengan ciri khas berpenampilan rambut gondrong yang dikucir ini jadi sosok kunci di barisan paling belakang PSIS. Ia dikenal piawai dalam melakukan refleks menggagalkan peluang lawan.
Ketangkasan dan kelincahan Jandia Eka membuat gawang PSIS nyaman sepanjang pertandingan. Pemain yang penampilannya mirip dengan bek Liverpool, Virgil van Dijk ini sebenarnya lama berkarier di kampung halamannya bersama Semen Padang.
Ketika PSIS berhasil mentas dari kasta kedua ke Liga 1 pada musim 2018, Jandia pun bergabung. PSIS menjadi klub perantauan pertamanya setelah lama bermain di klub tanah kelahiran.
Kali ini Bola.com menyajikan ulasan menarik tentang kiprah seorang Jandia Eka Putra. Ia matang bersama Semen Padang, dan kini gemilang di PSIS Semarang.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Matang Bersama Semen Padang
Jandia Eka Putra lahir di Padang, 14 Juli 1987. Sepak bola di Padang sudah tidak bisa dipisahkan darinya sejak masih belajar menekuni olahraga ini.
Jandia mengawali karier di klub PSP Padang, sebelum akhirnya bergabung dengan Semen Padang. Di PSP, ia tercatat bermain pada medio 2008 hingga 2009.
Semen Padang memaksimalkan bakatnya. Jandia delapan tahun berturut-turut dirinya membela tim Kabau Sirah, yakni sejak tahun 2009 hingga 2017.
Banyak pengalaman dan ilmu yang ia dapatkan di klub kebanggaan tanah kelahirannya, terutama saat Semen Padang mencapai masa-masa kejayaan dibesut oleh Nilmaizar pada 2011-2013.
Semen Padang menjadi juara Liga Primer Indonesia saat itu dan berhak mendapatkan jatah tiket tampil di Piala AFC. Jandia Eka Putra pun ikut bahu-membahu membawa timnya tampil apik dengan mampu mencapai babak perempatfinal.
Tahun 2017 menjadi waktu perpisahannya dengan Semen Padang, Jandia Eka harus pergi seiring timnya harus terdegradasi ke Liga 2. Total sang penjaga gawang telah mencatatkan 125 laga bersama Semen Padang.
Advertisement
Momen Saat Hadapi Mantan
Jandia Eka Putra pernah menghadapi mantan klubnya tersebut, dalam sebuah partai krusial, yakni pada pekan penentuan menjelang berakhirnya Shopee Liga 1 2019 di Stadion Moch Soebroto, Magelang (13/12/2019).
Laga itu sarat emosional baginya, karena harus dihadapkan pada dua situasi yang berbeda. PSIS yang dibelanya membutuhkan kemenangan agar menjauh dari zona degradasi. Begitu juga dengan Semen Padang tidak ingin turun kasta.
Laga pun berakhir dengan keunggulan PSIS dua gol tanpa balas atas mantan timnya tersebut. Tak ada ekspresi gembira dari dirinya, setelah peluit panjang dibunyikan wasit Yeni Krisdianto asal Jawa Timur.Â
Ia justru terlihat berjongkok dan menunduk di depan gawangnya dan dihampiri oleh kapten tim Wallace Costa untuk bangkit berdiri. Ia menghampiri para pemain Semen Padang, menyalami dan memberikan semangat.
Jandia Eka Putra harus menyaksikan bekas tim yang pernah dibela sekaligus membesarkan namanya itu terdegradasi ke Liga 2. Meski saat itu kompetisi masih menyisakan dua pertandingan terakhir.
"Semen Padang adalah mantan klub dan membesarkan nama saya. Tapi saya harus profesional, bekerja demi keluarga. Di mana jersey yang saya pakai itu yang akan saya bela mati-matian," kata Jandia Eka usai pertandingan kala itu.
Dirinya sangat berharap Semen Padang hanya satu musim saja turun kasta ke Liga 2. Doanya adalah tim kebanggaan masyarakat Sumatera Barat bisa segera kembali ke Liga 1.
"Semoga ke depannya lebih baik lagi. Mungkin nasibnya kurang bagus, dari materi pemain sudah bagus, belum dikasih rejeki saja sama yang di atas. Harus bangkit dan tahun depan bisa kembali ke Liga 1," ujarnya.
Nyaman Bersama PSIS
Jandia Eka Putra masih berjodoh dengan PSIS Semarang. Terbukti sudah memasuki tahun ketiganya berseragam Mahesa Jenar. Di awal tahun 2020 ini, Jandia sepakat menambah durasi kontraknya untuk dua musim sekaligus.
Jandia Eka resmi diikat kontrak PSIS hingga musim 2021 mendatang. Sekaligus menjadi bukti kesetiaan dan dedikasinya untuk tim pujaan Panser Biru dan Snex ini.
Kenyamanan berkarier di PSIS membuatnya memilih bertahan. Seperti tahun lalu, Jandia Eka Putra menjadi pilihan utama di bawah mistar gawang PSIS, meski sesekali dirotasi dengan kiper yang tak kalah apiknya yakni Joko Ribowo.
Selama berseragam PSIS, dirinya telah bermain sebanyak 24 kali pada musim 2018 dan 21 kali di musim 2019. Sementara Liga 1 musim 2020 ini, Jandia sukses melakoni tiga laga, sebelum akhirnya kompetisi harus ditangguhkan akibat pandemi COVID-19.
Rapor Jandia Eka cukup apik di mata manajemen klub PSIS, sehingga dirinya dan Joko Ribowo tetap dipertahankan. Baik Jandia maupun Joko masih masuk dalam rencana permainan pelatih kepala Dragan Djukanovic.
Advertisement