Bola.com, Bandung - Persib Bandung mencetak sejarah ketika sukses menjuarai Liga Indonesia musim 1994-1995. Sukses ini mencatatkan sejarah Maung Bandung sebagai tim yang pertama kali menjadi juara di kompetisi sepak bola era Liga Indonesia.
Liga Indonesia baru dimulai pada musim 1994-1995. Kompetisi ini merupakan gabungan kompetisi Perserikatan dan Galatama.
Baca Juga
Kepada Media Italia, Erick Thohir Berjanji Akan Terus Menaturalisasi Pemain Sambil Pembinaan Pemain Muda
Termasuk Timnas Indonesia, Ini Negara yang Sekarang Ada di Daftar Lolos ke Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
Menuju Piala AFF 2024, Timnas Indonesia TC di Bali pada 26 November hingga 5 Desember 2024: 4 Hari Jelang Laga Pertama Tandang ke Myanmar
Advertisement
Dalam partai puncak, perebutan gelar juara Liga Indonesia 1994-1995, Persib Bandung menghadapi Petrokimia Putra Gresik. Pertandingan ini kerap disebut sebagai final ideal karena mempertemukan Persib, yang merupakan tim Perserikatan, dan Petrokimia, yang berstatus tim Galatama.
Dalam laga yang dihelat di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Persib Bandung meraih kemenangan 1-0. Gol semata wayang Persib dicetak Sutiono Lamso.
Kendati sukses mencetak gol semata wayang kemenangan timnya, Sutiono Lamso bukan satu-satunya pahlawan Persib Bandung pada laga final itu. Masih ada sejumlah nama yang juga layak disebut sebagai pahlawan Maung Bandung pada laga tersebut.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Anwar Sanusi
Anwar Sanusi merupakan sosok tangguh di bawah mistar gawang Persib Bandung. Kepiawaian menghalau serangan lawan membuahkan gelar juara Liga Indonesia 1994-1995 bagi Persib Bandung.
Pria yang karib disapa Awai ini gantung sepatu dari Maung Bandung pada 2001. Pada 2007, Awai kembali ke Persib. Saat itu, ia berstatus sebagai pelatih kiper.
Tangan dinginnya turut berperan dalam sukses Persib meraih gelar juara Indonesia Super League pada 2014 lalu. Awai mengakhiri masa baktinya di Persib pada musim 2019.
Advertisement
Mulyana
Mulyana merupakan andalan Persib Bandung ketika menjuarai gelaran perdana Liga Indonesia. Kemampuan pemain asal Subang ini membaca permainan juga bekerja sama dengan Robby Darwis dan Yadi Mulyadi menjadi faktor kukuhnya pertahanan Maung Bandung.
Mulyana pertama kali bergabung dengan Persib Bandung pada musim 1993-1994. Ia meninggalkan Maung Bandung pada musim 2001.
Kendati berposisi sebagai pemain belakang, Mulyana juga piawai urusan menyerang. Ia bahkan sempat menjadi pencetak gol terbanyak Persib pada Ligina 1999-2000.
Robby Darwis
Robby Darwis merupakan sosok libero andal Persib Bandung. Kemampuannya mengorganisasi pertahanan Maung Bandung tak perlu diragukan.
Rapatnya pertahanan Persib pada laga kontra Petrokimia Gresik, dalam partai final Liga Indonesia 1994-1995, tak lepas dari kepiawaian kapten tim mereka itu.
Robby Darwis pensiun dari Persib Bandung pada 1997. Sepuluh tahun berselang, ia kembali ke Maung Bandung sebagai asisten pelatih. Kemudian, pada 2010, ia menjadi pelatih kepala Persib Bandung. Saat ini, Robby Darwis menangani PSKC Cimahi.
Selain menjadi tulang punggung Persib Bandung, Robby Darwis juga merupakan seorang pilar pertahanan Timnas Indonesia. Tercatat, pemain kelahiran 30 Oktober 1964 ini memperkuat Timnas Indonesia mulai 1987 sampai 1997.
Advertisement
Yadi Mulyadi
Yadi Mulyadi merupakan tembok kukuh lini belakang Persib Bandung pada Liga Indonesia 1994-1995. Kerja samanya bersama Mulyana dan Robby Darwis membuat lawan kerap frustasi.
Yadi bergabung dengan Persib Bandung pada 1991. Ia kemudian menjadi bagian skuat Maung Bandung saat menjuarai kompetisi Perserikatan pada 1993-1994.
Pada 1999, Yadi meninggalkan Persib Bandung dan bermain di sejumlah klub hingga kemudian gantung sepatu. Saat ini, ia menjadi Pelatih Persib U-20.
Nandang Kurnaedi
Tak sekadar cepat dan piawai menyerang pun bertahan, ada kelebihan lain yang dimiliki sosok Nandang Kurnaedi. Bek sayap Persib Bandung ini dikenal memiliki lemparan ke dalam yang luar biasa.
Pemain yang kerap menempati sayap kiri pertahanan ini dikenal memiliki lemparan ke dalam yang sangat jauh dan akurat. Bahkan, bisa disebut lemparan ke dalam Nandang Kurnaedi setara dengan umpan silang.
Nandang Kurnaedi bergabung dengan Persib Bandung pada 1989 dan mengakhiri masa baktinya di Maung Bandung pada 2001. Sejak tengah musim 1998-1999 sampai musim 2001, Nandang bahkan berstatus sebagai kapten tim.
Selama memperkuat Persib, Nandang mempersembahkan tiga gelar juara. Dua kali juara Perserikatan, 1989-1990 dan 1993-1994, dan sekali juara Liga Indonesia, 1994-1995.
Advertisement
Dede Iskandar
Dede Iskandar adalah sosok senior di skuat Persib Bandung kala memenangi gelaran perdana Liga Indonesia. Beroperasi di sektor bek sayap kanan, kepemimpinan dan kelihaian Dede menjadi satu di antara beberapa kekuatan utama Maung Bandung.
Dede merupakan tipe bek sayap modern. Tak hanya piawai mempertahankan area pertahanannya, ia juga mampu melakukan overlapping dan melepas umpan terukur ke barusan penyerang Persib.
Dengan kemampuannya ini, Dede seakan menjadi pemilik otoritas sektor bek sayap kanan Persib Bandung selama satu dekade masa pengabdiannya. Dede mengakhiri masa pengabdiannya setelah mengantar Persib Bandung meraih gelar juara musim perdana Liga Indonesia.
Asep Kustiana
Berposisi sebagai gelandang bertahan tak membuat Asep Kustiana hanya piawai menghalau serbuan lawan. Pemain yang karib disapa Munir ini juga lihai mencetak gol.
Torehan tujuh golnya menjadi faktor yang membawa Persib Bandung meraih gelar juara kompetisi Liga Indonesia musim 1994-1995.
Munir bergabung dengan Persib pada musim 1993-1994. Berturut-turut, ia mengantar Maung Bandung meraih gelar juara kompetisi Perserikatan musim 1993-1994 dan Liga Indonesia 1994-1995.
Masa bakti Munir di Persib Bandung selesai jelang musim 1997-1998. Waktu itu, ia hengkang ke Persikab Kabupaten Bandung.
Advertisement
Yudi Guntara
Yudi Guntara adalah bintang dalam kemenangan Persib Bandung pada musim itu. Bermain sebagai gelandang serang, pemain yang dikenal memiliki 'tendangan ular' itu kerap membuat repot pertahanan lawan.
Pemain yang sempat memperkuat Persija Jakarta ini, bergabung dengan Persib pada 1991 dan langsung menjadi motor lini tengah Maung Bandung. Ia sukses membawa Persib Bandung meraih dua gelar, juara kompetisi Perserikatan musim 1993-1994 dan Liga Indonesia 1994-1995.
Kebersamaan Yudi Guntara dan Persib Bandung ini berakhir pada musim 1998. Setelahnya, Yudi Guntara menepi dari lapangan hijau akibat cedera yang ia alami.
Yusuf Bachtiar
Yusuf Bachtiar merupakan pemain senior Persib Bandung dalam Liga Indonesia edisi perdana tersebut. Pemain yang akrab disapa Si Kancil ini sudah membela Persib Bandung sejak 1987.
Pada laga kontra Petrokimia Putra, Yusuf Bachtiar menunjukkan kelasnya. Memang ia tak mencetak gol. Namun, sodorannya kepada Sutiono Lamso mampu berbuah gol kemenangan Persib Bandung.
Yusuf Bachtiar mengakhiri masa baktinya di Persib Bandung pada musim 1998 dan bergabung dengan Persikab Kabupaten Bandung. Namun, pada 2001, ia sempat kembali memperkuat Maung Bandung.
Pada musim 2003, pemain kelahiran 14 Juni 1962 ini memperkuat Persikad Depok.
Advertisement
Sutiono Lamso
Sutiono Lamso adalah aktor utama kemenangan Persib Bandung pada puncak Liga Indonesia 1994-1995. Ia mencetak gol kemenangan Maung Bandung atas Petrokimia Putra.
Pada musim itu, pria kelahiran Purwokerto ini merupakan mesiin gol Persib Bandung. 21 gol dicetak pemain yang mulai bergabung dengan Maung Bandung pada 1989 tersebut pada musim 1994-1995.
Musim sebelumnya, Sutiono juga sukses mencetak prestasi sebagai pemain terbaik Perserikatan.
Saat ini, Sutiono berstatus sebagai ASN pada Pemkot Bandung. Ia bertugas di Badan Pengelola Pendapatan Daerah. Selain itu, ia juga memiliki sekolah sepak bola.
Kekey Zakaria
Jalan Kekey Zakaria di Persib Bandung sempat tak mulus. Bergabung dengan Persib pada musim 1987-1988, ia hengkang setelah satu musim memperkuat Maung Bandung. Pemain kelahiran Subang ini baru bergabung lagi dengan Persib pada musim 1991.
Sekembalinya ke Persib, jalan Kekey pun tetap berkerikil. Ia sempat menjadi sasaran cemooh akibat permainan yang dianggap terlalu stylish. Namun, pujian pelatih legendaris asal Belanda, Rinus Michels, mengubah segalanya.
Kekey kian buas pada gelaran Perserikatan musim 1993-1994. Ia pun menjadi bagian penting sukses Persib meraih gelar juara pada laga tersebut.
Musim berikutnya, pria kelahiran 5 Mei 1968 tersebut kembali menjadi bagian penting sukses Persib meraih gelar juara. Ia mencetak gol semata wayang ke gawang Barito Putera pada babak semifinal. Sepanjang musim, ia mencetak sembilan gol.
Sukses mengantarkan Persib juara back to back, Kekey Zakaria masih bertahan di Maung Bandung. Ia mengakhiri masa baktinya pada musim 1997.
Sumber: Bola.net
Disadur dari: Bola.net/Dendy Gandakusumah/Serafin Unus Pasi, published 30/7/2020)
Advertisement