Bola.com, Jakarta - Gustavo Lopez pernah membuat Djadjang Nurdjaman kesengsem. Gelandang asal Argentina itu hampir merapat ke Persib Bandung pada 2014.
Kala itu, Djadjang masih memoles Persib Bandung dan tengah menyusun skuat juara untuk Indonesia Super League (ISL) 2014. Sebelum kompetisi dimulai, pria yang karib dipanggil Djanur ini menetapkan Gustavo sebagai buruan utama untuk posisi playmaker.
Advertisement
Namun, keinginan Djanur mendatangkan Gustavo punah. Pasalnya, mantan pemain Persela Lamongan itu dipertahankan oleh Arema FC untuk musim 2014.
Gustavo lepas, Djanur fokus mengamankan Djibril Coulibaly. Untuk mendatangkan penyerang asal Mali itu, Persib Bandung juga harus mengontrak Makan Konate. Sebab, keduanya diikat oleh agen dalam satu paket.
Pada ISL 2013, Djibril dan Konate bermain bareng di Barito Putera. Keduanya tampil mengesankan untuk membawa tim berjulukan Laskar Antasari itu mengakhiri musim di peringkat keenam.
"Kebetulan ketika itu, Persib Bandung mengincar Gustavo. Memang sulit karena dia sudah dipertahankan oleh Arema FC," imbuh Djanur dalam podcats Simamaung yang berjudul "Cerita Sang Juara".
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Konate Obat Patah Hati Djanur
Untungnya, Konate dapat menjadi obat patah hati Djanur. Kontribusi dari pemain bernomor punggung sepuluh ini mengantar Persib Bandung ke tangga juara ISL 2014.
"Kami bersyukur juga mendapatkan Konate. Dia juga komplet. Semakin hari, kualitasnya semakin bagus," imbuh pelatih yang saat ini menangani Barito Putera tersebut.
"Attitude Konate juga bagus sekali. Sehingga, dia bisa langsung menyatu dengan tim. Semakin lama, Konate selalu menjadi penentu bagi tim," terangnya.
Advertisement