Sukses


Persija dan Borneo FC Berduka atas Ledakan Dahsyat di Lebanon

Bola.com, Jakarta - Ledakan dahsyat yang mengguncang ibu kota Lebanon, Beirut, pada Selasa (4/8/2020) malam waktu setempat mengundang simpati dua klub Shopee Liga 1, Persija Jakarta dan Borneo FC.

Persija Jakarta dan Borneo FC kompak berduka atas musibah tersebut. Kedua tim menyampaikan keprihatinan di akun Twitter masing-masing.

"Doa untuk masyarakat Lebanon dalam menghadapi ujian ini. Tetap kuat, Lebanon," tulis akun Persija Jakarta, @Persija_Jkt disertai emoji hati.

"Belasungkawa mendalam kami atas insiden ledakan yang menelan korban di Beirut, Lebanon. Semoga cepat pulih, Beirut," kata akun Borneo FC, @PusamaniaBorneo.

Borneo FC juga mengabakarkan bahwa mantan pemainnya asal Lebanon, Jad Noureddine, tidak menjadi korban pada ledakan tersebut. Kondisi bek berusia 28 tahun ini dengan keluarganya dikabarkan dalam keadaan baik.

"Saat kejadian, posisi Jad sedang berada di rumahnya. Kondisinya saat ini, dia dan keluarganya tidak terdampak dari ledakan itu," kata media officer Borneo FC, Brillian Sanjaya, kepada Bola.com, Rabu (5/8/2020).

"Saya kurang tahu seberapa jauh jarak dari rumah Jad ke lokasi kejadian. Setahu saya, memang rumahnya Jad di Beirut," ujar Brillian.

Video

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Puluhan Orang Meninggal

Ledakan di Beirut paling tidak menyebabkan 78 orang meninggal dan 4 ribu lainnya mengalami luka-luka. Demikian laporan BBC Indonesia.

Ledakan tersebut diduga disebabkan oleh bahan peledak yang disimpan di gudang selama enam tahun. Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab, mengatakan bahwa terdapat 2.750 ton amonium nitrat, yang merupakan bahan untuk pupuk dan peledak, disimpan dalam gudang tersebut.

"Saya tidak akan diam sampai kita menemukan orang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi, sehingga kita dapat meminta pertanggung jawaban dan menerapkan hukuman paling berat," imbuh Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab, dinukil dari BBC Indonesia.

"Tidak dapat diterima ada 2.750 amonium nitrat disimpan di gudang selama enam tahun, tanpa adanya langkah pengamanan sehingga membahayakan keselamatan warga," jelasnya.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer