Bola.com, Bandung - Legenda Persib Bandung, Sutiono Lamso, mengungkapkan cerita lama perjuangannya menembus tim senior Maung Bandung. Pada saat itu, kata Sutiono Lamso, senioritas sangat tinggi karena Persib masih memiliki pemain-pemain bintang yang pernah mempersembahkan trofi juara.
Pada saat masuk ke tim senior Maung Bandung, Sutiono Lamso muda harus bertarung memperebutkan satu tempat di tim inti pada musim 1989/1990. Sutiono Lamso mengaku untuk mendapatkan tempat saja sangat sulit, apalagi posisinya sebagai penyerang.
Baca Juga
Setelah Cetak 2 Gol ke Gawang Parma, Paulo Dybala Putuskan Enggak Jadi Cabut dari AS Roma
Pesan Mikel Arteta untuk Rival Arsenal di Premier League: Persaingan Menuju Juara Masih Terbuka!
Rahmad Darmawan Ceritakan Kronologi PSM Mainkan Pemain ke-12 Vs Barito Putera di BRI Liga 1: Lawan Mengakui, Wasit Tetap Play-on
Advertisement
Beberapa pemain senior yang ada di Persib Bandung saat itu adalah Robby Darwis, Adeng Hudaya, Yusuf Bahtiar, dan Djadjang Nurdjaman.
"Saya masih muda saat itu, intinya ingin main. Posisi saya penyerang, berat untuk bisa menembus tim inti saat itu. Sebagai pemain muda, sering dimarahi senior, karena selalu dianggap salah dalam bermain," kata Sutiono Lamso sambil tersenyum lebar Kepada Bola.com, Jumat (7/8/2020).
"Masih banyak pemain senior saat itu, ada kang Adeng Hudaya, Robby Darwis, Yusuf Bachtiar, Ajat Sudrajat, termasuk kang Djadjang Nurdjaman. Saya ini paling muda, usia baru 23 tahun saat itu. Pasti dimarahi terus, siapa yang kuat kalau begitu. Tapi, saya bandel, berani main sesuai dengan kemampuan saja," tambah eks penyerang Persib Bandung itu.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mental yang Kuat
Jadi, kata pria yang pernah mempersembahkan gelar juara selama tiga musim berturut-turut itu, mental kuat harus menjadi modal utama pemain Persib Bandung. Ditambah, Maung Bandung mempunyai suporter yang sangat fanatik.
"Mental kita harus benar-benar kuat kalau mau main di Persib. Apalagi saat itu di era Perserikatan ada tim-tim yang terkenal dengan permainan keras, seperti PSMS Medan dan PSDS Deli Serdang. Dulu keras itu menjurus kasar," ungkapnya.
Perjuangannya menembus tim inti tidak sia-sia. Pada musim 1990, Sutiono Lamso sukses memberikan gelar juara pada Maung Bandung.
Maung Bandung menjuarai Perserikatan musim itu setelah mengalahkan Persebaya dengan skor 2-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 11 Maret 1990.
"Pada saat juara, kami bertemu Persebaya di Senayan. Nah, saat itulah saya mulai percaya diri bermain untuk Persib Bandung," Sutiono Lamso mengakhiri pembicaraan.
Advertisement