Sukses


6 Rising Star Timnas Indonesia Dalam 20 Tahun Terakhir: Bambang Pamungkas Hingga Febri Hariyadi

Bola.com, Jakarta - Rising star atau pemain muda yang punya potensi cemerlang merupakan istilah bagi mereka yang baru saja tiba di level profesional atau internasional tapi sudah memiliki kemampuan yang menjanjikan. Timnas Indonesia pun selalu memiliki pemain yang memiliki potensi yang menjanjikan dalam perjalanannya dalam 20 tahun terakhir.

Kalau bicara beberapa tahun belakangan, Timnas Indonesia selalu memiliki pemain-pemain muda yang punya potensi untuk cemerlang di level senior. Sebut saja Bagus Kahfi dan Supriadi yang merupakan jebolan Timnas Indonesia U-16 asuhan Fakhri Husaini.

Kedua pemain tersebut tentu hingga saat ini tengah mencoba untuk bersaing dan mempersiapkan diri menuju level yang lebih sulit. Saat ini keduanya memang menjadi pemain muda kesayangan masing-masing klub, Bagus Kahfi yang menjadi milik Barito Putera tapi tengah berada di Inggris bersama Garuda Select, dan Supriadi yang sudah mendapatkan menit bermain bersama tim senior Persebaya.

Itu adalah contoh pemain-pemain yang kemungkinan dalam dua atau tiga tahun lagi akan bisa menjadi rising star di Timnas Inodnesia yang sesungguhnya, Tim Garuda yang tampil sebagai representasi utama bangsa dan negara Indonesia.

Dalam dua dekade terakhir, Timnas Indonesia selalu memiliki pemain-pemain yang sejak muda sudah memperlihatkan potensi besar. Bola.com mengulas enam pemain yang layak mendapatkan predikat rising star di Timnas Indonesia.

Video

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 7 halaman

Bambang Pamungkas

Bambang Pamungkas saat ini merupakan legenda hidup Timnas Indonesia. Ia merupakan pemain dengan jumlah penampilan terbanyak bersama Tim Garuda hingga sejauh ini, yaitu 86 pertandingan. Ia juga merupakan pencetak gol terbanyak nomor dua setelah Soetjipto Soentoro yang membela Timnas Indonesia pada 1965 hingga 1970.

Bambang Pamungkas memiliki perjalanan karier bersama Timnas Indonesia cukup panjang. Ia pertama kali bermain bersama Tim Garuda pada 1999, di mana saat itu ia baru berusia 19 tahun, hingga 2013.

Bambang Pamungkas terpanggil memperkuat Timnas Indonesia setelah tampil apik bersama Timnas Indonesia U-19 di Grup V Piala Asia U-19 1998. Ia mendapatkan debut bersama Timnas Indonesia senior saat menghadapi Lithuania pada 1999 dan mencetak satu gol.

Bambang Pamungkas menjadi rising star ketika memperkuat Timnas Indonesia di SEA Games 1999, di mana ia mencetak dua gol ke gawang Malaysia yang membantu Timnas Indonesia menang telak 6-0.

Pada tahun itu juga, pemain yang karib disapa Bepe itu bermain di Kualifikasi Piala Asia 2000 dan Kualifikasi Piala Dunia 2002 sebagai pemain muda yang luar biasa di ujung tombak Tim Garuda. Bepe mencetak empat gol dalam kualifikasi Piala Asia dan dua gol di kualifikasi Piala Dunia.

Setelah gagal memperkuat Timnas Indonesia di Piala Tiger 2000, Bepe ambil bagian dalam skuat Garuda di Piala Tiger 2002. Bepe yang saat itu berusia 22 tahun sukses menjadi pencetak gol terbanyak dalam gelaran tersebut dengan torehan 8 gol. Total Bepe mengemas 12 gol dalam sejarah Piala Tiger atau AFF, satu gol di belakang idolanya, Kurniawan Dwi Yulianto.

Sejak saat itu, Bambang Pamungkas selalu menjadi bagian Timnas Indonesia dan baru memutuskan gantung sepatu pada 2013. Dalam perjalanan kariernya bersama Timnas Indonesia, Bepe telah menjadi striker yang ditakuti lawan dan melegenda di level Asia Tenggara.

3 dari 7 halaman

Boaz Solossa

Boaz Solossa merupakan pemain kelahiran Sorong, Papua, yang luar biasa. Ia memulai kariernya di klub amatir, PS Yohan, pada 1999 hingga 2000. Boaz kemudian menjadi bagian dari tim sepak bola Papua di PON XVI yang dihelat di Palembang pada 2004.

Penampilan luar biasanya memmbawa Boaz Solossa menarik perhatian Peter Withe, pelatih Timnas Indonesia saat itu yang membawanya masuk dalam skuat Garuda di Piala Tiger 2004. Saat itu Boaz baru berusia 18 tahun.

Dalam usia yang begitu muda, Boaz Solossa harus bersaing dengan pemain seperti Kurniawan Dwi Yulianto dan Kurniawan Dwi Yulianto. Namun, adik dari Ortizan Solossa itu mampu memperlihatkan kualitasnya dan mencetak empat gol di Piala Tiger 2004.

Sayangnya, cedera parah yang dialaminya di pertandingan final saat menghadapi Singapura membuat Boaz Solossa harus terpinggirkan dari Timnas Indonesia cukup lama. Namun, sesekali Boaz ikut masuk skuat Garuda.

Boaz hingga kini masih aktif bermain, padahal usianya sudah menginjak 34 tahun. Namun, pemain yang tampil 11 pertandingan sepanjang 2016, termasuk di Piala AFF, Boaz mampu mengemas enam gol saat itu, tiga di antaranya terjadi di Piala AFF 2016.

4 dari 7 halaman

Irfan Bachdim

Pemain kelahiran Amsterdam, Belanda, ini rela datang jauh-jauh ke Indonesia untuk bisa membela Timnas Indonesia. Ketika baru tiba di Tanah Air, Irfan Bachdim mengikuti seleksi bersama Persija Jakarta dan Persib Bandung.

Kala itu Bachdim baru berusia 20 tahun. Namun, akhirnya Bachdim mendapatkan tempat di Persema Malang. Ia bermain maksimal untuk tim perserikatan asal Malang itu dan akhirnya terpilih masuk dalam Timnas Indonesia di Piala AFF 2010.

Bachdim yang kala itu berusia 22 tahun tampil cukup cemerlang. Ia mencetak dua gol untuk Timnas Indonesia yang berhasil melangkah hingga ke partai puncak. Sayang, Tim Garuda harus merasakan kembali predikat runner-up untuk keempat kaliya dalam sepanjang sejarah Piala Tiger/AFF itu.

Sejak saat itu, Bachdim menjadi seorang icon Timnas Indonesia. Masih muda dan memiliki penampilan yang menarik membuat Irfan memiliki banyak penggemar. Ia pun terus menjadi andalan Timnas Indonesia hingga kini sudah bermain dalam 39 pertandingan dan mencetak 12 gol.

Gol terakhirnya tercipta dalam Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia, 15 Oktober 2019. Kala itu, Timnas Indonesia bermain menghadapi Vietnam di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, stadion yang cukup familiar dengan Irfan Bachdim yang bermain bersama Bali United. Sayang Tim Garuda kalah 1-3 dalam pertandingan tersebut.

 

5 dari 7 halaman

Andik Vermansah

Andik Vermansah merupakan pemain bertubuh mungil yang mengundang perhatian dari berbagai belahan bumi pada awal kemunculannya. Banyak yang menyebut Andik merupakan Lionel Messi dari Indonesia saat itu karena tubuhnya yang mungil ditopang kecepatan lari yang tinggi dan dribel bola yang menawan.

Andik Vermansah merupakan bagian penting Timnas Indonesia U-23 saat meraih medali perak di bawah asuhan Rahmad Darmawan pada 2011 dan 2013. Namun, ia mendapatkan kesempatan untuk membela Timnas Indonesia senior pada Piala AFF 2012, di mana saat itu usianya barus 21 tahun.

Kala itu, Andik mencetak sebuah gol indah ke gawang Singapura di babak penyisihan grup. Sebuah tembakan dari situasi set-piece dari jarak jauh membuat bola mengalir deras ke sudut atas tiang jauh gawang Singapura dan berbuah gol manis yang tidak akan pernah dilupakannya.

Andik Vermansah juga merupakan bagian penting Timnas Indonesia di Piala AFF 2016. Pemain yang kala itu memperkuat Selangor FA di Malaysia, menjadi andalan Alfred Riedl di sisi sayap.

Andik menjadi bagian penting keberhasilan Timnas Indonesia melangkah hingga ke final. Sayang, pada pertandingan leg pertama final yang digelar di Stadion Pakansari, Andik mengalami cedera yang mengharuskannya ditandu keluar, tidak bisa berjalan, dan harus absen di laga leg kedua di Bangkok.

Akhirnya Andik harus menelan pil pahit karena gagal membawa Timnas Indonesia untuk juara. Tim Garuda justru untuk kelima kalinya kembali meraih prestasi sebagai runner-up.

6 dari 7 halaman

Evan Dimas

Seperti halnya Bagus Kahfi dan Supriadi yang dijelaskan di halaman paling atas, Evan Dimas merupakan produk sukses pembinaan sepak bola usia muda. Evan Dimas menjadi kapten Timnas Indonesia U-19 pada 2013 dan berhasil meraih gelar juara Piala AFF U-19 pada saat itu.

Peran penting Evan Dimas di lini tengah tim asuhan Indra Sjafri itu membuat Alfred Riedl yang menangani Timnas Indonesia memanggil Evan dan memasukkannya dalam skuat Garuda untuk Piala AFF 2014.

Saat itu, Evan Dimas baru berusia 19 tahun. Evan langsung mendapatkan debut dalam laga persahabatan tidak resmi menghadapi Timor Leste yang menjadi persiapan akhir menuju Piala AFF 2014. Evan mencetak gol saat itu dan Alfred Riedl kian yakin dengan pilihannya itu.

Namun, Evan Dimas tak langsung mendapatkan kesempatan ketika tampil di Piala AFF 2014. Ia baru bermain di laga terakhir fase grup setelah Timnas Indonesia dipastikan tidak bisa lolos ke semifinal. Evan Dimas yang tampil dalam laga tersebut langsung mencetak gol dan menorehkan gol debutnya di sebuah laga internasional.

Semenjak saat itu, Evan Dimas menjadi andalan lini tengah Timnas Indonesia. Ia mengemas delapan penampilan bersama Tim Garuda pada 2016, termasuk di Piala AFF. Ia selalu tampil dalam setiap pertandingan Timnas Indonesia asuhan Luis Milla, di mana yang terbanyak adalah berstatus sebagai Timnas Indonesia U-22 yang juga tampil di SEA Games 2017.

Evan Dimas juga merupakan pemain yang berhasil menembus skuat Garuda Muda untuk Asian Games 2018 dan berlanjut dengan kembali ke tim senior untuk Piala AFF 2018. Sejauh ini, Evan Dimas telah bermain sebanyak 22 kali dalam laga resmi internasional yang diakui FIFA. Ia telah mencetak empat gol dalam pertandingan itu.

7 dari 7 halaman

Febri Hariyadi

Febri Hariyadi merupakan jebolan diklat Persib Bandung Ia sudah mendapatkan kesempatan untuk bergabung bersama tim senior Persib sejak 2015 dalam sejumlah turnamen pengisi kompetisi yang dihentikan FIFA.

Setelah itu, nama Febri Hariyadi berkibar setelah tampil bagus di TSC 2016 dan Liga 1 2017 pada usia 20 dan 21 tahun. Penampilan bagus di Liga 1 2017 membuat pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla, begitu bersemangat untuk bisa memiliki Febri dalam timnya.

Febri pun mulai mendapatkan lampu sorot untuk aksi-aksi luar biasa yang dipersembahkan bersama Tim Garuda. Ia juga menjadi bintang dalam pertandingan yang dijalani Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2017, di mana sebuah gol jarak jauh juga dicetaknya ke gawang Kamboja dalam pesta olahraga tersebut.

Febri Hariyadi kemudian juga menjadi pemain penting Timnas Indonesia di Asian Games 2018 dan Timnas Indonesia di Piala AFF 2018. Ia juga selalu mendapatkan kepercayaan ketika Simon McMenemy datang menjadi pelatih kepala Timnas Indonesia pada 2019.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer