Bola.com, Solo - Klub Arseto Solo sudah dibubarkan pada 1998. Namun jangan salah, tim ini masih aktif menggelar reuni lintas generasi, untuk menjaga kekompakan dan tali silaturahmi.
Reuni yang dilakukan Arseto Solo rutin dilakukan, bahkan setiap tahun selalu berkumpul. Seperti yang kembali dilakukan oleh keluarga besar pemain Arseto Solo dalam laga amal di lapangan desa Wonorejo, Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Jumat (14/8/2020).
Baca Juga
Drama Timnas Indonesia dalam Sejarah Piala AFF: Juara Tanpa Mahkota, Sang Spesialis Runner-up
5 Wonderkid yang Mungkin Jadi Rebutan Klub-Klub Eropa pada Bursa Transfer Januari 2025, Termasuk Marselino Ferdinan?
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia
Advertisement
Nama-nama pemain masih begitu setia ikut reuni bersama tim yang tim milik Sigit Harjoyudanto, putera presiden kedua Indonesia, Soeharto. I Komang Putra, Untung Sudrajat, Aris Budi Sulistyo, Agung Setyabudi, Charles Putiray, hingga Nasrul Kotto hadir memeriahkan reuni kali ini.
Kekompakan mereka tetap terjaga di dalam lapangan. Meski para pemainnya telah berumur, kemampuan olah bola dan ketahanan fisik masih terjaga dengan baik. Seperti Charles Putiray yang masih gesit sebagai pemain sayap kiri.
Agung Setyabudi dan Aris Budi Sulistyo juga masih piawai menjaga pertahanan meski tubuh telah membesar. Begitu juga dengan I Komang Putra yang refleksnya masih tangkas menghalau bola lawan.
Sementara naluri striker Nasrul Kotto juga masih terjaga layaknya aktif bermain di era 90-an silam. Reuni Arseto kali ini memang tidak selengkap kegiatan serupa sebelumnya.
Rochi Putiray, Bonggo Pribadi, Sudirman, Miro Baldo Bento, atau Joao Bosco Cabral berhalangan hadir dalam kesempatan kali ini. Nasrul Kotto menuturkan tali silaturahmi antarmantan pemain Arseto dapat terjaga dengan baik, tidak termakan oleh zaman.
"Sebenarnya ini belum semua bergabung dalam reuni, karena sebagian besar memang domisili di Surakarta dan sekitarnya. Kalau semua bisa datang pasti semakin seru," tutur Nasrul Kotto saat ditemui Bola.com.Â
"Ya inilah keluarga Arseto Solo yang selalu kompak dan menjaga tali silaturahmi. Hanya kumpulnya kurang konsisten. Artinya setelah reuni seperti ini, kemudian tidak terkoordinir untuk ketemu lagi," bebernya.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Reuni Akbar Galatama
Hal senada diungkapkan oleh Charles Putiray. Adik dari Rochi Putiray ini mengaku rela datang dari Lamongan untuk bisa bernostalgia kembali beramaa teman-temannya saat di Arseto. Banyak kenangan yang ia dapatkan bersama Arseto membuatnya juga sulit melupakan tim ini.
"Pertimbangan saya ya tetap menjaga silaturahmi. Ini baru keluarga besar Arseto yang ada di Solo, biar nggak vakum saja. Nanti ada kegiatan lagi, pemain lain bisa ikut bergabung," kata Charles.
"Di Arseto, pemain senior selalu membimbing memberikan motivasi. Saya beruntung pernah main di Arseto dan mendapat banyak pelajaran berharga," bebernya.
Nasrul Kotto yang merupakan striker Timnas di SEA Games Manila 1991, kembali berharap adanya reuni akbar antar tim Galatama. Kegiatan seperti itu tiga tahun lalu pernah digelar di Kota Solo.
Pada 2017, para pemain lintas Arseto mendapat tantangan dari sesama tim Galatama yakni Warna Agung di Solo. Warna Agung merupakan tim juara Galatama edisi pertama tahun 1979, sementara Arseto merupakan kampiun Galatama 1992.
Saat itu Arseto tampil cukup lengkap dengan diperkuat para pemain terbaiknya termasuk Sudirman, Bambang Nurdiansyah, dan Ricky Yakobi. Sementara Warna Agung ikut diperkuat Rully Nere dan Widodo C. Putro. Laga saat itu berkedudukan akhir 3-3.
"Ya semoga di lain kesempatan ada reuni akbar lagi dengan sesama tim Galatama. Paling tidak tetap menjaga silaturahmi dari para mantan pesepak bola di era dulu," jelas Nasrul Kotto.
Advertisement