Bola.com, Jakarta - Kompetisi sepak bola Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan signifikan. Hal itu membuat peta persaingan semakin sulit sehingga banyak klub yang dahulunya penguasa perlahan tenggelam.
Sepak bola Indonesia telah mengalami beberapa transformasi sejak era Perserikatan, Galatama, Liga Indonesia, Liga Super Indonesia, hingga sekarang bernama Liga 1. Sejumlah perubahan pun diadaptasi demi mengikuti perkembangan zaman.
Baca Juga
Sempat Diragukan, Lalu Bisa Kandaskan Arab Saudi: Yuk Bedah Taktik Timnas Indonesia, Kuncinya Perubahan Lini Depan
Justin Hubner Jadi Biang Kerok Timnas Indonesia Vs Arab Saudi: The Real Preman, Langganan Kartu!
3 Striker Keturunan yang Diincar Timnas Indonesia untuk R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026: Ole Romeny Sudah, Selanjutnya Bang Depok?
Advertisement
Ketika itu, dalam sebuah kompetisi elite tim di Indonesia bisa dibagi menjadi dua wilayah yakni Barat dan Timur. Format ini tentu sangat menguntungkan karena memuat banyak klub untuk tampil di kompetisi teratas.
Kemudian kompetisi diperkecil menjadi hanya memuat 18 tim pada saat era Liga Super Indonesia. Namun, Liga Super Indonesia juga sempat kembali ke format wilayah pada 2014.
Pada era Liga 1, kompetisi kembali ke format 18 tim. Hal inilah yang membuat peta persaingan untuk tampil di kasta tertinggi makin sulit.
Klub-klub dengan sejarah panjang di Indonesia banyak yang kalah bersaing. Cara paling instan adalah dengan menjadi klub hasil merger demi mendapatkan slot tampil di kompetisi elite.
Lantas, siapa saja klub besar yang tergerus zaman hingga tak punya daya saing? Berikut ini lima klub dengan sejarah panjang di Indonesia yang kerepotan untuk kembali ke kompetisi elite Indonesia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
PSIM Yogyakarta
PSIM Yogyakarta memiliki sejarah panjang di sepak bola Indonesia. Klub berjulukan Laskar Mataram itu ada sejak era perserikatan.
PSIM Yogyakarta berhasil meraih satu gelar Perserikatan dan menyabet empat kali runner-up. Namun, gaung PSIM Yogyakarta justru tak terdengar di kompetisi modern.
Terakhir kali PSIM Yogyakarta tampil di kompetisi teratas Indonesia adalah pada Liga Super Indonesia 2006. Ketika itu, PSIM Yogyakarta harus terdegradasi karena mundur setelah musibah gempa bumi yang melanda DIY.
Advertisement
Mitra Kukar
Mitra Kukar mulai menggebrak kompetisi Indonesia setelah tampil di kasta elite pada Liga Super Indonesia 2013. Ketika itu, klub asal Kutai Kertanegara itu berhasil mendatangkan pemain-pemain elite untuk bisa bersaing.
Sejak saat itu, pencapaian terbaik Mitra Kukar terjadi pada Liga Super 2014, yakni mencapai babak kedua. Ketika itu, Mitra Kukar diperkuat Herman Dzumafo, Raphael Maitimo, hingga Zulham Zamrun.
Namun, pada Liga 1 2018, Mitra Kukar harus turun kasta ke Liga 2 karena kalah bersaing. Sampai saat ini, klub berjulukan Naga Mekes belum lagi mampu kembali ke kompetisi elite.
Sriwijaya FC
Sriwijaya FC pernah menjadi klub yang disegani di Indonesia. Klub berjulukan Laskar Wong Kito itu tercatat sudah mengoleksi dua gelar liga dan tiga gelar Piala Indonesia.
Kesuksesan itu membuat Sriwijaya FC mendapatkan keuntungan untuk bisa mencicipi kompetisi Asia dengan tampil di Liga Champions Asia hingga Piala AFC.
Sayangnya, keganasan Sriwijaya FC tak lagi terdengar dalam beberapa tahun terakhir. Sriwijaya FC saat ini masih berusaha untuk kembali ke Liga 1 setelah turun kasta pada 2018.
Advertisement
PSMS Medan
PSMS Medan merupakan klub sepak bola yang memiliki sejarah panjang di Indonesia. Klub ini sudah berdiri sejak 1907 dan menjadi raksasa di era perserikatan.
Ketika itu, PSMS dikenal sebagai klub elite yang tak bisa dipandang sebelah mata. Lima gelar Perserikatan dan tiga kali runner-up sudah cukup menggambarkan kualitas dari PSMS.
Sayangnya, kesuksesan PSMS tak lagi terdengar sampai saat ini. Bahkan, PSMS saat ini tak mampu tampil di kompetisi teratas setelah turun kasta pada 2018.
Semen Padang
Semen Padang terdegradasi pada Liga 1 2019. Ini menjadi edisi kedua yang dialami klub berjuluk Kabau Sirah dalam tiga musim terakhir setelah edisi 2017.
Semen Padang selalu mampu kembali ke kasta tertinggi dalam waktu yang relatif singkat. Namun, sesingkat itu pula mereka harus kembali turun kasta.
Klub kebanggaan masyarakat Sumatra Barat itu punya sejarah panjang di kompetisi Indonesia. Bahkan, Semen Padang sempat menjadi juara di Liga Primer Indonesia 2011-2012.
Advertisement