Sukses


Kisah Mendiang Henk Wullems: Drama Adu Penalti Gagalkan Impian Timnas Indonesia Raih Emas SEA Games 1997

Bola.com, Jakarta - Sepak bola Indonesia berduka. Henk Wullems, pelatih asal Belanda yang pernah menangani Timnas Indonesia, tutup usia.

Selain memoles Timnas Indonesia, Henk Wullems juga pernah melatih Bandung Raya pada 1995-1996, PSM Makassar pada 1999-2000, Arema pada 2002-2003, dan Persegi Gianyar pada 2007-2008.

Setelah mengantar Bandung Raya menjuarai Liga Indonesia pada 1995/1996, Wullems didapuk sebagai pelatih Timnas Indonesia untuk SEA Games 1997.

Bermodalkan skuat yang mumpuni semodel Fakhri Husaini, Aji Santoso, dan Uston Nawawi, Wullems membawa Timnas Indonesia lolos ke final SEA Games 1997 untuk menghadapi Thailand.

Pada 18 Oktober 1997 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Timnas Indonesia terlibat pertarungan sengit dengan Thailand. Keduanya memang sedang menjadi raja Asia Tenggara pada era itu.

Timnas Indonesia dan Thailand lolos ke semifinal dengan status juara grup tanpa menelan kekalahan. Armada Henk Wullems menjadi tim yang paling produktif dengan mencetak 13 gol.

Video

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Ditentukan Melalui Babak Tos-tosan

Pertarungan edisi 1997 hampir mirip dengan 1991. Kedua tim bermain imbang 1-1 hingga 120 menit. Pada edisi kali ini, Timnas Indonesia tertunduk lesu setelah kalah lewat adu penalti.

Dua eksekusi penalti dari Ronny Wabia dan Uston Nawawi yang melambung tipis di atas mistar, membuat Timnas Indonesia harus rela menyerahkan medali emas kepada Thailand yang menang 3-5.

Pada babak final, SUGBK dipenuhi 110 ribu saksi mata. Penonton bertindak brutal dengan melempar aneka benda dan membakar bangku kayu pada saat jeda. Akibat kerusuhan ini, pertandingan babak kedua sempat terhenti selama satu jam.

Seperti dilaporkan Harian Kompas edisi 19 Oktober 1997, setelah kalah lewat adu penalti, Ronny Wabia menangis. Dia juga dipapah rekan-rekannya karena tak sanggup berjalan keluar lapangan. Wullems mencoba menghibur anak buahnya.

Henk Wullems mengakui Timnas Indonesia tak mempersiapkan diri menghadapi babak adu penalti. "Lagi pula, dalam adu tendangan penalti, faktor yang paling penting adalah mental dan kesiapan pemain untuk mengeksekusi. Kalau mereka bagus dalam latihan, tetapi tidak siap, hal itu juga tidak mungkin," ujar Henk Wullems.

3 dari 4 halaman

Drama Adu Penalti

Henk Wullems juga menceritakan, dalam penunjukan lima eksekutor penalti, ia hanya memilih pemain-pemain yang siap. Ketika ditanya, hanya empat pemain yang bersedia menjadi algojo, yakni, Aji Santoso, Fakhri Husaini, Ronny Wabia, dan Ansyari Lubis. Uston Nawawi belum sempat ditanya namun menyatakan siap.

Menurut Wullems pemain Indonesia memikul beban yang berat untuk menjadi pemenang. Apalagi, pada SEA Games ke-19 itu, Kontingen Indonesia menjadi juara umum. Publik merasa status juara tak lengkap tanpa medali emas di cabang olahraga sepak bola.

"Saat bertemu Thailand di final kami masih merasa yakin dapat menang, apalagi perjalanan dari babak penyisihan mulus. Tapi, mungkin Thailand bisa membaca permainan kami dan mereka bermain dengan pola bertahan sampai akhirnya adu penalti dan kami kalah," kenang bek Robby Darwis kepada Bola.com.

4 dari 4 halaman

Data dan Fakta SEA Games 1997

Babak penyisihan Grup A:

  • Timnas Indonesia Vs Laos 5-2
  • Timnas Indonesia Vs Vietnam 2-2
  • Timnas Indonesia Vs Malaysia 4-0
  • Timnas Indonesia Vs Filipina 2-0

Semifinal:

  • Timnas Indonesia Vs Singapura 2-1

Final:

  • Thailand Vs Timnas Indonesia 4-2 (1-1)

Komposisi pemain Timnas Indonesia: Kurnia Sandi; Anang Maruf/Uston Nawawi, Aji Santoso, Khairil Anwar, Nuralim/Aples Tecuari, Sugiantoro, Ansyari Lubis, Bima Sakti,Fachri Husaini, Widodo C. Putra/Ronny Wabia, Kurniawan Dwi Yulianto.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer