Bola.com, Jakarta - Striker Persikabo, Silvio Escobar bisa jadi contoh buat pemain asing yang berkeinginan kuat menyandang status warga negara Indonesia.
Sejak pertama kali berkiprah di kompetisi tanah air bersama Persepam Madura United, ia langsung jatuh hati dengan alam dan budaya Indonesia. Sebelum menikahi wanita asal Betawi, Merry Marsita pada 2015, penyerang asal Paraguay ini terlebih dulu menjadi mualaf.
Baca Juga
Media Vietnam Singgung Absennya Rafael Struick Jadi Kabar Buruk bagi Timnas Indonesia di Piala AFF 2024
TC Timnas Indonesia di Bali untuk Piala AFF 2024 Diundur Setelah Pilkada, Dimulai 28 November 2024
Media Vietnam Sebut 3 Pemain Diaspora Bisa Jadi Kekuatan Utama Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, Siapa Saja?
Advertisement
Dalam channel YouTube Hamka Story 23, Escobar menceritakan proses dan perjalanan panjangnya di Indonesia. Ketika berseragam Persepam Madura United, ia sengaja memilih tinggal di mes pemain.
Padahal, layaknya pemain asing, Escobar mendapatkan fasilitas rumah kontrakan. Alasan utamanya adalah, ia ingin menguasai bahasa Indonesia dengan cepat.
"Saya juga tidak mengerti bahasa Inggris. Jadi kemana-mana saya mengantongi buku saku terjemahan Spanyol-Indonesia. Teman-teman di Persepam juga banyak membantu saya. Alhamdulillah, tiga bulan kemudian saya sudah lancar berbahasa Indonesia," kenang Escobar.
Ia pun mengungkapkan dirinya dibantu keluarga istrinya mengurus diri status menjadi warganegara Indonesia (WNI) tanpa bantuan klub.
Seperti diketahui, Escobar resmi menyandang status WNI pada akhir tahun lalu. Ia pun menjadi pemain lokal di Persikabo di Liga 1 2020.
Bagi Silvio Escobar, Indonesia adalah pilihan sekaligus pertaruhan hidupnya. Apalagi, sebelum ke Indonesia, ia hanya membela klub semenjana di Paraguay.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kenangan di Perseru
Sejatinya, sebelum ke Persepam, Silvio Escobar menjalani trial bersama Mitra Kukar yang melalukan uji coba di Spanyol pada akhir November 2013.
Di negeri Matador, bersama Mitra Kukar, Escobar menjajal Atletico Madrid, Sevilla, Espanyol dan Barcelona.
"Tapi, saya tidak jadi bermain di Mitra Kukar. Oleh agen, saya dimasukkan ke Persepam," kata Escobar.
Selepas dari Persepam, Escobar sempat berstatus pemain PSM, Bali United, Perseru Serui, Persija Jakarta,PSIS dan pada musim 2020, ia berseragam PS Persikabo Bogor.
Di antara klub yang disebut, Escobar mengaku menyimpan banyak kenangan membela Perseru yang bermarkas di Stadion Marora, Serui. Di klub Papua itu, Escobar mengaku jadi titik balik kariernya di Indonesia. Meski berstatus klub kecil, Escobar mengaku nyaman membela Perseru.
"Suasana tim sangat kondusif. Seluruh elemen tim sangat mendukung apa pun hasil pertandinan yang kami raih. Andai Perseru tidak dijual saya tetap bermain di klub itu," kata Escobar.
Seperti diketahui, Perseru sudah berganti nama menjadi Badak Lampung jelang musim 2019.
Advertisement
Impian Membela Timnas Indonesia
Â
Kecintaan Escobar terhadap sepak bola Indonesia tidak bisa diragukan lagi. Ia menandainya dengan mengoleksi puluhan jersey klub Indonesia.
Selain jersey klub yang dibelanya, ia melengkapi koleksi dengan bertukar seragam dengan pemain tim lain. Malah, Escobar tak segan untuk membeli. Termasuk seragam timnas Indonesia.
"Setelah bersatus WNI, saya menyimpan impian membela timnas Indonesia. Tentu tak mudah. Saya harus menunjukkan kerja keras untuk membawa klub berprestasi," tutur Escobar.
Pada kesempatan itu, Escobar juga menjawab pertanyaan mendasar sepak bola Paraguay dengan Indonesia. Menurut Escobar, di Paraguay, seluruh klub memiliki akademi yang membina pemain sejak usia 8 tahun.
"Pada usia 14-16, pemain yang dianggap menonjol mulai diikutkan berlatih dengan tim senior untuk mendapatkan pengalaman. Dari situ, pemain tersebut membuka peluang mendapatkan kontrak profesional," terang Escobar.