Bola.com, Jakarta - PSSI diminta untuk tidak neko neko dengan rencana menaturalisasi lima pemain muda dari Brasil seperti yang ramai dibicarakan publik sepak bola Tanah Air saat ini. Hal itu disampaikan pengamat sepak bola, Kesit Budi Handoyo.
Menurut Kesit, ketimbang menaturalisasi pemain, PSSI lebih baik fokus terhadap pembinaan usia muda yang saat ini belum berjalan dengan baik.
Baca Juga
Kepada Media Italia, Erick Thohir Berjanji Akan Terus Menaturalisasi Pemain Sambil Pembinaan Pemain Muda
Gelandang Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Akan Sangat Indah jika Bisa Melawan Belanda dan Tijjani di Piala Dunia 2026
Erick Thohir soal Kemungkinan Emil Audero Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia: Jika Dia Percaya Proyek Ini, Kita Bisa Bicara Lebih Lanjut
Advertisement
Publik sepak bola Tanah Air saat ini sedang ramai membicarakan kedatangan lima pemain muda dari Brasil yang diisukan masuk program naturalisasi untuk Timnas Indonesia U-19 yang akan tampil di Piala Dunia U-20 2021.
Kelima pemain tersebut adalah Thiago Apolinario, Maike Henrique Irine de Lima (Persija Jakarta), Pedro Bartoli Jardim, Hugo Guilherme Correa Grillo (Arema FC) dan Rober Junior Rodrigues Santos (Madura United).
Publik sepak bola di Indonesia ramai membicarakan kelima pemain itu setelah datang bersamaan dan berlatih di tiga klub tersebut.
Topik kelima pemain dari Brasil itu semakin panas bergulir dan berujung kecurigaan publik, bahwa PSSI akan menaturalisasi mereka. Apalagi, secara bersamaan Pelatih Persija, Sergio Farias, menyebut kehadiran dua pemain di timnya merupakan program dari PSSI.
"PSSI tidak usah neko neko. Lebih baik fokus kepada pembinaan dan perbaikan sistem kompetisi. Saat ini kemampuan Timnas Indonesia memang belum sesuai harapan, tapi tidak harus mengatrolnya dengan menyisipkan pemain-pemain yang dinaturalisasi," kata Kesit B Handoyo kepada Bola.com, Senin (24/8/2020).
"Program shortcut naturalisasi yang dibuat PSSI sebaiknya tidak usah diteruskan. Apalagi naturalisasi pemain dilakukan hanya untuk mengejar ambisi agar Timnas Indonesia bisa bersaing di event internasional seperti Piala Dunia U-20 tahun depan," tambahnya.
Bukan hanya itu, kata Kesit info yang yang menyebutkan bahwa PSSI tengah menyiapkan naturalisasi terhadap lima pemain muda asal Brasil tersebut menurutnya merupakan sesuatu yang aneh. Kesit heran bagaimana mungkin tiba-tiba lima pemain Brasil itu mau dijadikan WNI sementara asal-usul mereka tidak jelas.
"Kalau PSSI nekat menaturalisasi kelima pemain Brasil yang katanya akan dititipkan di sejumlah klub Liga 1, jelas ini merupakan sebuah blunder besar. Untuk bisa menjadi seorang WNI itu tidak gampang. Prosesnya panjang dan berbelit," ungkapnya.
"Kalau ujug-ujug pemain-pemain muda Brasil itu mau dijadikan WNI agar bisa bermain di Timnas Indonesia, memang mereka itu siapa? Apa yang sudah mereka berikan buat bangsa ini? Darah Indonesia pun tidak mengalir di tubuh mereka, kok tahu-tahu dapat privilege untuk jadi WNI," Kesit kembali menambahkan.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
PSSI Tidak Percaya Diri?
Lebih lanjut, pria yang sering menjadi komentator pertandingan sepak bola internasional di beberapa stasiun televisi nasional ini mengatakan naturalisasi pemain memperlihatkan rasa tidak percaya diri para pengurus PSSI. Seharusnya, PSSI percaya kepada proses alamiah untuk membentuk tim nasional yang hebat, yang harus diawali oleh sistem pembinaan yang baik dan terprogram.
"Bukan dengan cara naturalisasi pemain yang tidak jelas asal usulnya. Naturalisasi boleh saja dilakukan sepanjang pemain yang mendapatkan keistimewaan itu memang punya darah Indonesia dan punya keinginan kuat menjadi pemain sepak bola di sini," ungkapnya.
Menurut Kesit, jika PSSI tetap memaksakan dan melanjutkan proses naturalisasi kelima pemain Brasil itu seperti yang menjadi kecurigaan publik, maka secara tidak langsung PSSI mempertontonkan perilaku yang tidak mendidik bagi insan sepak bola di Tanah Air.
"Jelas ini sangat tidak mendidik dan hanya akan membuat pemain-pemain muda Indonesia menjadi patah arang karena federasi sepak bolanya lebih senang produk instan ketimbang menunggu hasil dari sebuah proses pembinaan. Semoga PSSI segera sadar," Kesit B Handoyo mengakhiri pembicaraan.
Advertisement