Bola.com, Makassar - Robert Alberts termasuk di antara enam pelatih asing yang pernah membawa klubnya juara Liga Indonesia. Pria berpaspor Belanda ini jadi pelatih ketika Arema Indonesia meraih trofi juara Liga Super Indonesia 2009-2010.
Namun, Robert pula yang dua kali membuat PSM Makassar patah hati. Dimana ia meninggalkan tim saat Juku Eja dan suporternya sangat membutuhkannya.
Baca Juga
Advertisement
Periode pertama Robert bersama PSM terjadi pada musim 2010-2011. Ketua Umum PSM yang juga Walikota Makassar, Ilham Arif Sirajuddin mendatangkannya dari Arema dengan tujuan mengembalikan pamor Juku Eja yang sempat terpuruk pada musim sebelumnya. Manajemen PSM pun memberikan wewenang penuh ke Robert untuk meramu kekuatan tim.
Empat pemain asing yang dipercaya Robert yakni Goran Subara, Srećko Mitrović (Australia), Marwan Sayedeh (Suriah) dan Anoure Obiora (Nigeria) mampu berkolaborasi apik dengan pemain lokal Makassar seperti Andi Oddang, Diva Tarkas dan M. Rahmat.
Hasilnya, Juku Eja menggebrak diawal musim dengan bertengger di papan atas klasemen sementara. Euforia suporter PSM kembali terlihat saat tim kesayangannya berlaga. Terutama saat menjamu lawan di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin.
Sayang, kondisi ini tak berlangsung lama. Manajemen PSM memutuskan keluar dari LSI 2010-2011 dan beralih menjadi peserta Liga Primer Indonesia (LPI). Dengan alasan status LPI adalah breakaway league, Robert meninggalkan PSM yang sudah terlanjur memujanya.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kembali ke PSM pada 2016
Robert kembali ke PSM pada 2016 menggantikan peran Luciano Leandro di ajang Torabika Soccer Championship. PSM yang dimiliki sepenuhnya oleh Bosowa Grup menyerahkan sepenuhnya urusan tim ke Robert. Terutama pada pemilihan pemain.
Manajemen PSM tak masalah ketika Robert melepas pemain yang ia datangkan sendiri karena dinilai tak memberikan kontribusi buat PSM.Yang paling menonjol adalah kebiasan Robert menganti striker asing pada setiap putaran Liga 1.
Pada musim 2017, Robert memakai jasa Reinaldo Elias (Australia) pada putaran pertama dan menggantinya dengan Pavel Purishkin (Uzbekistan).
Musim berikutnya, giliran Bruce Djite (Australia) harus merelakan tempatnya kepada Alessandro Ferreira Leonardo (Hongkong) pada putaran kedua Liga 1 2018.Pencapaian Robert pada dua musim Liga 1 terbilang lumayan. Pada 2017, PSM bertengger di peringkat tiga klasemen akhir.
Musim berikutnya, hasil PSM lebih baik. Mereka kalah satu poin dari sang juara, Persija Jakarta yang mengoleksi 62 angka. Manajemen dan suporter PSM kian yakin Robert mampu memupus dahaga juara Juku Eja pada musim berikutnya.
Usai musim 2018, manejemen PSM pun memberikan kewenangan penuh kepada Robert mendatangkan pemain baru untuk meningkat performa tim. Termasuk dua pemain asing, Aaron Evans (Australia) dan Eero Markkanen (Finlandia).
Namun, jelang persiapan tim menghadapi Liga 1 2019, Robert tiba-tiba mengajukan pengunduran diri dari tim dengan alasan sakit. Seperti diketahui, Robert belakangan menerima tawaran manajemen Persib Bandung.
Advertisement
Piawai Memanfaatkan Media Sosial
Selama menangani PSM, Robert memang mampu membangkitkan euforia suporter Juku Eja. Pada setiap kandang PSM, Stadion Andi Mattalatta selalu terisi penuh.
Robert pun pandai mengambil hati para suporter baik lewat media sosial atau membuat agenda pertemuan dengan suporter disela-sela kesibukannya menangani tim.
Staf pelatih PSM, Herman Kadiaman kepada Bola.com mengungkapkan dalam menangani tim, Robert dikenal sangat disiplin dan detail mempersiapkan program.
"Meski begitu, Robert adalah sosok yang baik dan tidak kaku. Ia juga kerap melontaran candaan ke staf pelatih dan pemain," terang Herman.