Bola.com, Jakarta - Wolfgang Pikal adalah teman setia Alfred Riedl hingga akhir hayatnya. Dia menjadi orang pertama yang mengabarkan meninggalnya pelatih asal Austria itu di Indonesia. Kini, Pikal kehilangan pria yang dianggapnya sebagai guru itu untuk selama-lamanya.
Pikal mulai dekat dengan Alfred Riedl ketika pria kelahiran 2 November 1949 itu menangani klub Vietnam, Haiphong FC pada 2008.
Baca Juga
Pengakuan Pelatih Filipina, Beruntung Bisa Lolos ke Semifinal Piala AFF 2024 usai Mempermalukan Timnas Indonesia
Anak Baru di Timnas Indonesia Minta Maaf Gagal Lolos ke Semifinal Piala AFF 2024: Ini Bukan Hasil yang Kami Inginkan
Debut dan Langsung Cetak 2 Gol untuk Vietnam di Piala AFF 2024, Rafaelson: Laga yang Tak Terlupakan
Advertisement
Mulai dari situ, Pikal hampir selalu menemani ke mana pun Alfred Riedl melatih. Dia dipercaya menjadi tangan kanan sang pelatih di Timnas Indonesia dalam tiga periode yaitu 2010-2011, 2014, dan 2016.
Terakhir, Pikal mengasisteni Alfred Riedl di Persebaya Surabaya pada 2019. Belakangan, kontrak sang pelatih dibatalkan oleh klub akibat kondisi kesehatannya yang memburuk. Karena itu, Pikal sempat dinaikkan sebagai pelatih kepala sebelum mengundurkan diri hanya sebulan setelah melatih.
"Pertama, saya bertemu coach Alfred Riedl di Vietnam dan bekerja sama dengannya di Haiphong FC. Lalu saya bersama dia lagi di Timnas Indonesia pada 2010-2011, 2014, dan 2016. Terakhir, saya menjadi asistennya di Persebaya pada 2019," ujar Pikal kepada Bola.com, Jumat (8/9/2020).
"Dia sangat terbuka atas masukan dari staf dan ilmu serta pengalamannya selama 30 tahun di sepak bola sangat luar biasa. Coach Alfred Riedl adalah manusia hebat dan pelatih yang hebat. Tenang dalam damai, coach Alfred Riedl," tutur Pikal.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Guru, Mentor, dan Sahabat
Bagi Pikal, Alfred Riedl bukanlah sebatas atasannya. Pria yang telah menekuni dunia kepelatihan sejak 1989 ini telah dianggapnya sebagai guru, mentor sekaligus sahabat.
Pikal juga memiliki kedekatan emosional dengan Alfred Riedl, karena sama-sama lahir di Wina, Austria.
"Pada usia ke-70 tahun, coach Alfred Riedl tutup usia. Dia adalah mentor saya. Terima kasih untuk pertemanan, ilmu, pengetahuan, dan pengalaman yang kamu bagikan kepada saya. Coach Alfred Riedl pelatih yang disiplin, lurus, jujur, dan kadang juga lucu," terang Pikal.
Advertisement