Bola.com, Makassar - Sosok mendiang Alfred Riedl sangat kental di Timnas Indonesia. Ia pernah menangani skuat Garuda dalam tiga periode berbeda yakni 2010-2011, 2013-2014, dan 2016-2017 dengan pencapaian dua kali runner-up Piala AFF (2010 dan 2016).
Sukses inilah yang membuat manajemen PSM Makassar yang sudah menjadi milik Bosowa Grup tertarik memakai jasanya untuk menghadapi persaingan di Liga QNB 2015.
Baca Juga
Semangat Membara Bang Jay Idzes Menyambut Lanjutan R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Maret 2025!
Marselino Ferdinan dan 3 Pemain Diaspora Timnas Indonesia yang Main Kinclong saat Taklukkan Arab Saudi: Petarung Tangguh
Pelatih Bahrain Mulai Ketar-ketir Jelang Lawan Timnas Indonesia: Sangat Sulit, Mental Harus Disiapkan!
Advertisement
Proses negosiasi antara manajemen PSM dengan Riedl terbilang lancar. PSM yang butuh pelatih berpengalaman untuk bersaing di Liga QNB 2015 sejalan keinginan Riedl untuk melatih klub Indonesia.Pada 10 Januari, Riedl dan manajemen PSM sepakat bekerjasama.
Juku Eja pun jadi klub pertama di Indonesia yang memakai jasa Riedl dengan gaji 10.000 dolar per bulan plus tempat tinggal dan supir pribadi. Sebelumnya, Riedl sempat mengungkapkan dirinya tak akan melatih klub Indonesia usai gagal total bersama timnas Indonesia di Piala AFF 2014.
Lima hari kemudian, Riedl terbang ke Makassar dari Jakarta menggunakan pesawat jet pribadi milik Erwin Aksa, komisaris utama PSM.
Setiba di Makassar, Alfred Riedl dan manejemen PSM langsung menggelar jumpa pers di sekretariat klub. Sore harinya, ia langsung turun langsung memantau latihan Syamsul Chaeruddin dan kawan-kawan di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Duet dengan Hans-Peter Schaller
Pada periode persiapan, Alfred Riedl meminta manajemen PSM untuk mendatangkan Hans-Peter Schaller, eks pelatih Persiba Balikpapan untuk menjadi asistennya. Alasan Riedl, peran rekan senegaranya itu untuk mempersiapkan tim menghadapi kompetisi. Tahapan persiapan pun berjalan lancar, termasuk menggelar laga ujicoba di luar Makassar.
Pada 4 Februari, rombongan Juku Eja bertolak ke Surabaya untuk berujicoba dengan Persegres United dan Persepam United di Stadion Gelora Bung Tomo pada 5 dan 7 Februari. Kedua laga ini dimenangkan oleh PSM.
Di Surabaya pula, PSM kedatangan Nemanja Vucicevic, gelandang asal Serbia yang sebelumnya berkostum Tokyo FC (Jepang).Selama di Surabaya, Riedl menunjukkan sikap tegas dan disiplinnya ke seluruh elemen tim, khususnya ke pemain. Misalnya, saat hendak menuju ke lokasi latihan, pemain sudah harus berada di lobi hotel paling lambat 30 menit sebelum keberangkatan.
Begitu pun saat makan. Riedl malah sudah berada di lobi atau restauran satu jam sebelumnya. Bola.com yang ikut rombongan selama di Surabaya juga merasakan ketatnya aturan yang dibuat Riedl sejak dari bandara. Para pemain dilarang berbicara langsung dengan jurnalis. Begitu pun di saat makan. Tidak boleh ada orang lain selain pemain di restauran.
Namun di balik sikap tegasnya, Riedl sejatinya adalah sosok yang menghargai tugas jurnalis. Usai latihan dan ujicoba, ia selalu menyempatkan diri untuk melayani pertanyaan seputar penampilan tim asuhannya. Ia juga sesekali lebih dulu menyapa dengan senyum khasnya.
Advertisement
Pertama dan Terakhir
Sayang, kiprah Riedl di PSM tak lama. Sepulang dari Surabaya, Riedl sempat menggelar latihan di Makassar. Pada 20 Februari, ia terbang ke Austria dengan alasan ingin mengontrol kesehatannya dan berjanji kembali ke Makassar delapan hari kemudian.
Program latihan pun diserahkan ke Hans-Peter Schaller, sang asisten. Seperti diketahui, Riedl tak pernah kembali ke Makassar. Pada 6 Maret, via email, Riedl mengabarkan kondisinya belum stabil dan disarankan tetap tinggal di Austria oleh dokter.
Lima belas hari kemudian, Riedl kembali melaporkan kondisinya yang tak kunjung stabil. Puncaknya pada 16 April, Riedl mengirim surat pengunduran dirinya sebagai pelatih kepala PSM dan merekomendasi Hans-Peter Schaller untuk menggantikan perannya.
Pengunduran diri Riedl terjadi setelah PSM melakoni dua laga awal di Liga QNB 2015. Masing-masing mengalahkan Persiba Balikpapan 4-0 (6/4/2015) dan imbang 3-3 dengan Sriwijaya FC (11/4/2015). Entah kebetulan atau tidak, keputusan Riedl jadi 'sinyal buruk' buat PSM.
Seperti diketahui, Liga QNB 2015 dihentikan oleh komite eksekutif PSSI menyusul pembekuan otoritas sepakbola Indonesia itu oleh Kemenpora dalam hal ini Menpora saat itu, Imam Nahrawi.
Alhasil, PSM tercatat sebagai klub pertama dan terakhir Riedl di Indonesia. Namanya memang pernah dikaitkan dengan Persebaya Surabaya pada 2019. Tapi, proses negosiasinya dengan Riedl akhirnya terhenti karena faktor kesehatan.