Bola.com, Makassar - Timnas Indonesia U-19 sudah memainkan dua pertandingan International Friendly Tournament 2020 di Kroasia. Dalam dua pertandingan itu, skuat asuhan Shin Tae-yong itu kebobolan 10 gol dan hanya satu kali menjebol gawang lawan.
Menurut pelatih Persipura Jayapura U-20, Tony Ho, dari sisi hasil memang mengecewakan. Tapi, pelatih berlisensi A Pro-AFC itu melihat penampilan Witan Sulaeman sudah memperlihatkan perkembangan meski sangat tipis.
Baca Juga
Legenda Australia: Socceroos Bakal Kalahkan Timnas Indonesia dan Makin Cepat Lolos ke Piala Dunia 2026
Rapor Penggawa Timnas Indonesia di Pekan Ke-11 BRI Liga 1: Sayuri Bersaudara Menggila, Egy Sukses Jadi Pahlawan
Media Vietnam Singgung Absennya Rafael Struick Jadi Kabar Buruk bagi Timnas Indonesia di Piala AFF 2024
Advertisement
Tony yakin Shin Tae-yong sudah mendapatkan gambaran kekuatan dan kelemahan Timnas Indonesia U-19. Ia merujuk kepada laga perdana melawan Bulgaria yang berakhir dengan skor 0-3. Pada laga itu, Shin Tae-yong terkesan ingin melihat kekuatan timnya dalam bertahan. Terbukti pertahanan Indonesia cukup rapat dan baru kebobolan pada menit ke-78.
Menariknya, saat menghadapi Kroasia yang notabene lebih kuat dari Bulgaria, Shin Tae-yong justru menginstruksikan pemainnya bermain terbuka.
"Terlepas dari gawang Indonesia yang tujuh kali bobol, setidaknya Indonesia mendapat peluang lebih banyak dibandingkan laga perdana. Satu di antaranya berbuah gol dan lainnya mengenai mistar gawang," ujar Tony kepada Bola.com, Rabu (9/9/2020).
Secara pribadi Tony menilai faktor fisik dan stamina tetap menjadi kelemahan mendasar Timnas Indonesia U-19. Mantan asisten pelatih PSM Makassar dan Persipura ini merujuk permainan Timnas U-19 yang mulai tidak konsisten setelah pertandingan memasuki menit ke-30, di mana skuat Garuda Muda sangat mudah kehilangan bola setelah menggagalkan serangan Kroasia.
Menurut Tony, dalam momen tersebut biasanya pemain yang staminanya mulai menurun akan kehilangan konsentrasi dan kepercayaan diri. Alhasil koordinasi antarpemain dan tim tidak sebaik menit-menit awal. Dampak paling menonjol adalah umpan yang tidak lagi akurat. Situasi ini diperburuk dengan tidak adanya pemain yang memiliki visi bermain yang baik.
Tony mengambil contoh Frank Lampard ketika masih aktif bermain. Dalam sebuah pertandingan, gelandang Inggris yang melekat bersama Chelsea itu pernah tercatat 800 kali memalingkan wajahnya untuk melihat situasi di sekitarnya sebelum menerima umpan. Jadi, ketika menerima bola, ia sudah memiliki beberapa opsi akan diapakan bola yang ia kuasai.
"Saya belum melihat pemain seperti itu di Timnas U-19. Akhirnya saat menerima bola, mereka terkesan panik," ujar Tony.
Tony Ho yakin Shin Tae-yong sudah menemukan cara untuk meminimalkan kelemahan Timnas Indonesia U-19 di atas. Biasanya, lanjut Tony, seorang pelatih akan memperbanyak melakukan small side game kepada pemainnya. Tujuannya agar pemain bisa berpikir cepat saat menghadapi tekanan dari pemain lawan.
Â
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Postur Pemain Timnas Indonesia U-19
Â
Tony Ho menyoroti mayoritas gol yang masuk ke dalam gawang Timnas Indonesia U-19 karena pemain lawan mampu mengoptimalkan kelebihan mereka dari segi postur yang lebih tinggi. Menurut Tony, terkait hal ini bisa disiasati dengan koordinasi yang baik di lini belakang, khususnya kiper dan bek sentral.
Tak hanya itu, sebaiknya pemain Timnas Indonesia U-19 meminimalkan pelanggaran di sekitar kotak 16 karena itu sama artinya kita memberikan peluang buat pemain lawan mengoptimalkan kelebihan yang mereka miliki.
Begitupun dengan kelemahan pemain Timnas Indonesia kala berduel satu lawan satu, khususnya ketika beradu badan. "Kelemahan ini bisa disiasati dengan latihan strength yang kontinyu," ungkap Tony.
Menghadapi laga terakhir melawan Arab Saudi, Jumat (11/9/2020), Tony Ho berharap Shin Tae-yong lebih banyak melakukan rotasi agar bisa melihat kemampuan pemainnya secara keseluruhan. Apalagi sejak awal Shin Tae-yong menjadikan laga uji coba di Kroasia sebagai ajang evaluasi tim.
"Dari daftar pemain yang dibawa, saya melihat setiap posisi dihuni 2-3 pemain. Jadi sebaiknya mereka diberikan kesempatan yang sama untuk kemampuan di Kroasia. Sudah ditegaskan, Timnas U-19 ke Kroasia untuk membangun tim. Saya yakin masyarakat sepak bola juga bisa memahami apapun hasil di Kroasia. Ini adalah bagian dari proses persiapan menuju Piala Dunia U-20 tahun depan," pungkas Tony.
Â
Advertisement