Bola.com, Malang - Arema FC akhir pekan ini dikabarkan kedatangan pelatih baru. Seperti ramai diberitakan sebelumnya, pelatih itu adalah Carlos Carvalho de Oliveira.
Pelatih asal Brasil yang pernah menangani tim Vietnam, Becamex Binh Duong itu bakal langsung diperkenalkan ke publik saat tiba di Malang.
Baca Juga
Advertisement
Banyak yang penasaran dengan caranya melatih. Namun ada satu pelatih kawakan tanah air yang memberikan komentar berbeda, yakni pelatih tim PON Jatim, Rudy William Keltjes. Seperti diketahui, dia pernah menjadi pelatih Arema pada era 1990-an.
“Saya berharap, para pelatih lokal yang ada sekarang diberi kesempatan. Saya sudah bosan melihat Arema datangkan pelatih asing,” kata mantan pelatih Timnas Indonesia U-19 ini.
Dia melihat di Arema ada pelatih lokal yang mumpuni, yakni Charis Yulianto, Kuncoro dan Singgih Pitono. Semasa jadi pemain, mereka sudah kenyang pengalaman. Itu sudah bisa jadi modal untuk menghadapi tekanan sebagai pelatih Arema.
“Jangan pelatih asing terus yang dipakai. Paling Arema dibohongi hanya untuk ambil uangnya saja,” jelasnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Fakta di Arema
Rudy menegaskan, tidak semua pelatih asing punya kualitas kepelatihan lebih bagus dari lokal. Tidak sedikit pelatih asing yang hanya sekadar cari uang tapi yang kerja di lapangan justru asisten pelatih lokal.
Arema dalam dua tahun terakhir mengalami hal ini. Ketika Milan Petrovic dan Milomir Seslija kurang bisa mengangkat performa tim, asisten pelatih Kuncoro yang dapat tugas memimpin sesi latihan Arema.
Hanya saja, Kuncoro tak bisa jadi pelatih kepela karena lisensi kepelatihannya baru B AFC. Singgih Pitono juga sama. Hanya Charis Yulianto yang sebenarnya bisa jadi pelatih kepala karena memegang lisensi A AFC.
Advertisement