Bola.com, Jakarta - Kiprah Mustaqim sebagai striker berkualitas pernah mewarnai kompetisi di Tanah Air pada akhir 1980 dan awal 1990-an. Pria kelahiran Surabaya 6 September 1964 itu tercatat membawa Persebaya Surabaya meraih trofi juara Perserikatan 1987-1988.
Duetnya bersama Syamsul Arifin jadi trade mark Persebaya yang berhasil mengalahkan Persija Jakarta dengan skor 3-2, di Stadion Gelora Bung Karno Senayan Jakarta, 27 Maret 1988.
Baca Juga
Aneh tapi Nyata! PSM Main dengan 12 Pemain saat Menang atas Barito Putera di BRI Liga 1: Wasit Pipin Indra Pratama Jadi Bulan-bulanan
BRI Liga 1: Mazola Junior Klaim PSS Sleman Makin Kuat di Putaran Kedua, Ini Alasannya
Stadion Nasional Dipakai Konser, Timnas Singapura Terpaksa Geser ke Jalan Besar di Semifinal Piala AFF 2024: Kapasitas Hanya 6 Ribu Penonton
Advertisement
Sukses bersama Persebaya jadi pembuka jalan Mustaqim di skuad Timnas Indonesia. Ia pun dipanggil memperkuat Tim Garuda menghadapi Piala Kemerdekaan 1988.
Sebagai pesepak bola muda, Mustaqim bersatus pemain pelapis striker papan atas timnas saat itu, seperti Ricky Yacobi, Yonas Sawor, dan Adolf Kabo. "Tapi, saya tetap termotivasi dan sabar menunggu kesempatan mendapat kepercayaan dari pelatih," kenang Mustaqim dalam channel YouTube, Omah Bal-balan.
Kesabaran Mustaqim berbuah hasil. Pada satu momen ketika Indonesia menghadapi Thailand, ia dimasukkan pada babak kedua menggantikan Yonas Sawor.
"Saya tidak melewatkan kesempatan itu dengan mencetak gol tunggal kemenangan Indonesia. Setelah itu, saya selalu mendapat tempat sebagai pemain starter di timnas," tutur Mustaqim.
Termasuk saat Timnas Indonesia menjalani persiapan menghadapi SEA Games 1991 dengan target merebut medali emas. Selama dua tahun, Mustaqim selalu masuk daftar pemain Anatoli Polosin, meski sejumlah striker keluar masuk menjalani pelatnas timnas.
Namun, sepuluh hari menjelang keberangkatan ke Filipina, ia menderita cedera retak tulang fibula. "Saya akhirnya harus melupakan impian bermain bersama Timnas Indonesia di SEA Games 1991. Terus terang ada perasaan sedih sekaligus bangga ketika menyaksikan Indonesia akhirnya meraih medali emas," kenang Mustaqim.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tak Pernah Impikan
Menjadi pemain timnas sejatinya tak pernah diimpikan oleh Mustaqim. Apalagi, masa kecil sampai remaja ia hanya menjadikan sepak bola sebagai hobi, meski kedua kakaknya Kanto dan Hambali pernah memperkuat Persebaya.
Ia juga berlatih di klub PSAD, itu pun karena ajakan kakaknya. Tapi, persentuhan Mustaqim dengan sepak bola sempat 'hilang' saat ia berstatus siswa SMAN 2 Surabaya yang merupakan sekolah favorit.
Hari-hari Mustaqim pun lebih banyak diisi dengan belajar. "Saya dua tahun les fisika dan tiga tahun les kimia. Makanya, banyak teman saya di SMA kaget ketika saya menjadi pemain Persebaya dan timnas," ungkap Mustaqim.
Mustaqim baru kembali serius bermain sepakbola selepas SMA. Berkat bakatnya yang besar, ia terpilih mewakili Jawa Timur di Piala Pemuda 1984. Pada ajang itu, ia membawa tim Jatim meraih trofi juara sekaligus pemain terbaik.
Berkat pretasinya itu, namanya pun terpantau manajemen Persebaya pada 1985. Selepas membawa Persebaya juara pada 1987-1988, Mustaqim berturut-turut memperkuat Petrokimia Putera, Assyabaab, Mitra Surabaya dan Assyabaab Salim Group Surabaya (ASGS).
Di klub terakhir inilah, Mustaqim memutuskan gantung sepatu karena cedera. "Saya ambil sisi positifnya saja. Setelah gantung sepatu, saya bisa lebih fokus menyelesaikan kuliah," kata Mustaqim yang kini menjadi asisten pelatih di Persebaya.
Advertisement
Jadi Pelatih
Setelah menyelesaikan kuliah, Mustaqim menimba ilmu kepelatihan dan kemudian menjadi asisten pelatih Persebaya mendampingi Rusdi Bahalwan pada Liga Indonesia 1997-1998. Selanjutnya, Mustaqim menjadi bagian tim kepelatihan kesebelasan Jawa Timur yang meraih emas di PON 2000 dan 2004.
Di level klub, Mustaqim pernah menangani Persela Lamongan, Gresik United, Mitra Kukar, PKT Bontang, Mitra Kukar, Deltras Sidoarjo, dan PS Sumbawa Barat.
Adapun bersama Timnas Indonesia, Mustaqim dipercaya masuk tim pelatih kategori U-12 dan U-23. Khusus di Timnas U-23, Mustaqim berkolaborasi dengan Aji Santoso pada ajang Asian Games 2014 dan SEA Games 2015. "Jadi saya sudah biasa bekerjasama dengan coach Aji. Termasuk di Persela pada tahun 2016," terang Mustaqim.
Sebelum menjadi asisten Aji di Persebaya, Mustaqim sempat bergabung di Persela, PS Tira dan Persija. "Terus terang saya sudah lama menantikan kembali bergabung di Surabaya," pungkas Mustaqim.