Sukses


Fabio Cesar: Abang-abangan Kaka di Sao Paulo, Ikon Napoli, dan Petualangannya hingga Jadi Pelatih Qatar U-19

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-19 akan berhadapan dengan Qatar U-19 yang dilatih Fabio Cesar Montezine, mantan pemain Napoli yang kemudian menjelma menjadi ikon buat sepak bola Qatar. Ia memulai karier di Sao Paulo junior, klub tradisional Brasil, dan merupakan 'kakak kelas' Ricardo Kaka.

Dalam sebuah wawancara, ia menceritakan perjalanan kariernya yang dimulai pada akhir 1990-an bersama Sao Paulo U-17. Berdasarkan catatan Transfermarkt, Fabio Cesar sempat naik kelas ke skuat utama Sao Paulo, namun ia dilepas ke Santa Cruz sebelum hijrah ke Eropa, tepatnya ke Viktoria Plzen, klub asal Ceko.

Ketika masih di Sao Paulo, Fabio Cesar mengatakan Ricardo Kaka merupakan juniornya. Meski jalur kariernya berbeda, pria yang dinaturalisasi Qatar itu tetap merasa bangga karena Kaka menganggapnya sebagai idola.

"Waktu itu Kaka lebih muda daripada saya. Satu hari dia mencetak gol indah buat AC Milan, lalu Kaka mengatakan bahwa semua teknik yang ia miliki dipelajarinya dari saya," kata Fabio Cesar.

"Kaka mengaku sering melihat saya di sesi latihan saat masih di Sao Paulo. Mendengar hal itu saya jadi tersanjung," kata Fabio Cesar lagi.

 

Video

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Napoli dan Cinta

View this post on Instagram

SSC NAPOLI 2003 pre season ..

A post shared by Fabio Cesar Montezine (@fabio_cesar7) on

Fabio Cesar Montezino diboyong ke Napoli pada awal 2000-an. Ia bergabung saat bekas klub Maradona itu terdegradasi ke Serie B.

Saat itu, Napoli sedang terpuruk dan di ambang kebangkrutan. Pelatih yang ketika aktif menjadi pemain berposisi sebagai gelandang itu menghabiskan tiga musim di Napoli.

Sebanyak delapan gol ia cetak dari 80 penampilan. Kesetiannya bersama Napoli, meski terhitung jari, membuat namanya tetap kekal abadi di sana.

"Saya memilih pergi ke Napoli saat periode buruk tengah menimpa mereka. Tapi, pendukungnya sangat luar biasa. Mereka tak melihat kalau Napoli bermain di Serie B, dukungan yang tak akan pernah sata lupakan," kata Fabio Cesar.

"Di Naples, saat Anda bermain bagus, maka Anda adalah Maradona. Tapi kalau Anda bermain buruk, mereka akan menyudutkan Anda."

"Pernah satu ketika saya mencetak gol lewat tendangan bebas melawan Udinese. Suporter lalu membuatkan lagu tentang saya. Rekan saya di Naples juga bilang kalau mereka belum melupakan saya," kenangnya.

Fabio Cesar hijrah dari Napoli pada 2004 karena tak lagi bisa diandalkan. Lututnya mengalami cedera parah saat bertanding melawan Treviso yang membuatnya absen selama nyaris setahun.

3 dari 3 halaman

Cerita Fabio Cesar Nyasar ke Qatar

Setelah dilepas secara gratis dari Napoli, Fabio Cesar bergabung dengan Avellino. Dari sanalah ia 'nyasar' dan 'berkenalan' dengan Qatar.

"Jadi ceritanya saya sedang berlibur di Santa Maria di Leuca dengan beberapa teman. Saya bertemu dengan agensi yang mengaku dari Milan dan bekerja di Emirates," kata Fabio Cesar.

"Pada saat yang bersamaan ada tim Qatar yang sedang latihan di Roma. Dia menawarkan saya ikut seleksi. Singkat cerita, saya ikuti beberapa laga uji coba, dan Direktur Olahraga terkesan dengan saya dan langsung menawari saya bermain di klub tersebut."

Pada 2005, Fabio Cesar resmi hijrah ke Al-Arabi, namun performa puncaknya didapat ketika ia membela Al-Rayyan SC, klub raksasa di Qatar.

Tiga tahun di Qatar, tepatnya pada 2008, Fabio Cesar menerima tawaran penggiat sepak bola di sana untuk membela Timnas Qatar. Karena belum pernah membela Timnas Brasil, dirinya pun menyetujui penawaran tersebut.

Pada 2013, ia pensiun dari Timnas Qatar. Selama lima tahun, ia mengoleksi 26 penampilan dengan torehan enam gol dan dua assist.

Fabio Cesar lantas pensiun pada 2016/2017 bersama Al-Rayyan. Ia sempat mengambil peran sebagai asisten pelatih Al-Rayyan sebelum memantapkan diri mengembangkan sepak bola usia muda Qatar.

Program akar rumput sepak bola bernama Aspier Academy adalah tempatnya mengembangkan bakat muda Qatar. Ia kemudian ditunjuk menangani Qatar U-19, tim yang akan dihadapi Timnas Indonesia U-19 sebanyak dua kali bulan ini di Kroasia dalam laga uji coba.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer