Bola.com, Bandung - Persebaya Surabaya meminta waktu kepada PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) selama sekitar satu pekan untuk menentukan homebase mereka ketika melanjutkan Shopee Liga 1 2020 yang bakal digelar pada 1 Oktober mendatang hingga 28 Februari 2021.
Manajer Persebaya Surabaya, Candra Wahyudi, mengaku pihaknya masih berusaha mencari stadion di sekitar Surabaya karena sejak awal manajemen memang meminta agar homebase tidak jauh dari Surabaya.
Baca Juga
Advertisement
"Namun, kalau misalnya sampai akhir pekan ini belum mendapatkan homebase yang definitif, kami minta PT LIB untuk mencarikan solusi akan seperti apa karena kompetisi diselenggarakan oleh mereka. Jadi Persebaya sebagai sebuah klub meminta PT LIB mencarikan solusi," jelas Candra di Bandung, Senin (21/9/2020).
Menurut Candra, apabila Persebaya belum mendapatkan homebase hingga 9 Oktober, di mana mereka akan menghadapi Arema FC, maka opsi yang diambil adalah bermain di Malang terlebih dulu.
"Kami sudah menjajaki Sidoarjo dan berkomunikasi dengan pihak berwenang di sana dan sudah oke. Namun, yang memiliki stadion, yaitu Pemerintah Sidoarjo, tidak mengizinkan kami bermain di sana," ujar Candra.
"Kami juga masih sebatas melakukan pembicaraan informal dengan beberapa wilayah di sekitar Surabaya, seperti Lamongan dan Kediri. Namun, sejauh ini memang belum ada respons positif," lanjut manajer Persebaya Surabaya itu.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tidak Mungkin di Yogyakarta
Jauh-jauh hari, PSSI telah memberi tempat kepada klub-klub peserta Shopee Liga 1 2020 dari luar Jawa untuk bermarkas di Yogyakarta. Bahkan Persija Jakarta yang notabene berada di Pulau Jawa saja memilih menggunakan Stadion Sultan Agung Bantul.
Namun, ketika disinggung kemungkinan Persebaya Surabaya bermarkas di Yogyakarta, Candra menyebut hal itu tidak mungkin. Sudah ada banyak klub yang akhirnya bermarkas di Yogyakarta menjadi pertimbangan.
"Kemudian Persebaya ke sana dan akan sangat rumit untuk pengaturan jadwal. Makanya kami berharap homebase tidak jauh-jauh agar bisa lebih dekat dengan rumah. Selain itu juga mengantisiapsi suporter karena mereka walau bermain bukan di rumahnya, tapi masih nekat datang," jelas Candra.
Menurut Candra, apabila Persebaya Surabaya bermarkas jauh dari rumah yang sebenarnya, maka akan sulit untuk melakukan kontrol. Namun, jika tidak terlalu jauh, pihaknya masih mungkin melakukan kontrol terhadap aktivitas suporter.
Advertisement