Bola.com, Jakarta - Sepak bola Indonesia pernah memiliki seorang striker berbakat bernama Rachmat Afandi. Kariernya cukup baik di level junior hingga saat sudah bermain di level profesional pun berganti-ganti klub. Namun, sejak 2018 lalu Rachmat Afandi memutuskan untuk meninggalkan dulu sepak bola.
Rachmat Afandi sempat menceritakan bagaimana awal kariernya di dunia sepak bola berawal dari Pelita Jaya di Piala Suratin U-19 ketika usianya masih 13 tahun. Ia kemudian sempat bergabung bersama Timnas Indonesia U-16 dan U-19 sebelum akhirnya bergabung bersama Persija Jakarta pada usia 18 tahun, di mana itu menjadi klub pertamanya dalam karier profesional.
Baca Juga
Drama Timnas Indonesia dalam Sejarah Piala AFF: Juara Tanpa Mahkota, Sang Spesialis Runner-up
5 Wonderkid yang Mungkin Jadi Rebutan Klub-Klub Eropa pada Bursa Transfer Januari 2025, Termasuk Marselino Ferdinan?
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia
Advertisement
Cukup banyak klub sepak bola lain yang kemudian menggunakan jasa Rachmat Afandi. Mulai dari Persebaya Surabaya, Pelita Krakatau Steel, Persibom Bolaang, Persikabo Bogor, PSMS Medan, Arema Indonesia, Persib Bandung, Mitra Kukar, Persita Tangerang, dan terakhir Semen Padang pada 2018.
Selama 16 tahun kariernya di dunia sepak bola, 12 klub dibelanya, di mana dua kali ia memperkuat Persija Jakarta, yaitu pada awal kariernya dan pada 2016. Kini Rachmat Afandi memutuskan gantung sepatu. Namun, alih-alih menjadi pelatih profesional, ia justru memilih bekerja kantoran.
"Sekitar dua tahun ini saya sudah pensiun dari sepak bola. Sempat beristirahat di rumah beberapa bulan dan sudah mulai ambil lisensi kepelatihan. Namun, 2020 ini saya memilih untuk mulai bekerja kantoran," kisah Rachmat Afandi dalam channel youtube Invin Museng.
Mantan pemain Persija Jakarta itu juga menceritakan bagaimana pengalamannya ketika beralih dari pesepak bola profesional menjadi seorang pegawai di kantor. Ia mengaku sempat merasa kikuk.
"Pasti, karena sebelumnya enggak pernah tahu dunia kerja. Kalau biasanya pagi bangun kemudian mandi, sarapan, memakai sepatu, kemudian pergi ke lapangan, dan dua jam kemudian kembali ke mes atau ke rumah dan menunggu sore hari untuk latihan, sekarang pagi hari sudah siap ke kantor, pakai kemeja, celana bahan, bawa laptop," kisah Rachmat Afandi yang juga mengaku harus kerokan pada hari-hari awalnya bekerja karena masuk angin lantaran udara AC di kantor.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Belum Terpikir untuk Melatih Sepak Bola
Sebagai mantan pesepak bola, Rachmat Afandi tentu kerap mendapatkan pertanyaan tentang melanjutkan karier sebagai pelatih. Apalagi ia sudah memegang lisensi C AFC yang diperolehnya pada 2018.
Namun, Rachmat mengaku sampai saat ini belum berpikir untuk menjadi pelatih atau bahkan menyabet lisensi yang lebih tinggi lagi dari yang sudah dimilikinya. Ia merasa saat ini sudah cukup berurusan dengan sepak bola, walau tidak menutup kemungkinan ia bisa kembali suatu saat nanti.
"Sudah banyak tawaran dan ada panggilan juga untuk upgrade lisensi ke B AFC. Namun, setelah saya pikir-pikir, saya kerja saja. Sepak bola sudah cukup," ujar Rachmat Afandi.
"Nanti kalau memang ada waktu dan diizinkan oleh kantor, mungkin bisa melanjutkan ambil lisensi B AFC. Sementara ini saya mencoba jalur bekerja saja dulu," lanjutnya.
Advertisement