Bola.com, Jakarta - Dalam beberapa tahun terakhir, Zulfiandi telah menjelma menjadi andalan baru lini tengah Timnas Indonesia. Ia merupakan anggota skuat Timnas Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafri yang menjuarai Piala AFF U-19 2013 dan andalan Luis Milla di lini tengah Timnas Indonesia U-23 saat Asian Games 2018 di Indonesia.
Bahkan ketika Timnas Indonesia U-22 asuhan Indra Sjafri berlaga di SEA Games 2019, Zulfiandi kembali dipilih oleh sang pelatih untuk masuk dalam skuat. Permainan simpel di lini tengah yang diterapkan Zulfiandi membuatnya bisa menjadi penyeimbang tim baik saat bertahan maupun menyerang dan membantu tim meraih medali perak di Manila.
Baca Juga
Stadion Nasional Dipakai Konser, Timnas Singapura Terpaksa Geser ke Jalan Besar di Semifinal Piala AFF 2024: Kapasitas Hanya 6 Ribu Penonton
Gelandang Newcastle United Bantah Punya Darah Negeri Jiran, Minta Jangan Dihubungkan Lagi dengan Timnas Malaysia
Sydney Menyala! 3.250 Suporter Akan Dukung Timnas Indonesia Vs Australia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 20 Maret 2025
Advertisement
Boleh dibilang, sosok Indra Safri dan Luis Milla memang memberikan pengaruh besar terhadap karier Zulfiandi, terutama ketika membela Timnas Indonesia. Indra Sjafri merupakan sosok pelatih yang menemukannya di level junior, dan Luis Milla melihat potensi pemain asal Aceh itu hingga mengasahnya menjadi gelandang bertahan yang lebih baik.
Bicara soal sosok Indra Sjafri, pelatih yang membawanya merasakan gelar juara untuk pertama kalinya di level internasional bersama Timnas Indonesia U-19, Zulfiandi mengingat masa mudanya itu bersama sang pelatih yang dianggapnya punya ketegasan yang luar biasa.
"Dari awal saya mengenalnya, Coach Indra itu tegas. Dia memang layak untuk memegang pemain muda. Ketika ditangani Coach Indra, saya mengakui ada rasa takut. Jadi memang kalau pemain muda itu harus ditangani oleh seorang pelatih yang tegas dan bikin pemain takut, karena dengan begitu para pemain akan lebih serius. Kalau pelatih suka bercanda, nanti para pemain malah bercanda terus," ujar Zulfiandi dalam channel youtube Ichsan Maulana.
Namun, Zulfiandi mengakui Indra Sjafri adalah sosok yang sangat perhatian kepada para pemainnya, terutama ketika berada di luar lapangan. Ketegasan ketika melatih dan dalam pertandingan seakan berbeda jauh dengan ketiga berada di luar lapangan.
"Saat itu kalau salah passing dia bisa marah-marah. Kita tidak boleh membuat kesalahan kecil. Kalau ada pemain yang larinya pelan-pelan bisa dibilang kayak bebek. Namun, dia juga sangat dekat dengan para pemain di luar lapangan. Dia sering bertanya langsung kepada para pemain soal kondisi dan perasaan saat itu," kisah pemain yang kini berstatus sebagai gelandang Madura United itu.
"Saya juga pernah dimarahi. Tapi, kalau sudah mengerti apa yang ia mau dan mengerti bagaimana karakternya, pasti sebagai pemain kita bisa memahaminya dan tinggal memperbaikinya saja," lanjut Zulfiandi.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kangen Luis Milla
Selain Indra Sjafri, pelatih yang cukup dikenang oleh Zulfiandi adalah Luis Milla. Pelatih asal Spanyol itu menangani Zulfiandi ketika mempersiapkan Timnas Indonesia U-23 untuk Asian Games 2018. Ketika bicara soal Luis Milla, Zulfiandi mengaku sosok pelatih yang satu ini membuatnya rindu.
"Saya sangat kangen. Bukan karena saya sempat dipuji olehnya, tapi karena saya pernah dilatih dia dan merasa belum pernah dilatih oleh seorang pelatih yang begitu detail. Luis Milla selalu detail memberikan arahan ketika kami harus bertahan atau bergerak di lapangan," ujar Zulfiandi.
"Ia pantas dirindukan. Dengan prestasi yang dia bawa ke sini, itu lebih dari cukup. Ketika tampil di Asian Games 2018, lawan kami bukan hanya negara ASEAN, tapi Asia seperti Uzbekistan, Palestina, dan tim-tim yang sebelumnya sudah bisa diprediksi bisa mengalahkan kami. Namun, ketika dia melatih kami, benar-benar rasanya kami bisa mengimbangi permainan lawan-lawan kami," kisah pemain yang kini sudah berusia 25 tahun itu.
Begitu rindunya terhadap Luis Milla, Zulfiandi mengaku berharap bisa mendapatkan kesempatan dilatih lagi oleh pelatih asal Spanyol itu suatu saat nanti, entah jika Luis Milla kembali ke Timnas Indonesia atau melatih sebuah klub di Indonesia.
"Saya berharap bisa dilatihnya lagi. Harapannya selama saya masih berkarier di tim nasional atau mungkin kalau dia bergabung dengan klub di sini. Saya masih ingin dilatih olehnya, karena banyak ilmu yang bisa didapatkan darinya," ujar Zulfiandi.
Advertisement