Bola.com, Solo - Pelaksanaan Liga 1 dan Liga 2 musim 2020 kembali terhambat. Jadwal pertandingan yang sudah disusun rapi, berantakan lantaran tidak dapat mendapat izin dari Mabes Polri.
Shopee Liga 1 yang rencananya digelar mulai Kamis (1/10/2020), dan Liga 2 pada 17 Oktober mendatang, terpaksa kandas. PSSI memastikan bahwa pelaksanaan kompetisi ditunda setidaknya sampai satu bulan ke depan.
Advertisement
Pemerintah melalui Polri tidak dapat memberikan rekomendasi izin pertandingan sepak bola. Keputusan tersebut tak lepas dari masih tingginya kasus pandemi COVID-19. Alhasil lanjutan pekan keempat Liga 1 baru bisa digelar pada akhir November mendatang.
Nada penuh kekecewaan datang dari ranah suporter, kali ini disuarakan kelompok suporter Persis Solo, Pasoepati. Presiden Pasoepati, Aulia Haryo Suryo mengaku bahwa klub jelas menjadi pihak yang paling dirugikan dengan adanya penundaan kompetisi.
Menurutnya sudah banyak pikiran, tenaga, hingga biaya yang harus dikeluarkan oleh masing-masing klub dalam mempersiapkan diri. Ditambah dengan kondisi di tengah pandemi virus corona membuat perekonomian sulit.
"Jelas kecewa, karena beberapa tim apalagi Persis Solo sudah mempersiapkan diri menghadapi kompetisi ini. Apalagi tim-tim lain yang persiapannya jauh lebih lama sangat dirugikan dengan keputusan itu," ungkapnya kepada Bola.com, Rabu (30/9/2020).
"Seharusnya PSSI lebih memberikan jaminan kepada klub dalam menjalankan kompetisi. Dengan kondisi seperti ini klub semakin bertambah rugi," ujar Aulia Haryo.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tanggung Jawab PSS dan PT LIB
Pihaknya berharap adanya pertanggungjawaban dari PSSI selaku induk organisasi sepak bola Indonesia dan PT LIB. Yakni memastikan seluruh persiapan, kemudian baru bicara tentang pelaksanaan kompetisi.
"Tanggung jawab PSSI dan PT LIB seperti apa, kalau sudah seperti ini. Harusnya perizinan atau semua hal-hal berkaitan dengan pelaksanaan kompetisi diselesaikan dulu, baru membuat regulasi," jelasnya.
Advertisement