Bola.com, Kediri - Pelatih Persik Kediri, Budi Sudarsono, mengaku pasrah dengan nasib kelanjutan Shopee Liga 1 2020. Sikap yang dilakukan pelatih Persik ini karena hingga saat ini tidak ada kepastian dari PSSI dan PT Liga Indonesia Baru mengenai penyelenggaraan kompetisi.
"Saya pasrah karena semua masih mengambang. Federasi dan operator kompetisi tidak menyebut jadwal dengan pasti," ujar Budi Sudarsono.
Baca Juga
Sembuh dari Cedera di Timnas Indonesia, Kevin Diks Main 90 Menit dan Cetak 1 Assist dalam Kemenangan FC Copenhagen di Liga Denmark
2 Pemain ke Timnas Indonesia Proyeksi Piala AFF 2024, Arema FC antara Bangga dan Kehilangan
Shin Tae-yong Hanya Pertahankan 8 Pemain Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 ke Piala AFF 2024, Sisanya U-22 dan U-20
Advertisement
"Berdasarkan kesepakatan klub dengan PSSI dan PT LIB ada tiga opsi pelaksanaan lanjutan Liga 1. Namun, semua masih tentatif dan tergantung restu Pemerintah, dalam hal ini Polri yang berwenang mengeluarkan izin keramaian," lanjut pelatih Persik Kediri itu.
Dalam pertemuan antara klub Liga 1, PSSI, dan PT LIB di Yogyakarta pada 13 Oktober lalu, ketiga stakeholder sepak bola Indonesia bakal memutar lagi kompetisi dengan tiga opsi, yaitu 1 November 2020, 1 Desember 2020, atau 1 Januari 2021. Hasil pertemuan ini yang dinilai Budi Sudarsono tidak ada kepastian.
"Tiga opsi itu memperlihatkan kalau jadwal kick-off kompetisi tidak pasti. Kompetisi bisa digelar 1 November, 1 Desember, atau bahkan 1 Januari tahun depan. Daripada pusing, saya lebih baik pasrah saja," ujar mantan striker Timnas Indonesia yang baru akan memulai debut sebagai pelatih kepala bersama Persik Kediri itu.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bingung Mengatur Program
Ketidakpastian kompetisi membuat Budi Sudarsono bingung mengatur program latihan untuk Persik Kediri.
"Kami menyusun program harus ada sasaran yang jelas. Kami akan mengatur puncak performa pemain di titik tertentu saat mendekati pertandingan. Kalau seperti ini, bagaimana bisa membuat program. Sasarannya tidak jelas," ujar Budi Sudarsono.
Cara yang dilakukan mantan striker Timnas Indonesia itu hanya menginstruksikan penggawa Macan Putih rajin mengatur kebugaran secara mandiri.
"Kami sudah latihan selama lima hari. Setelah mendapatkan kabar dari Yogyakarta, manajemen meliburkan aktivitas tim hingga waktu yang terbatas. Saya minta anak-anak latihan mandiri untuk menjaga kebugaran fisik masing-masing," ujarnya.
Advertisement