Bola.com, Makassar - Sosok Syamsul Chaeruddin sebagai gelandang jangkar pernah kental mewarnai perjalanan sepak bola tanah air. Penampilan berkarakter dan determinasi tinggi ala Syamsul membuatnya jadi ikon PSM Makassar di pentas Liga Indonesia.
Tak hanya itu, pria kelahiran Limbung Kabupaten Gowa ini juga menjadi langganan tim nasional pada periode 2002-2008 dengan 34 caps.
Baca Juga
Advertisement
Pencapaian terbaik Syamsul Chaeruddin bersama PSM adalah dua kali runner-up Liga Indonesia. Sedang di skuat Garuda, Syamsul bersama timnas U-20 meraih trofi juara di Piala Hassanal Bolkiah, Brunei Darussalam 2002 serta gelar juara Piala Kemerdekaan 2008 di level senior.
Pengalaman Syamsul di Tim Nasional Indonesia terbilang lengkap setelah merasakan atmosfer pertandingan di Piala AFF, SEA Games, Piala Asia, kualifikasi Piala Dunia dan Olimpiade.
Suka dan duka di lapangan hijau membuat Syamsul sulit melupakan sepak bola. Setelah gantung sepatu pada 2019, ia kerap menularkan ilmu dan pengalamannya kepada pemain usia muda di SSB Semangat Baru Bonto Maero yang berlatih di lapangan yang tak jauh dari rumahnya di Limbung.
Menurut Syamsul, awalnya ia hanya sekadar mengisi waktu luangnya dengan berlatih bersama puluhan pemain muda yang bertempat tinggal di sejumlah desa sekitar lapangan latihan.
"Tapi, setelah intens bersama para pemain muda dalam empat bulan terakhir, saya mulai berpikir untuk serius menjadi pelatih. Saya merasa ilmu dan pengalaman saya saat menjadi pemain tak cukup jadi modal untuk melatih," kata Syamsul kepada Bola.com, Kamis (22/10/2020).
Â
Â
Saksikan Video Pilihan Kami:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jadi Pelatih Tidak Mudah
Syamsul Chaeruddin menambahkan, ternyata menjadi pelatih tak semudah yang ia bayangkan. "Ketika masih berstatus sebagai pemain, saya hanya fokus meningkatkan kemampuan sendiri. Kalau pelatih harus memikirkan tim seperti membuat program latihan dan lain-lain," ceritanya.Â
Syamsul pun memutuskan mengikuti kursus kepelatihan lisensi C AFC/PSSI yang dijadwalkan berlangsung di Bali, 1-16 November mendatang.
Sebagai mantan pemain nasional, Syamsul mendapat keistimewaan khusus yakni bisa langsung mengikuti kursus lisensi C AFC/PSSI tanpa harus lebih dulu mengantongi sertifikat lisensi D Nasional.
Dalam daftar sementara calon peserta di Bali nanti, selain Syamsul ada juga sederet nama pemain yang pernah menghuni tim nasional Indonesia.
Sebut saja Boaz Solossa, Tinus Pae, T.A. Musyhafry, Rizky Pora, Aditya Putra Dewa, Hasim Kipuw dan Ahmad Jufriyanto. Juga ada sederet nama populer di Liga Indonesia, diantaranya Asri Akbar, I Gede Sukadana, Munhar dan Deden Natsir.
Â
Â
Advertisement
Target Jadi Pelatih PSM Junior
Syamsul Chaeruddin sendiri mengaku sudah merenda asa dan target setelah mengikuti kurusus jenjang awal sebagai pelatih. "Bertahap dulu. Yang pasti saya akan berusaha terus meningkatkan kemampuan dengan mengikuti berbagai jenjang kepelatihan. Bagi saya, ilmu kepelatihan terus berkembang dari waktu ke waktu. Jadi harus intens mengikuti," terang Syamsul.
Syamsul tak sungkan menyimpan keinginannya kembali menjadi bagian dari PSM meski harus memulai dari tim junior. "Saya masih harus banyak belajar. Terutama bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan pemain. Karena percuma saya memiliki ilmu dan pengalaman tapi tak mampu menyampaikannya ke pemain," tegas Syamsul.
Peluang Syamsul kembali ke PSM terbilang besar bila sudah mengantongi sertifikat kepelatihan. Status sebagai eks ikon PSM dan timnas membuat mayoritas pemain muda di Makassar pernah menjadikan Syamsul sebagai anutan dan idola.
"Saya ingin membantu para pemain muda di Makassar menjadikan sepakbola bagian dari kehidupannya. Impian saya, mereka bisa berprestasi lebih baik dari apa yang telah saya dapatkan ketika masih berstatus sebagai pemain," pungkas Syamsul.