Bola.com, Bangkalan - Tulehu cukup dikenal luas oleh kalangan pecinta sepak bola nasional. Desa yang terletak di Kabupaten Maluku Tengah itu menghasilkan banyak pesepak bola profesional seperti Hendra Adi Bayauw, Hasyim Kipuw, Imran Nahumarury, hingga Alfin Tuasalamony.
Alfin Tuasalamony kini berseragam Madura United. Nama Alfin termasuk populer karena malang melintang di kancah sepak bola nasional. Latar belakang Tulehu, yang merupakan desa pecinta sepak bola di Maluku, sangat berpengaruh terhadapnya.
Baca Juga
Sembuh dari Cedera di Timnas Indonesia, Kevin Diks Main 90 Menit dan Cetak 1 Assist dalam Kemenangan FC Copenhagen di Liga Denmark
2 Pemain ke Timnas Indonesia Proyeksi Piala AFF 2024, Arema FC antara Bangga dan Kehilangan
Shin Tae-yong Hanya Pertahankan 8 Pemain Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 ke Piala AFF 2024, Sisanya U-22 dan U-20
Advertisement
“Karena sudah banyak teman saya yang ikut sekolah sepak bola (SSB), akhirnya saya masuk SSB Tulehu,” kata Alfin seperti dikutip dari situs web resmi Madura United.
Bersama SSB tersebut, Alfin bermain bersama Rizky Pellu, Hendra Bayauw, Ricky Ohorella, dan sejumlah pemain lain. Pada 2005, SSB Tulehu menjuarai turnamen U-15 yang ada di Ambon, sehingga mengantarkan Alfin dan SSB Tulehu mewakili Maluku Tengah.
Kehidupan sepak bola Tulehu sendiri tertuang dalam film yang diproduseri oleh mendiang penyanyi Glen Fredly dengan judul Cahaya dari Timur: Beta Maluku yang dirilis pada 2014. Film itu menceritakan konflik yang terjadi di sana dan bagaimana anak-anak muda di sana keluar dari pusaran konflik melalui sepak bola.
Anak-anak di Tulehu sulit bersatu lantaran perbedaan latar belakang agama. Namun, seorang pelatih muda bernama Sani Tawainella menyatukan mereka hingga akhirnya berhasil menjadi juara dalam sebuah turnamen. Alfin Tuasalamony sendiri masuk dalam cerita film tersebut bersama para pemain lainnya.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Karier Profesional
Karier profesional Alfin Tuasalamony dimulai dengan mendapat panggilan seleksi Timnas U-16 pada 2006. Dari situ, dia mendapat kesempatan ke Uruguay selama empat tahun bersama tim SAD Indonesia dan berkesempatan merumput di Eropa.
Pemain kelahiran 13 November 1992 itu bergabung dengan klub kasta kedua Belgia, CS Vise, pada 2011-2013. Itu merupakan klub profesional pertama yang dibelanya. Setelah itu, ia pulang ke Tanah Air dan bergabung dengan klub sepak bola Indonesia.
Alfin sempat membela Persebaya yang kini menjadi Bhayangkara FC, Persija Jakarta, Sriwijaya FC, hingga Arema FC. Satu pengalaman yang bakal membuatnya sulit untuk melupakan adalah saat berseragam Persija. Saat itu, ia cedera karena mengalami kecelakaan.
Itu terjadi saat Alfin keluar dari ruang ATM dan tertabrak mobil yang mengakibatkan kaki kirinya patah sehingga harus menjalani operasi. Dia tidak bisa bermain bola dalam jangka waktu cukup lama. Beruntung, dia mendapat kesempatan dan kembali merumput seperti sedia kala.
Advertisement
Bakat dari Sang Ayah
Bakat yang dimilikinya bisa dibilang turun dari sang ayah yang merupakan mantan pemain sepak bola kampung. Makanya, Alfin Tuasalamony sudah mulai bermain sepak bola sejak SD bersama teman-temannya.
Pemain berusia 27 tahun itu sempat tidak percaya saat diberitahu ayahnya pernah menjadi pemain sepak bola. Tapi dirinya mulai percaya saat melihat foto-foto ayahnya saat menjuarai sepak bola di kotanya.
“Setelah saya percaya, ayah saya membelikan sepatu pertama kali saat mau masuk SSB Tulehu,” ucapnya.