Bola.com, Kediri - Manajemen Persik Kediri telah memutuskan meliburkan aktivitas tim hingga waktu yang belum ditentukan. Kebijakan ini dilakukan karena jadwal lanjutan Shopee Liga 1 2020 belum ada kepastian.
PSSI dan PT Liga Indonesia Baru telah sepakat dengan 18 kontestan Liga 1 2020 untuk melanjutkan kompetisi. Namun, dari pertemuan di Yogyakarta pada 13 Oktober lalu, masih ada opsi jadwal yang mungkin terlaksana, antara 1 November, 1 Desember, atau 1 Januari 2021. Ketidakpastian jadwal itu membuat mayoritas klub memilih meliburkan timnya.
Baca Juga
Maarten Paes Bawa Level Berbeda di Bawah Mistar Timnas Indonesia: Perlu Pesaing yang Lebih Kuat?
Mengulas Sosok Pemain yang Paling Layak Jadi Kapten Timnas Indonesia: Jay Idzes Ada Tandingan?
Rapor Pemain Lokal pada Dua Laga Home Timnas Indonesia di Kualifiaksi Piala Dunia 2026: Ridho Tak Tergantikan, Marselino Jadi Pahlawan
Advertisement
Bagi kapten Persik Kediri, Faris Aditama, libur bukan berarti hanya berpangku tangan. Sang kapten tim ini tetap menjaga kebugaran dengan bermain sepak bola bersama pemuda di kampung tempat tinggalnya, Desa Gurah, Kabupaten Kediri.
"Saya harus tetap bergerak dan mencari keringat agar tubuh tetap fit. Sepekan tiga kali saya main bersama pemuda di Desa Gurah," ujar Faris Aditama.
Meski hanya bertanding dengan pemain kampung, sayap kiri Persik Kediri itu tetap tidak meremehkan permainan mereka. "Sebaliknya, bagi saya ini momen luar biasa. Saya sering sibuk bersama Persik, jadi saya jarang bersilaturahmi dengan teman-teman di kampung. Toh, saya mulai bermain sepak bola juga dari kampung ini," ujarnya.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tidak Merasa Jemawa
Punya nama besar dengan menyandang ban kapten Persik Kediri tidak membuat Faris Aditama merasa jemawa di depan para pemain yang bermain bersamanya di kampung halamannya itu.
"Saya lahir dan besar di desa ini. Jadi status saya saat ini saya anggap biasa saja. Tapi, saya tetap merasa bangga bisa membawa nama baik desa ini melalui sepak bola Indonesia," ujarnya.
Faris Aditama ingin kehadirannya di lapangan bisa memotivasi pemain muda di desanya untuk menjadi pesepak bola profesional, seperti yang ia lakukan saat ini.
"Banyak anak-anak mdua generasi di bawah saya yang punya teknik bagus. Saya berharap suatu ketika ada pemain dari Desa Gurah yang punya prestasi lebih bagus dari saya," ucapnya.
Advertisement