Bola.com, Jakarta - Banyak hikmah yang dapat dipetik dari perjalanan Maman Abdurrahman di Liga Indonesia. Di awal kariernya, ia didapuk sebagai pemain terbaik kompetisi. Masuk usia emas, ia jadi anggota tetap Timnas Indonesia. Ketika sedang menikmati kariernya, ia dihajar cedera parah.
Di pengujung kariernya, Maman Abdurrahman berhasil merengkuh trofi Liga Indonesia pertamanya bersama Persija Jakarta.
Baca Juga
Advertisement
Maman adalah pemain terbaik Liga Indonesia 2006. Kala itu, ia berhasil membawa PSIS Semarang ke final sebelum dikalahkan Persik Kediri 0-1. Enam tahun posisinya tidak tersentuh di Timnas Indonesia periode 2004-2010.
Selain PSIS dan Persija, Maman pernah membela Persijatim, Persib Bandung, Sriwijaya FC, dan Persita Tangerang.
Karier Maman sempat terancam tamat saat usianya baru menginjak 32 tahun. Dia mengalami cedera ligamen ketika membela Sriwijaya FC di turnamen pramusim sebelum Liga Indonesia 2014 dimulai.
Cedera ini membuat Maman Abdurrahman harus menepi hingga setahun. Kariernya diselamatkan Persita Tangerang pada akhir 2015 yang ketika itu dilatih oleh Bambang Nurdianysah.
Bambang pula yang membawa Maman Abdurrahman ke Persija pada 2015. Tiga tahun berselang, pemain berusia 38 tahun ini mampu mengantar tim ibu kota mengakhiri puasa gelar Liga Indonesia selama 17 tahun.
Saat ini, Maman Abdurrahman masih dipercaya oleh Persija meskipun usianya sudah sangat uzur sebagai bek. Selain pemain kelahiran Jakarta ini, siapa lagi pemain yang sempat dihantam cedera parah dan mampu bangkit?
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Boaz Solossa
Boaz Solossa bisa disebut sebagai pemain yang sering mengalami cedera parah. Pemain Persipura Jayapura itu terhitung sudah dua kali mengalami patah kaki.
Cedera pertama yang dialami Boaz Solossa saat membela Timnas Indonesia pada Piala AFF 2004. Ketika itu, kaki Boaz mengalami patah karena ditekel pemain Singapura, Baihakki Khaizan.
Namun, cedera tersebut tak lebih mengerikan dari yang kedua dialami Boaz Solossa pada 1 Juni 2007. Ketika itu, Boaz mengalami cedera parah pada bagian pergelangan kaki kanan saat membela Timnas Indonesia dalam laga uji coba melawan Hong Kong.
Boaz akhirnya harus menepi selama 10 bulan karena cedera tersebut. Sampai saat ini, Boaz Solossa masih aktif bermain dan memberikan penampilan terbaik sebagai satu dari sejumlah penyerang berbahaya yang ada di Indonesia.
Advertisement
Andritany Ardhiyasa
Kiper Persija Jakarta, Andritany Ardhiyasa pernah mendapat pengalaman buruk karena mengalami cedera. Nasib sial itu dialami Andritany ketika bertugas bersama Timnas Indonesia pada PSSI Anniversary Cup 2019.
Kiper andalan Persija itu harus ditandu keluar lapangan setelah bertabrakan dengan pemain Uzbekistan, Azibek Amonov. Melalui diagnosa dari hasil Computed Tomography Scan (CT Scan), Andritany diketahui mengalami retak tulang penyangga mata.
Cedera tersebut membuat Andritany harus naik meja operasi. Setelah pemulihan, Andirtany harus absen membela Persija Jakarta selama dua bulan.
Andritany kemudian berhasil pulih lebih cepat. Pada pengujung Juni 2018, ia sudah kembali bermain untuk Persija dan berhasil membantu timnya meraih gelar Liga 1.
Pada tahun lalu, Andritany kembali mengalami cedera mengerikan. Kali ini, tangannya patah ketika membela Persija melawan Borneo FC pada semifinal Piala Indonesia 2018/2019, Juni 2019.
Dia harus naik meja operasi untuk memulihkan cederanya. Untungnya, proses pemulihan tidak berlangsung lama. Sekitar dua bula kemudian, ia sudah bisa kembali bermain.
Zulham Zamrun
Zulham Zamrun pernah mengalami cedera parah pada 2015. Ketika itu, Zulham mengalami robek pada bagian otot ligamen.
Cedera itu dialami Zulham ketika membela Persipare Parepare di laga semifinal Habibie Cup 2015. Zulham Zamrun sampai harus menepi hampir 1 tahun karena masalah tersebut.
Berbagai pengobatan dilakukan Zulham untuk mengembalikan performanya. Namun, sampai saat ini Zulham masih trauma dengan cedera yang dialaminya.
Setelah benar-benar pulih, Zulham kembali bermain dan berhasil memberikan penampilan terbaik. Sampai saat ini, Zulham masih menjadi andalan di lini sayap Persib Bandung.
Advertisement
Alfin Tuasalamony
Tahun 2015 bisa dibilang menjadi catatan kelam dalam karier Alfin Tuasalamony. Tak pernah terbayangkan dalam diri Alfin harus mengalami cedera karena faktor non sepak bola.
Buat pesepak bola, mengalami cedera di akibat bertabrakan dengan lawan adalah sesuatu yang biasa. Namun, berbeda ceritanya bila cedera tersebut didapat di luar lapangan sepak bola karena tertabrak mobil.
Cerita bermula pada 30 April 2015, keyika Alfin baru pulang memenuhi undangan talk show dari televisi swasta bersama rekannya Abduh Lestaluhu. Alfin yang tengah duduk di pelataran ATM Center di Kalibata secara tiba-tiba ditabrak mobil.
Kejadian yang begitu cepat tak sempat membuatnya menghindar. Masih dalam kondisi sadar, Alfin mendapati kakinya patah dan pikirannya langsung pada karier sepak bola dan bayangan pensiun dini.
"Saya masih sadar seusai kecelakaan. Melihat kaki yang patah, hati saya tercabik-cabik. Bayangan kalau karier sepak bola saya tamat langsung ada di kepala. Alamak, saya punya dosa apa sehingga harus mengalami kejadian seperti ini?" kenang Alfin.
Setelah itu, Alfin langsung dibawa ke rumah sakit. Pemeriksaan menunjukkan kakinya tak sekadar patah, melainkan ada beberapa urat yang terputus.
Alfin kemudian dilarikan ke RSCM. Namun, kondisi pendanaan membuatnya harus menunggu waktu untuk bisa dioperasi. Maklum, pihak penabrak hanya mampu membayar Rp20 juta dari total biaya operasi yang menembus angka Rp45 juta.
Walhasil, Alfin haurs merogoh kocek pribadi sebesar Rp 25 juta yang berasal dari hasil patungan dengan pihak penabrak untuk biaya operasi. Rahmad Darmawan dan Ramdani Lestaluhu ikut membantu menutup biaya rawat inap sang pemain.
Bahkan, ketika itu diselenggarakan laga amal untuk membantu penggalangan dana Alfin di Lapangan Pertamina, Simprug pada 28 Juni 2015. Laga bertajuk 'Alfin Bisa' itu melibatkan sejumlah pesepak bola tenar.
"Saya tidak tahu kapan akan bermain lagi. Akan tetapi, saya akan berjuang sekuat tenaga untuk bisa pulih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa mendengar doa saya," tutur Alfin.
Alfin juga mengaku beruntung masih mendapat dukungan dari keluarga dan sahabat-sahabatnya. Dukungan materiil dan moril yang didapat Alfin akhirnya membantu dirinya untuk bangkit dari keterpurukan.
"Banyak orang-orang yang membantu saya. Kehadiran mereka itu yang lebih penting. Beruntung saya punya mereka, karena saat melihat kaki hancur terlindas, di pikiran saya cuma satu; Tamatlah sudah karier saya," ucap Alfin Tuasalamony.
Lama menghilang karena pemulihan cedera, Alfin Tuasalamony kemudian kembali menjajal sepak bola dengan bergabung dengan Bhayangkara Surabaya United, yang merupakan cikal bakal Bhayangkara FC, pada 2016.
Pada 2017, Alfin Tuasalamony berhasil membantu Bhayangkara FC menjuarai Liga 1 2017. Meskipun peran Alfin tak terlalu besar karena hanya bermain selama 720 menit dalam delapan laga.
Alfin Tuasalamony kemudian bergabung dengan Sriwijaya FC pada 2018. Namun, pada pertengahan musim Sriwijaya FC mengalami kendala finansial sehingga Alfin dan beberapa pemain bintang lainnya memutuskan untuk hengkang.
Alfin kemudian memilih bergabung dengan Arema FC. Di sinilah, titik balik karier berhasil diraih Alfin.
"Sudah lama juga saya ingin bermain untuk Arema. Kebetulan sekarang bisa tercapai dan sudah punya banyak teman di sini," ucap Alfin.
Pemain berusia 27 tahun itu mendapatkan banyak kesempatan bermain. Alfin bahkan membantu Arema FC menjuarai Piala Presiden 2019. Sejauh ini, Alfin sudah mengemas 39 pertandingan bersama klub berjulukan Singo Edan tersebut.
Pada 2020, Alfin dipinjamkan Arema ke Madura United. Pelatih Rahmad Darmawan yang pernah bekerja dengan Alfin di Persija tentu sudah mengetahui kualitasnya.
"Alfin bisa dijadikan pelatih yang tepat buat Marckho Meraudje dan Rendika Rama. Alfin bisa bermain di bek kiri dan kanan," ujar Rahmad Darmawan.
Kim Kurniawan
Gelandang Persib Bandung, Kim Jeffrey Kurniawan, mampu bangkit setelah lama beristirahat lantaran cedera patah tulang fibula. Pemain kelahiran Jerman, 23 Maret 1990, itu lambat laun kembali menemukan terbaik, bahkan mulai dipercaya sebagai starter pada Shopee Liga 1 2020.
Kebangkitan Kim Jeffrey Kurniawan tersebut patut diacungi jempol. Pemain bernomor punggung 23 di Persib itu sempat mengalami patah tulang pada kaki kirinya setelah ditekel keras pemain Persija Jakarta, Rudi Widodo, dalam duel klasik Persija Jakarta versus Persib Bandung di Stadion Manahan, Solo, 3 November 2017, yang berakhir 1-0.
Saat itu, Kim hanya bermain 10 menit pada babak pertama, kemudian ditarik keluar dan digantikan Dedi Kusnandar. Setelah diobservasi ternyata Kim Jeffrey mengalai patah tulang fibula.
Pemain blasteran Jerman-Indonesia itu terpaksa beristirahat cukup lama yakni sekitar tiga bulan lebih untuk proses penyembuhan cedera. Bahkan dia harus menggunakan tongkat.
Ia memilih pulang ke Jerman untuk melakukan terapi. Akibatnya, pada musim 2017, Kim hanya bermain selama 1.910 menit dalam 24 penampilan dan melesakan satu gol. Hingga kompetisi usai, Kim masih berjuang untuk menyembuhkan cederanya.
Meski demikian, apa yang dialami Kim tidak membuat manajemen Persib memutus kontrak. Bahkan manajemen langsung memperpanjang kontrak Kim selama 3 tahun.
Kepercayaan manajemen saat itu sedikit membangkitkan rasa percaya diri Kim. Terlebih para bobotoh pun terus menerus mendukung pemain yang sebelumnya pernah memperkuat tim Pelita Bandung Raya (PBR) itu.
Memasuki musim 2018, Kim Jeffrey Kurniawan mulai mendapat kepercayaan meski lebih banyak duduk dulu di bangku cadangan. Dia hanya bermain dalam 7 pertandingan selama 372 menit.
Tekad dan keinginan kuat dari sosok Kim mulai diperlihatkan pada musim 2019. Meski lebih banyak duduk di bangku cadangan, kehadiran Kim sedikit menjadi pembeda pada permainan Persib. Bahkan pada musim 2019, Kim menyumbang dua gol dalam 790 menit bermain setelah 19 kali tampil.
Memasuki musim 2020, Robert Alberts langsung memberi kepercayaan penuh kepada adik ipar Irfan Bachdim itu. Ia terus menjadi starter dalam tiga laga Shopee Liga 1 2020 yang sudah dilaluinya, yakni melawan Persela Lamongan, Minggu (1/3/2020) di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, yang berakhir 3-0.
Kemudian lawan Arema FC, pada 8 Maret 2020 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, yang berakhir 2-1 dan lawan PSS Sleman, pada 15 Maret 2020 di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, yang juga berakhir 2-1. Pada musim ini Kim tercatat tampil selama 188 menit dalam tiga laga.
Kim mengaku gembira bisa terus menjadi starter karena itu membuktikan performanya kembali seperti semula. Namun, Kim dengan tegas menyatakan belum puas dengan penampilannya selama ini.
"Saya senang mendapat kesempatan jadi starter tapi selalu saya katakan individual tidak penting, yang penting tim meraih hasil positif. Itu modal yang bagus buat skuad Persib, buat saya juga. Dari situ kami mencoba untuk melanjutkan tren positif, mau itu secara individu atau secara tim," jelas Kim.
"Saya merasa puas saat sebelum mengalami cedera. Itu terakhir saya merasa puas. Jadi buat saya tidak gampang menderita cedera itu dan bisa balik lagi. Mungkin orang yang belum pernah main bola atau menderita cedera parah, tidak pernah membayangkan sesusah apa untuk bangkit. Tidak gampang," ungkap Kim.
Kim menegaskan akan terus mencoba memperbaiki segala kekurangannya. "Sebagai pemain bola butuh menit bermain untuk balik ke performa terbaiknya. Jadi selain latihan terus, kita bisa meningkat saat bermain," tuturnya.
Musibah kembali menimpa Kim pada September 2020. Dia mengalami patah tulang rusuk. Untungnya, Kim hanya diminta istirahat sebulan sampai tulangnya kembali menempel.
Saat ini, cederanya telah pulih. Bahkan, Kim telah kembali mengikuti latihan dengan Persib.
Advertisement