Bola.com, Surabaya - Penyerang sayap Persebaya, Mahmoud Eid, batal pulang ke negara asalnya, Swedia, pada akhir pekan ini. Pemain berusia 27 tahun telah terbang bertolak dari Surabaya pada Jumat (6/11/2020) sore.
Keputusan ini diambil oleh Mahmoud karena mendapat jadwal penerbangan lebih cepat dari rencana sebelumnya. Dia ingin bertemu dengan keluarganya karena agenda tim juga masih libur akibat kompetisi yang bakal dilanjutkan pada Februari 2021.
Baca Juga
Advertisement
“Saya sebenarnya sempat terpikir untuk tetap di Surabaya. Tapi karena libur lebih lama, saya kira akan lebih baik kalau saya berada di rumah bersama keluarga. Beruntung, saya dapat tiket lebih cepat,” kata Mahmoud kepada Bola.com Jumat pagi.
Mahmoud Eid merupakan pemain asing yang didatangkan Persebaya pada awal musim ini. Dia membayangkan akan menjalani pengalaman baru karena musim ini menjadi kali pertama ia merumput di Indonesia.
Sayangnya, pandemi COVID-19 membuat Shopee Liga 1 2020 dihentikan pada Maret silam. Mahmoud kemudian memutuskan pulang ke Swedia. Setelah enam bulan di kampung halaman, dia kembali ke Surabaya pada September lalu.
Pemain yang juga memegang paspor Palestina itu sangat bersemangat dan bersiap lantaran kompetisi dilanjutkan pada 1 Oktober 2020. Lagi-lagi, Mahmoud harus menunda keinginan tampil di lapangan hijau karena kompetisi akan dilanjutkan tahun depan. Persebaya pun meliburkan latihan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Adaptasi
Ada rasa kecewa dalam diri Mahmoud Eid karena kompetisi ditunda lagi. Apalagi, dia juga baru tampil dalam dua pertandingan di kompetisi resmi. Tapi, Mahmoud tetap harus menerima keputusan yang dibuat oleh PSSI.
Mahmoud kini harus menghabiskan sisa akhir tahun ini di Swedia yang sudah memasuki musim dingin. Termasuk suhu Swedia, yang terletak di Eropa Utara, justru bisa mencapai di bawah 0 derajat celcius.
“Musim dingin di Swedia tentu berbeda dari negara Eropa lain. Saya sebenarnya sudah biasa dengan cuaca panas di Surabaya. Sekarang harus beradaptasi lagi dengan cuaca baru. Mungkin tidak sulit karena Swedia negara saya dilahirkan dan dibesarkan,” tuturnya.
Advertisement