Bola.com, Jakarta - PSSI membuat terobosan ketika memberlakukan marquee player pada Liga 1 pada 2017. Aturan itu mengantar sejumlah mantan bintang dunia merapat ke Indonesia.
Mulai dari alumnus Piala Dunia hingga jawara Liga Champions berbondong-bondong berkiprah di Liga 1. Rata-rata rombongan pemain ini telah melewati usia emas.
Baca Juga
Manajemen Arema Tegaskan Wiliam Marcilio Tak Ikuti Jejak Joel Cornelli yang Didepak Tim
PSM Klarifikasi Polemik Pemain ke-12 ketika Kalahkan Barito Putera 3-2 di BRI Liga 1: Sesuai Arahan Wasit Utama dan Cadangan
Rahmad Darmawan Ceritakan Kronologi PSM Mainkan Pemain ke-12 Vs Barito Putera di BRI Liga 1: Lawan Mengakui, Wasit Tetap Play-on
Advertisement
Dari berderet marquee player di Liga 1 2017, satu di antaranya berpredikat mantan pemain Real Madrid. Pemain ini tidak malu turun kasta berkancah di Indonesia.
Pemain yang dimaksud adalah Michael Essien. Gelandang asal Ghana itu didatangkan Persib Bandung pada 2017 berbarengan dengan mantan penyerang Timnas Inggris, Carlton Cole.
Essien membela Real Madrid pada 2012/2013 sebagai pemain pinjaman dari Chelsea. Dia mampu membukukan 21 penampilan untuk tim berjulukan Los Blancos itu.
Ketika bergabung dengan Persib, Essien telah berusia 34 tahun. Penampilannya sudah jauh menurun ketimbang masih berkarier di Real Madrid. Namun, ia masih mampu menonjol secara statistik dengan mengukir lima gol dari 29 pertandingan.
Sayang, kiprah Essien di Persib hanya bertahan semusim. Kedatangan pelatih Mario Gomez pada 2018 membuat posisinya tergeser. Kontraknya diputus oleh Persib ketika masih tersisa semusim lagi.
Selain Essien, siapa lagi pemain berstatus jebolan Real Madrid yang pernah mencicipi Liga 1? Berikut dua nama lainnya:
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Eero Markkanen
Eero Markkanen datang ke PSM Makassar berstatus mantan pemain Real Madrid Castilla. Dia bergabung dengan tim junior Real Madrid pada 2014/2015.
Soccerway merangkum, Markkanen bermain sepuluh kali untuk Real Madrid Castilla dan mencatatkan dua gol.
Markkanen adalah saudara tua dari pebasket Chicago Bulls, Lauri Markkanen. Dia merapat ke PSM pada 2019 setelah terkatung-katung pascadibuang Real Madrid Castilla.
Sialnya, Markkanen gagal bersinar bersama PSM. Dia hanya dimainkan tujuh kali pada putaran pertama Liga 1 2019. Penyerang bertubuh jangkun itu hanya mampu mencetak satu gol.
PSM mencoret Markkanen pada pertengahan musim. Dia pulang kampung ke Finlandia untuk membela FC Haka.
Advertisement
Julien Faubert
Kerasnya kompetisi di Liga 1 membuat Julien Faubert hanya bertahan setengah musim di Borneo FC pada 2018. Dia sebenarnya mampu mengumpulkan 15 penampilan, namun catatan itu tak menjamin posisinya di klub berjulukan Pesut Etam tersebut.
Jauh sebelum merapat ke Borneo FC, Julien Faubert sempat digadang-gadang sebagai pemain masa depan Prancis. Namanya harum ketika membela Girondins Bordeaux pada 2004-2007.
Faubert pindah ke West Ham United pada 2007, sebelum dipinjam oleh Real Madrid pada 2009. Di Santiago Bernabeu, ia cuma dimainkan dalam dua pertandingan.
Meski singkat, ia mengaku senang senang pernah menjadi pemain Real Madrid. Namun ia menyayangkan sikap media Prancis yang selalu memberikan kritik terhadap perjalanan kariernya.
Faubert sempat menjadi tajuk utama berita sepak bola Eropa ketika diboyong Real Madrid dari West Ham United dengan status pinjaman pada Januari 2009. Banyak media yang mempertanyakan keputusan manajemen Real Madrid untuk memboyong pemain asal Prancis tersebut.
Namun Faubert mengungkapkan media asal negaranya lah yang paling sering memberikan penilaian negatif, sedangkan media Inggris justru mendukung kepindahannya dari West Ham ke Real Madrid.
"Segala kritikan yang ada sepanjang karier saya di Real Madrid, tidak membuat saya kecewa. Saya memiliki lebih banyak dukungan ketika berada di Inggris dari media-media negara tersebut," kata Faubert dinukil dari Marca.
"Namun, mereka (media Prancis) lebih memilih membuat pemberitaan yang negatif tentang saya ketika berada di Real Madrid, daripada membanggakan saya," tutur Faubert.
Saat itu, Faubert dinilai tidak pantas berseragam Real Madrid. Dia sempat melakukan beberapa hal yang membuat klub ibukota Spanyol itu geram. Satu di antaranya adalah absen dalam sesi latihan karena mengira mendapat jatah libur. Selain itu, ia juga pernah tertangkap tertidur di bangku cadangan ketika rekan-rekannya sedang bertanding.
Meskipun Faubert dikenang dengan sikap yang negatif, sang pemain tetap merasa bangga karena pernah menjadi bagian dari Real Madrid.
"Mereka mengkritik saya dan berpikir bahwa tim seperti Real Madrid tidak akan tertarik pada saya. Akan tetapi, itu merupakan pengalaman luar biasa dan itu (bermain untuk Real Madrid) akan selalu menjadi bagian dalam perjalanan karier saya," lanjut Faubert.
Real Madrid memutuskan memulangkan Julien Faubert ke West Ham United 30 Juni 2009. Selama berkiprah di Real Madrid, pemain Prancis itu hanya mengemas 54 menit bermain.