Bola.com, Jakarta - Aksi Zaenal Arief sebagai stiker pernah mewarnai Liga Indonesia pada awal 2000-an. Memulai karier bersama tim kota kelahirannya, Persigar Garut, Abo, sapaan akrabnya mulai dikenal publik sepak bola ketika berkostum Persib Bandung di Liga Indonesia 1999.
Hanya semusim di Maung Bandung, Abo hijrah ke Persita Tangerang jelang Liga Indonenesia 2000/2001. Bersama klub asal Tangerang itulah nama Zaenal Arief kian mencuat.
Baca Juga
Advertisement
Duetnya bersama Ilham Jayakesuma di lini depan jadi trade mark Persita. Seperti dilansir Wikipedia, Abo yang berkostum Persita sampai akhir musim 2005 tercatat tampil 99 kali dengan koleksi 44 gol. Sebagai pemain, Abo juga meraih prestasi tertinggi dengan masuk skuad Timnas Indonesia di Piala Asia 2007.
Dalam channel YoyTube Republikbobotoh TV, Abo mengungkapkan persentuhannya dengan sepak bola karena lingkungan dan keluarga yang mendukung.
Apalagi di depan rumahnya ada lapangan sepak bola. Menurut Abo, sejak kecil, ia sudah terinspirasi dengan sukses sejumlah pesepakbola asal Garut. Diantaranya adalah Adeng Hudaya dan Nyang Nyang.
"Mereka masih keluarga. Kalau pulang kampung, mereka pasti disambut dengan hangat. Itulah yang membuat saya termotivasi jadi pemain," kenang Zaenal Arief.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ukir Prestasi di Bulutangkis
Meski sejak kecil sudah bermain sepak bola, Abo justru meraih prestasi pertama di bidang olahraga dari bulutangkis yang juga digelutinya secara bersamaan. "Saya Abo pernah merah trofi juara antar kecamatan di Garut," ujarnya.
Akan tetapi, ia tak lama di bulutangkis. Kondisi ekonomi keluarga membuatnya harus memilih antara sepak bola dan bulutangkis.
"Orangtua menyarankan saya untuk fokus ke sepak bola. Alasannya, biaya yang dikeluarkan membeli peralatan dan perlengkapan latihan tidak sebesar bulutangkis," papar Abo.
Saking fokusnya di sepak bola, pendidikan Abo kerap terbengkalai karena jadwal latihan dan pertandingan kerap bentrok dengan sekolah. Pada satu momen, kedua orangtuanya memanggilnya secara khusus.
"Saya ditanya pilih sekolah atau sepak bola, saya dengan tegas memilih yang terakhir. Orangtua pun hanya bilang, tak masalah yang penting serius dan tekun," ucap Zaenal Arief.
Â
Advertisement
Juara MTQ
Selain sepak bola dan bulutangkis, Abo juga berprestasi di bidang agama yakni dua kali menjuarai MTQ di Garut. Abo menyebut kedua orangtuanya memang menanamkan pendidikan agama sejak dini dengan mendatangkan guru mengaji ke rumah.
"Bagi mereka, dengan dasar agama yang kuat, untuk melangkah dan menekuni bidang apa pun pasti berkah. Istilahnya ada yang bisa ngerem dari perbuatan negatif," ungkap pria yang kini berusia 39 tahun tersebut.
Itulah mengapa ketika Abo memutuskan hijrah ke Bandung untuk mengembangkan karier sepak bola pada 1998, kedua orangtuanya tak melarang bahkan mendukung. Abo pun bergabung di UNI, klub amatir yang berlaga di kompetisi internal Persib.
"Saya memilih UNI berkat rekomendasi coach Denny Syamsuddin. Kebetulan beliau juga yang mengenalkan dasar sepakbola ketika saya membela Persigar," terang Abo.
Hanya setahun bermain di kompetisi internal Persib, Abo langsung mendapat panggilan mengikuti seleksi masuk skuad Maung Bandung.
"Setelah menjalani seleksi yang ketat saya pun terpilih masuk Persib di usia yang masih muda. Kebetulan saat itu Persib sedang melakukan regenerasi pemain," pungkas Zaenal Arief.