Bola.com, Jakarta - Fenomena pertandingan antar kampung (tarkam) yang melibatkan sejumlah pemain di Shopee Liga 1, menjadi pembahasan hangat dikalangan pencinta sepak bola di Tanah Air.
Ya, dalam beberapa hari terakhir setidaknya ada dua pemain yang ramai dibahas, karena disinyalir ikut bermain pada laga tarkam. Kedua pemain tersebut adalah adalah winger Bhayangkara FC Saddil Ramdani dan pemain depan PSM Makassar Bayu Gatra.
Baca Juga
Hasil Liga Inggris: Dipaksa Imbang Everton, Chelsea Gagal Kudeta Liverpool dari Puncak
Hasil Liga Italia: Bang Jay Gacor 90 Menit, Venezia Sikat Cagliari dan Keluar dari Posisi Juru Kunci
Aneh tapi Nyata! PSM Main dengan 12 Pemain saat Menang atas Barito Putera di BRI Liga 1: Wasit Pipin Indra Pratama Jadi Bulan-bulanan
Advertisement
Selain menjadi pembicaraan hangat pencinta sepak bola di Tanah Air, Saddil juga diberitakan media internasional karena dianggap bermain di lapangan berlumpur. Namun, kabar tersebut dibantah Saddil Ramdani dan mengaku hanya berada di tempat tersebut dan tidak ikut tampil.
Berbeda dengan Saddil Ramdani, Bayu Gatra menjadi perbincangan setelah pertandingan yang diikutinya ricuh, akibat keributan penonton hingga terjadi pemukulan terhadap pemain.
Pelatih Persipura, Jacksen F. Tiago, ikut mengomentari ramainya pesepak bola di Shopee Liga 1 yang tampil pada pertandingan tarkam. Menurut Jacksen, pemain profesional tetap tidak diperbolehkan tampil pada laga Tarkam.
"Menurut saya itu (pemain profesional main pada laga tarkam) adalah sesuatu hal yang tidak wajar di dunia sepak bola professional. Barangkali ini adalah keunikan sepak bola Indonesia," kata Jacksen F. Tiago kepada Bola.com, Jumat (20/11/2020).
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Berbeda dengan Brasil
Jacksen pun membandingkan kondisi serupa dengan negara asalnya Brasil. Bedanya, kata Jacksen, pemain profesional di negaranya hanya tampil di luar kompetisi saat jeda pada laga amal dan itu pun dilakukan dengan sesama pemain profesional lainnya.
Bukan seperti di tarkam, di mana pemain profesional menjadi pelengkap tim amatir yang dihuni para pemain amatir dengan lawan para pemain amatir pula.
"Di Brasil, pasca-kompetisi banyak sekali pertandingan persahabatan. Tapi, pertandingan itu antara pemain-pemain professional yang berlibur untuk kegiatan amal dan membantu masyarakat yang tidak mampu. Penonton yang masuk stadion bayar tiketnya dengan 1 kg makanan, susu, roti, sosis, dan lain-lain," ujarnya.
"Itu pun, tidak ada pemain yang bukan dari lingkungan professional. Terutama karena faktor keselamatan dan kesehatan bersama," tambahnya.
Advertisement
Pintar Mengelola Keuangan
Terkait alasan banyak pemain yang terjun pada laga tarkam karena faktor ekonomi menyusul kompetisi yang tertunda hingga tahun depan, pelatih yang pernah menukangi Persebaya itu mengembalikan kepada individu masing-masing.
"Kalau saya kembalikan kepada indivÃdu masing-masing. Menurut saya, pemain seharusnya lebih pandai atau belajar caranya mengolah keuangan. Supaya momen seperti ini, tidak membuat harga diri masing-masing tidak menurun sejauh itu," Jacksen mengakhiri pembicaraan.