Bola.com, Bandung - Pelatih Barito Putera, Djadjang Nurdjaman meminta anak asuhnya untuk tetap sabar dan tidak tergiur dengan ajakan main tarkam seperti yang sedang ramai saat ini.
Djadjang mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan saat masih teejadi penularan virus corona.
Baca Juga
Pratama Arhan Merapat tapi Telat, Kepastian Pemain Abroad Gabung Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 Ditentukan pada 5 Desember 2024
Legenda Australia: Socceroos Bakal Kalahkan Timnas Indonesia dan Makin Cepat Lolos ke Piala Dunia 2026
Rapor Penggawa Timnas Indonesia di Pekan Ke-11 BRI Liga 1: Sayuri Bersaudara Menggila, Egy Sukses Jadi Pahlawan
Advertisement
Pernyataan Djadjang itu tak terlepas dari banyaknya pemain-pemain profesional yang memperkuat klub Liga 1 malah terjun di laga tarkam. Padahal, kata pelatih yang akrab dipanggil Djanur itu, laga tarkam sudah pasti jauh dari kata layak secara aturan, fasilitas, dan keamanan.
Jika memaksakan tampil dalam Tarkam, maka pemain-pemain tersebut harus bersiap menghadapi risiko cedera.
"Khusus untuk pemain Barito Putera bersabar dan tetap menjaga profesionalisme-nya. Ikut tarkam tetap saja tidak baik dan sangat membahayakan di tengah pandemi yang sekarang menunjukan peningkatan kasus lagi," kata Djanur kepada Bola.com, Sabtu (21/11/2020).
Selain itu, kata Djanur, setiap pemain yang masih ada kontrak kerja dengan klub seharusnya mengetahui ada aturan tidak diperbolehkan bermain di luar agenda klub.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sanksi
Jadi, kalau memaksakan main tarkam, maka sudah dipastikan pemain tersebut kena sanksi karena sudah melanggar kesepakatan.
"Ya walaupun situasi seperti sekarang adalah situasi yang sulit bagi pemain profesional di Indonesia. Tapi, tetap saja melakukan tarkam sesuatu yang menyalahi kaidah seorang pemain profesional," ujarnya.
"Kalau soal alasan bisa juga seperti itu dan bisa dimengerti soal kesulitan ekonomi tapi tetap aja menyalahi aturan. Apalagi kalau masih terikat kontrak kerja dengan klubnya. Karena di dalam kontrak denga klub pasti ada klausal yang melarang itu," kata Djanur.
Advertisement