Bola.com, Solo - Legenda sepak bola Indonesia, Ricky Yacobi berpulang, Sabtu (21/11/2020) pagi. Pria 57 tahun asal Medan, Sumatra Utara itu wafat saat bermain sepak bola di lapangan ABC, Senayan, Jakarta.
Kerabat, rekan seprofesi, klub yang pernah ia bela, hingga masyarakat Indonesia merasa kehilangan. Satu diantaranya adalah Arseto Solo, tim besar era Galatama yang pernah disinggahi Ricky Yacobi cukup lama.
Baca Juga
Advertisement
Nama Arseto tidak bisa dipisahkan dari perjalanan kariernya. Setelah terasah di PSMS Medan yang merupakan kampung halamannya, lantas Ricky semakin bersinar bersama Arseto.
Ia bergabung dengan klub keluarga Cendana tersebut dalam kurun waktu musim 1986 hingga 1992. Ia menjadi bintang besar di Arseto yang kala itu memang berpredikat sebagai miniatur Timnas Indonesia.
Berkat tampil apik di Arseto membuatnya menembus gerbang Timnas senior Indonesia. Dua gelar bergengsi yakni medali emas SEA Games Jakarta 1987 dan Manila 1991, membuktikan Ricky Yacobi merupakan striker ampuh kebanggaan publik Solo.
Ikatan batin Ricky Yacobi dengan Arseto masih begitu kuat. Dengan sering meluangkan waktunya datang ke Solo untuk bereuni dengan timnya dulu. Ricky kerap singgah ke kota Bengawan demi membasuh rindu di sisa-sisa kejayaan si Biru Langit.
"Yang jelas kami kaget dan merasa kehilangan salah satu kakak senior. Dari keluarga Arseto yang ada di Solo, kami berduka cita kepada keluarga almarhum bang Ricky Yacobi. Semoga keluarga diberikan ketabahan dan almarhum tenang di sana," ungkap perwakilan keluarga besar Arseto Solo, Arya Surendra kepada Bola.com.
"Beliau selalu aktif latihan, termasuk reuni rutin di Arseto hampir setiap tahun ke Solo," bebernya.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ucapan Terima Kasih
Arya Surendra merupakan penggiat sepak bola di Kota Solo. Dalam beberapa kesempatan dirinya mengorganisir para mantan pemain Arseto dan pengurus klub, perihal potensi dihidupkannya kembali Arseto.
Arya merupakan putra dari almarhum Brodjo Sujono, manajer terakhir klub Arseto sebelum dibubarkan pada tahun 1998. Ia mengaku cukup aktif berkomunikasi termasuk dengan Ricky Yacobi, yang merupakan ikon Arseto.
"Beliau legenda Indonesia, tidak bisa dipungkiri lagi, otomatis juga menjadi legenda Arseto. Terimakasih atas semua yang sudah didedikasikan untuk Arseto dan Timnas. Selamat jalan bang Ricky," jelas Arya.
Advertisement