Bola.com, Sleman - Terkadang sebuah cita-cita tidak bisa berjalan mulus seperti yang diharapkan. Ungkapan tersebut pun juga berlaku untuk pesepak bola yang kini menjadi andalan di lini pertahanan PSS Sleman, Asyraq Gufron Ramadhan.
Tidak sedikit pemain sepak bola di Indonesia yang sebenarnya memiliki cita-cita di luar lapangan hijau. Namun, ternyata mereka justru meraup kesuksesan di lapangan hijau.
Baca Juga
Advertisement
Bek tengah PSS Sleman, Asyraq Gufron Ramadhan, merupakan contoh yang tepat. Ia memiliki cerita tersendiri bagaimana akhirnya bisa berkecimpung di dunia sepak bola. Ia bercerita panjang dalam podcast PSS Sleman, termasuk kegagalannya menjadi polisi.
Gufron lahir di Surabaya pada 9 Februari 1994. Ia lahir dan besar di Kota Pahlawan hingga masa remaja. Kultur sepak bola yang menjadi olahraga paling digemari pun dirasakannya. Apalagi di Surabaya begitu kental dengan atmosfer gila bola dengan klub kebanggaan mereka, Persebaya Surabaya.
Namun, sejatinya Gufron ingin menjadi seorang polisi. Ia sempat mengikuti serangkaian tes masuk kepolisian yang akhirnya gagal dan membuatnya harus terjun ke dunia sepak bola.
"Memang dari kecil atau kelas 3 SD sudah suka sepak bola. Ada ekstrakurikuler sepak bola mini di sekolah. Semua berjalan hingga SMA kelas 1. Kemudian saya setop main bola karena kenakalan remaja. Saya menikmati kenakalan itu sampai lulus SMA," ujar Gufron dalam podcast PSS Sleman.
"Kemudian berlanjut main sepak bola lagi karena kegagalan saat mendaftar menjadi polisi. Mau apa lagi, sekolah pun tidak pintar banget, sering bolos. Kelebihan saya hanya bermain sepak bola, ya sudah akhirnya menjadi karier saya hingga saat ini," ungkap bek PSS Sleman itu.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kesuksesan Bersama PSS
Gufron mengawali karier sebagai pemain sepak bola di Surabaya dengan magang di Surabaya United, cikal bakal Bhayangkara FC. Hingga ia akhirnya masuk ke tim Bhayangkara FC U-21, bahkan menjadi kapten tim.
Kemudian ia dipinjamkan ke klub Liga 2, Mojokerto Putra, untuk tampil di ajang Indonesia Soccer Championship (ISC B) dan kembali lagi ke Bhayangkara FC U-21. Persis Solo pun kepincut dengan bakat dan potensinya.
Ia bermain di Persis selama satu setengah musim, dengan prestasi membawa timnya ke babak delapan besar pada 2017. Hingga PSS yang beruntung merekrutnya dan menjadikannya bek sangar.
"Sebelumnya saya tidak tahu atmosfer tim seperti Persis Solo dan PSS Sleman. Khususnya di PSS yang punya suporter luar biasa. Saya pun bertanya-tanya bisa enggak ya main di PSS. Akhirnya terwujud sejak pertengahan musim 2018 sampai sekarang," jelas Gufron.
Advertisement