Bola.com, Jakarta - Legenda sepak bola dunia, Diego Maradona meninggal dunia di Tigre, Argentina pada Rabu (25/11/2020) waktu setempat. Mantan pemain berusia 60 tahun ini wafat karena serangan jantung.
Figur Diego Maradona sangat lekat dengan sepak bola Indonesia. Selain karena kehebatannya, mantan penyerang Napoli ini juga pernah berhadapan dengan Timnas Indonesia U-20 di Piala Dunia U-20 1979 di Jepang.
Baca Juga
Erick Thohir soal Tim Geypens dan Dion Markx Terancam Gagal Bela Timnas Indonesia U-20 di Piala Asia U-20 2025: Waktunya Sangat Mepet
Striker Muda PSIS Dipanggil Indra Sjafri Ikuti TC Timnas Indonesia U-20 untuk Piala Asia U-20 2025
Suhu di Shenzhen Dingin-Dingin Sejuk Saat Piala Asia U-20 2025, Bisa Yuk Timnas Indonesia U-20 Tampil Spartan!
Advertisement
Para pemain Timnas Indonesia U-20 Piala Dunia U-20 1979 menyimpan kenangan manis karena memiliki kesempatan untuk berhadapan dengan tim-tim kuat yang diisi para pemain bintang. Seperti yang dialami Mundari Karya, yang mendapatkan perintah mengawal Diego Maradona.
Ya, Mundari Karya memiliki kesan mendalam terhadap Piala Dunia U-20 1979 saat itu. Pasalnya, selain menghadapi tim-tim kuat seperti Yugoslavia dan Polandia, Mundari Karya memiliki tugas khusus untuk mengawal Diego Maradona sang bintang dari Argentina.
Timnas Indonesia U-20 berhadapan dengan Argentina dibabak penyisihan Grup B. Diego Maradona mencetak dua gol untuk membawa negaranya menang telak 5-0.
Kisah Mundari Karya yang mendapatkan tugas mengawal Maradona bermula saat pelatih Timnas Indonesia U-20 saat itu, Soetjipto Soentoro selalu memberikan latihan tambahan untuknya.
"Latihan pun latihan biasa penguatan fisik paling banyak. Karena kan waktu itu ilmu sepak bola masih jadul belum seperti sekarang. Tapi, persiapan saya selalu ada tambahan karena memang ada tugas mengawal pergerakan Maradona nantinya," kata Mundari Karya kepada Bola.com pada medio Agustus 2020.
Pada saat pertandingan, Mundari Karya mencoba sekuat tenaga mengawal setiap pergerakan Deigo Maradona. Namun, apa boleh dikata, Si Tangan Tuhan, julukan Diego Maradona, selalu lolos dari pengawalannya.
Saat di ruang ganti ketika jeda turun minum, Mundari Karya dimarahi oleh Soetjipto Soentoro. Dia oleh sang pelatih dicap gagal mengadang Diego Maradona.
"Sudah pasti, saat itu saya diomelin. 'Hei Mundari Karya, gimana loe, ngga bisa ngawal Diego Maradona', begitu kata pelatih. Saya jawab saja, 'muka sama mas'. Karena kan waktu itu yang jadi striker Ramon Diaz, mukanya sama kaya Diego Maradona. Eh malah semakin dimarahi, kan ada nomor punggungnya. Ya sudah saya diam saja," ujar Mundari sambil tertawa.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Maradona di Level yang Berbeda
Mundari Karya sebenarnya punya jawaban pada saat dimarahi sang pelatih. Namun, ia tidak mau dianggap menggurui sang juru taktik.
Menurut Mundari Karya, pada saat itu ada kesalahan strategi. Seharusnya, bukan ia yang mengawal Diego Maradona karena posisi bermainnya sangat jauh dari pemain.
"Ya, bukan gagal mengawal Diego Maradona. Tapi, kan posisi saya bermain sebagai bek tengah, sedangkan Diego Maradona banyak bermain waktu itu di gelandang. Ya jelas sekali enggak bakal ketutup," ujarnya.
Tapi, bukan hanya itu saja, kegagalan Timnas Indonesia U-20 saat menghadapi Argentina saat itu lebih ke level sepak bola yang sangat jauh berbeda.
"Tapi bukan itu salah strategi. Faktor utama kekalahan telak itu. Tapi, level memang sudah beda jauh dengan Argentina. Kalau memang dilihat dari keseluruhan, secara Individu jauh sekali. Keliahatan sekali, individu Diego Maradona seperti apa. Seperti yang kita lihat Piala Dunia 1986," ucap Mundari Karya.
Advertisement