Bola.com, Jakarta - Duka mendalam masih dirasakan oleh pecinta sepak bola dunia selepas meninggalnya legenda Timnas Argentina, Diego Maradona, Rabu (25/11/2020). Jenazah mendiang telah dimakamkan di Bella Vista, Buenos Aires, Argentina, pada Kamis (26/11/2020) waktu setempat.
Mantan gelandang Persebaya asal Argentina, Robertino Pugliara, ikut merasakan duka cita mendengar kabar ini. Apalagi, kini dia juga tinggal di kota asalnya, Buenos Aires, yang menjadi lokasi pemakaman sang legenda.
Baca Juga
Kabar Terkini Mengenai Wasit yang Akan Memimpin Laga Timnas Indonesia Melawan Jepang dan Arab Saudi
Persib Disindir Bobotoh dengan Sebutan Badut Asia, Bojan Hodak: Kami Memang Tak Cukup Kuat di Liga Champions
Kedubes RI di Denmark Jalin Koordinasi untuk Jalani Sumpah WNI Kevin Diks: Tunggu Kabar PSSI
Advertisement
Sebelum dikebumikan, jenazah Maradona lebih dulu disemayamkan di Istana Presiden. Berbagai laporan menyebutkan seluruh penggemar sepak bola mengerubungi tempat itu sampai pemakaman dilakukan.
“Banyak fans, mereka kumpul di mana-mana untuk mengenang Maradona. Ini gila, ada antrean mencapai hampir 3 kilometer untuk mengantar pemakaman dari jam 6 pagi sampai 4 sore. Suasananya masih ramai dan kami semua berduka,” ucap Robertino saat dihubungi Bola.com, Minggu (29/11/2020).
Robertino menyebutkan bahwa lokasi pemakaman Diego Maradona tidak jauh dari rumahnya. Dia sebenarnya ingin ikut menyaksikan pemakaman itu. Namun, dia khawatir kerumunan massa bakal menjadi masalah baru mengingat saat ini masih pandemi COVID-19.
“Rumah saya dekat, sekitar 20 menit dari sana, jadi saya tidak ikut. Kita tidak boleh lupa bahwa ini masih pandemi. Ini berbahaya kalau berkumpul seperti itu,” imbuh mantan pemain Persija Jakarta, Persipura Jayapura, dan Persib Bandung itu.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Inspirasi Rakyat Argentina
Diego Maradona wafat di usia 60 tahun setelah menderita serangan jantung. Sebelumnya, ia sempat dirawat sejak awal November 2020 karena penyumbatan pembuluh darah di otak.
Sumbangsihnya pada Argentina cukup besar karena memimpin Tim Tango menjuarai Piala Dunia 1986. Aksinya di lapangan hijau semasa bermain banyak memukau publik. Namanya semakin mencuat setelah mencetak Gol Tangan Tuhan ke gawang Inggris di ajang tersebut.
“Semua pecinta sepak bola pasti sedih karena Maradona adalah legenda. Dia menjadi inspirasi buat banyak pemain sepak bola. Banyak yang menganggap dia dewa karena kemampuannya di lapangan,” ucap Robertino Pugliara.
“Memang ada perbedaan sikap dia di dalam dan di luar lapangan. Di luar lapangan mungkin dia banyak melakukan kesalahan. Tapi, di dalam lapangan, tidak perlu berdebat, Maradona adalah yang terbaik di dunia,” tutur sosok berusia 36 tahun itu.
Nama dan jasa yang besar Maradona bagi Argentina ini membuat pemerintah setempat menyatakan tiga hari berkabung untuk mengenang mendiang. Ribuan pelayat dikabarkan masih terus berdatangan untuk memberi penghormatan.
Advertisement