Bola.com, Malang - Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) resmi dibubarkan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. BOPI dibubarkan bersama sembilan lembaga lain dengan alasan meningkatkan efektivitas dan efisiensi urusan pemerintah. BOPI sempat menjadi perhatian ketika publik sepak bola Tanah Air, bahkan sempat menjadi musuh Aremania.
Pada 2015 silam, Arema FC sempat dilarang mengikuti kompetisi karena belum menyelesaikan persoalan dualisme. Sejak 2012 silam, Arema memang terpecah menjadi dua. Arema Cronus, yang kini menjadi Arema FC, dan Arema Indonesia.
Baca Juga
Eks PSM Makassar Bawa Filipina Hajar Thailand di Leg Pertama Semifinal Piala AFF 2024!
Janji Shin Tae-yong Menyambut 2025: Timnas Indonesia Akan Bangkit dan Mengejar Tiket Piala Dunia 2026!
Refleksi Shin Tae-yong setelah Timnas Indonesia Terhenti pada Fase Grup Piala AFF 2024: Pemain Muda Kami Telah Berjuang Keras
Advertisement
Ketika itu Aremania melakukan demonstrasi dengan aksi sepak bola jalanan di depan Stadion Kota Malang.
Memori itu masih menancap dalam ingatan Aremania. Ketika ada kabar BOPI dibubarkan oleh Presiden, penggemar tim berjulukan Singo Edan itu merasa senang.
"Biar tidak bikin rumit sepak bola," ujar Aremania Korwil Kanjuruhan, Awang Karta.
Sebenarnya, BOPI bertugas membuat kompetisi berjalan secara profesional. Namun, bagi Aremania, BOPI sudah melakukan intervensi bersama Menpora saat itu, Imam Nahrawi.
"Dulu saya juga ikut aksi turun ke jalan. Mulai demonstrasi sampai sepak bola jalanan karena Menpora dan BOPI tidak mengizinkan Arema berkompetisi. Padahal itu hiburan Aremania," lanjutnya.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Intervensi
Ketika itu Arema bisa ikut berkompetisi karena PSSI memberikan restu. Sayang, intervensi pemerintah lewat Menpora dan BOPI terus dilakukan.
Imbasnya, Indonesia dijatuhi sanksi pembekuan kompetisi dan Timnas Indonesia pada 2015. Kompetisi QNB League 2015 hanya berjalan 2-3 pertandingan saja.
Setelah itu kompetisi tidak dilanjutkan. Klub hanya bisa menggelar atau mengikuti turnamen lokal demi menghidupi timnya. Mereka dapat pemasukan dari turnamen atau uji coba yang mengharuskan membeli tiket, termasuk Aremania.
Tapi, pada satu sisi, sebenarnya dari sudut pandang pemain, BOPI bisa menjadi pengontrol kinerja klub. Terutama untuk memastikan tidak ada klub yang menunggak gaji pemain. BOPI memberikan rekomendasi berkompetisi jika klub sudah melunasi gaji pemain pada musim sebelumnya.
Advertisement