Bola.com, Jakarta - Aksi Ilham Jaya Kesuma sebagai striker kental mewarnai pentas sepak bola Indonesia era 2000-an. Bersama Persita Tangerang, ia menjadi top skorer Liga Indonesia musim 2002 dan 2004.
Gelar serupa juga diraih pria kelahiran Palembang, 19 September 1978 itu saat berkostum tim nasional Indonesia di Piala Tiger 2004. Sukses yang membuat Ilham Jaya Kesuma kemudian melegenda bersama Pendekar Cisadane dan skuat Garuda.
Baca Juga
Hasil Liga Italia: Bang Jay Gacor 90 Menit, Venezia Sikat Cagliari dan Keluar dari Posisi Juru Kunci
VIDEO: Timnas Indonesia Gagal Total di Piala AFF 2024, Salah Shin Tae-yong?
Stadion Nasional Dipakai Konser, Timnas Singapura Terpaksa Geser ke Jalan Besar di Semifinal Piala AFF 2024: Kapasitas Hanya 6 Ribu Penonton
Advertisement
Sayang, pencapaian tertinggi Ilham bersama Persita dan timnas adalah runner-up. Pada Liga Indonesia 2002, Ilham membawa Persita menembus final sebelum takluk di tangan Petrokimia Putera, peraih trofi juara.
Begitu pula di Timnas Indonesia, Ilham dan skuat Garuda yang tampil trengginas sebelum ke final Piala Tiger 2004 akhirnya ditekuk Singapura dalam dua laga dengan agregat gol 2-5. Dalam channel youtube Persita Official, Ilham mengungkap perjalananan karier profesional yang diawali dengan berkostum Persita Tangerang pada 1997.
Ilham datang ke Tangerang dengan status pemain junior dari PS Palembang pada 1996. Waktu itu, ia baru lulus dari bangku STM. Di Tangerang, Ilham langsung tergabung di tim Soeratin. Kemudian, ia ditarik ke tim senior Persita.
"Saya diajak coach Wiganda dan Edy John ke Tangerang dan kemudian ikut om Benny Dollo di Persita senior," kenang Ilham Jaya Kesuma.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bersemi di Persita
Bergabung sejak 1997, nama Ilham baru mencuat di Liga Indonesia 2002. Ia tak hanya menjadi top skorer dengan 26 gol tapi juga pemain terbaik musim itu.
Menurut Ilham, kemampuannya sebagai striker opportunis tergali optimal berat dukungan rekannya, terutama umpan terukur dua bek sayap Uci Sanusi dan Giman Nurjaman.
Sentuhan magis Carlos de Mello, jenderal lapangan Persita serta tandem terbaiknya di lini depan, Zaenal Arief. "Saya beruntung mendapat dukungan dari mereka. Ibaratnya saat itu, kemana pun saya berlari, bola yang mencari saya," ungkap Ilham.
Persita juga jadi tempat yang selalu menerima Ilham dengan tangan terbuka setelah membela tim lain. Selain Persita, Ilham pernah memperkuat MPPJ Selangor, Persisam Putra Samarinda, Mitra Kukar dan Sriwijaya FC. Di Pendekar Cisadane pula, Ilham saat ini mengabdikan diri sebagai pelatih usia muda dengan menangani tim U-18.
"Kondisi Persita saat ini jauh berbeda dibandingkan dulu. Sekarang fasilitas dan gaji yang diterima pemain lebih baik. Sebagai mantan pemain, saya berharap Persita bisa meraih trofi juara," papar Ilham.
Â
Advertisement
Kartu Merah dan Kartu Kuning
Meski dikenal eksplosif di lapangan hijau, Ilham dikenal sebagai pemain yang jarang mendapat kartu. Selama 17 berkarier sebagai pemain profesional, Ilham hanya mendapat satu kartu merah dan tiga kartu kuning.
Ia mendapat kartu merah ketika timnas Indonesia melibas Kamboja 8-0 pada penyisihan Grup A Piala Tiger 2004 di Stadion My Dinh, 13 Desember. Bagi Ilham, kartu merah itu menodai penampilan trengginasnya pada laga itu. Sebelum mendapat kartu merah, ia sudah mencetak tiga gol.
Wasit asal China Sun Bao Jie memberinya kartu merah karena menendang bek Kamboja, Suon Thuon. "Saya reflek membalas perlakuan Shoun Thoun yang lebih dulu menginjak saya," terang Ilham.