Bola.com, Jakarta - Bonek tak tinggal diam terkait sengketa lapangan Karanggayam antara Persebaya dengan Pemkot Surabaya. Jika gelombang protes dianggap mengganggu oleh pemerintah setempat, bukan tak mungkin aksi lebih masif seperti menolak sampai memboikot Piala Dunia U-20 dilakukan.
Polemik sengketa hak atas lapangan Karanggayam yang terjadi antara Pemkot Surabaya dan Persebaya kembali memanas. Meski beberapa pekan lalu pengadilan memenangkan gugatan untuk Persebaya, Pemkot Surabaya mengajukan kasasi.
Advertisement
Kuasa Hukum Persebaya, Yusron Marzuki SH, MH, siap meladeni perlawanan Pemkot Surabaya. Mereka akan 'bertarung' habis-habisan demi harkat dan martabat tim berjulukan Bajul Ijo tersebut.
Di tempat lain, Erik Wicaksono, pentolan Bonek, menyatakan kesiapannya untuk terus mendukung upaya Persebaya mendapatkan hak atas lapangan Karanggayam. Beragam protes telah dilakukan, seperti memasang spanduk di sudut-sudut kota Surabaya.
Akan tetapi, perlawanan lewat pamflet, spanduk, sampai karangan bunga bernada satir dibersihkan oleh Pemkot Surabaya. Jika upaya 'halus' terus dibabat, Bonek tak segan untuk memboikot Piala Dunia U-20.
”Gerakan pasang spanduk ini murni aksi protes karena pemkot memaksakan mengajukan kasasi. Kita bonek tidak akan tinggal diam demi mempertahankan mess Karanggayam,” ungkap Erik Wicaksono disadur dari laman resmi klub.
”Langkah terburuk bisa saja menolak atau bahkan memboikot piala dunia apabila pemkot tetap tidak mengindahkan suara-suara dari arek-arek Bonek. Yang notabene adalah 'pemilik' sesungguhnya dari Persebaya dan Mess Karanggayam,” sambung koordinator tribun Gate Jhoner 21 itu.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kecewa dengan Arogansi Aparat Surabaya
Pentolan Bonek lainnya, Syaiful Antoni yang merupakan dirigen Green Nord, kecewa dengan arogansi Pemkot Surabaya dengan mencopot spanduk dan banner. Itu tak akan menyurutkan nyali mereka untuk terus melawan.
”Kita protes pada Pemkot yang melakukan kasasi. Kita melawan lewat Pamflet dan spanduk yang dipasang di sepanjang jalanan Surabaya. Itu murni pergerakan yang dilakukan secara inisiatif. Karena kawan-kawan Bonek sudah lama mengawal lapangan Mess Karanggayam, sejak 2010," tutur Ipul.
"Soal pencopotan banner dan spanduk kawan-kawan Bonek kita tidak pernah ada komunikasi dengan pihak pemkot. Mau gradak aja petugas dari pemkot itu. Dengan ini Pemkot kembali menampakkan arogansinya dengan mencopot semua spanduk kami, tapi spanduk yang mendukung mereka bisa aman-aman saja. Ini jelas penindasan. Kawan-kawan Bonek yang bergerak sejak awal sudah komitmen terus akan memasang spanduk-spanduk atau banner di sudut kota Surabaya dan kampung-kampung. Mati satu tumbuh seribu."
”Kalaupun atas dasar menyalahkan aturan atau tidak masuk bayar pajak. Ya setidaknya spanduk-spanduk lainnya harus juga dicopoti. Tidak tebang pilih. Apa begini kota tercinta saya caranya membungkam aspirasi masyarakat? Bonek juga bagian dari masyarakat Surabaya bahkan ikon. Mess Karanggayam milik Persebaya itu mutlak! Mau kasasi atau mau dibawa persidangan akhirat, yang benar pasti menang!," ujarnya memungkasi.
Advertisement