Bola.com, Sleman - Sepak bola Indonesia mati suri akibat pandemi COVID-19 yang melanda sejak Maret lalu. Dampaknya adalah berhentinya Shopee Liga 1 2020 dan kompetisi level di bawahnya.
Beberapa menaksir jumlah kerugian yang mencapai angka miliaran rupiah. Saat ini, klub masih menunggu kepastian jalannya kompetisi, meski PSSI mewacanakan bisa bergulir kembali di bulan Februari tahun depan.
Baca Juga
Media Negeri Jiran Panaskan Rumor Pelatih Karismatik Malaysia Jadi Arsitek Gres Persis di BRI Liga 1
Cerita Legenda Chelsea Temukan Bakat Hokky Caraka: Dulunya Bek dan Diubah Jadi Striker, Bangga Masuk Timnas Indonesia
Vietnam Mau Mainkan Pemain Naturalisasi Brasil Rafaelson aka Nguyen Xuan Son di Piala AFF 2024 Vs Timnas Indonesia, Masih Tunggu Izin FIFA
Advertisement
Satu di antara klub yang iku merasakan dampak adalah PSS Sleman. Namun, manajemen klub berjulukan Elang Jawa memiliki pemikiran yang kritis. Â
"Pasti semua pihak kecewa, termasuk saya pribadi juga pecinta sepak bola tiba-tiba tidak ada kompetisi. Semua pasti kecewa termasuk teman-teman pemain dan pelaku sepak bola lainnya," kata Direktur utama (Dirut) PSS, Marco Gracia Paulo dalam podcast PSS baru-baru ini.
Ia memiliki pandangan yang cukup bijaksana di tengah vakumnya kompetisi. Diakuinya memang seluruh klub seperti babak belur dalam menanggung kerugian materi, karena beberapa kali kompetisi harus ditunda.
Terutama beban terbesar adalah biaya operasional yang sudah dilakukan terutama mengumpulkan kembali para pemain dan melakukan persiapan. Banyak rencana harus berantakan akibat Liga 1 vakum.
"Manajemen pun juga sangat kecewa, banyak hal yang sudah direncanakan, proses transisi setelah take over, tapi langsung dihantam kondisi seperti ini," lanjutnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sisi Positif
PSS mencoba mengambil keuntungan tersendiri dari situasi tersebut. Mantan petinggi klub Pelita Bandung Raya dan Badak Lampung FC tersebut menilai, jajaran direksi anyar PSS memiliki tingkat penyesuaian yang maskimal dalam mengelola tim.
Semenjak PSS memiliki investor baru, sebagian besar direksi dan manajerial dirombak dan diisi oleh orang-orang yang lebih berkompeten di bidangnya. Ia menyebut manajemen PSS punya waktu lebih banyak mengelola tim ini setelah proses transisi pengelolaan klub.
"Tuhan punya rencana kenapa harus terjadi dan memang harus dihadapkan pilihan. Pertama harus tenggelam dalam kesulitan itu atau kesempatan lain yang bisa didapat dari sini," tuturnya.
"Kami percaya bisa membangun sebuah klub seutuhnya. Ini kesempatan yang baik untuk menguatkan semua aspek, saat kompetisi kembali tidak hanya merayakan pertandingan tapi PSS yang sedang kami bangun," beber Marco.
"Pencapaian sisi manajemen juga lumayan banyak. Daftar rencana strategis mulai dapat dicicil dan berjalan. Kami akan datang sebagai sebuah tim yang didukung manajemen lebih utuh dan percaya diri," jelas Marco Gracia Paulo.
Advertisement