Bola.com, Makassar - Bersama Persib Bandung, Tantan bisa menggenggam trofi juara Indonesia Super League (ISL) musim 2013/2014. Sukses yang merupakan buah penantian dan kerja kerasnya bersama sejumlah klub di Tanah Air, termasuk dengan tampil di Liga Primer Indonesia, kompetisi yang menjadi saingan ISL, saat membela Batavia Union pada 2011 hingga 2012.
Ketika memperkuat kontestan LPI yang bermarkas di Jakarta Utara itu, Tantan sempat mendapat kontrak besar, yakni Rp700 juta dalam satu musim.
Baca Juga
Mengulas Sosok Pemain yang Paling Layak Jadi Kapten Timnas Indonesia: Jay Idzes Ada Tandingan?
Lini Depan Timnas Indonesia Angin-anginan: Maksimalkan Eliano Reijnders dan Marselino Ferdinan atau Butuh Goal-getter Alami?
Justin Hubner Jadi Biang Kerok Timnas Indonesia Vs Arab Saudi: The Real Preman, Langganan Kartu!
Advertisement
"Pada akhirnya saya hanya mendapatkan setengahnya karena kompetisi LPI hanya berjalan setengah musim," kenang Tantan dalam kanal Youtube Republik Bobotoh.
Sebelum membela Batavia Union, Tantan mengawali karier profesionalnya di Persilat Lampung Tengah saat usianya masih 18 tahun. Bersama klub itu, ia mendapatkan gaji Rp1 juta setiap bulan. Namun, ia tak kuasa menolak permintaan Persikab Bandung untuk bergabung jelang musim 2002. Padahal di Persikab, ia hanya mendapatkan gaji Rp500 ribu per bulan.
Selain alasan ingin lebih dekat dengan keluarga, sosok Lukas Tumbuan, pelatih Persikab, menjadi pertimbangan tersendiri buat Tantan.
"Bagi saya, Om Lukas adalah idola dan panutan. Selain detail untuk program latihan, Om Lukas adalah pelatih yang kerap memperhatikan perkembangan individu pemain," ungkapnya.
Tantan merujuk pengalamannya ketika pada suatu momen Lukas memintanya untuk menemuinya secara khusus di luar latihan reguler yang biasa dilakukan pada sore hari. Tantan pun datang pada pagi hari, waktu yang telah ditentukan.
"Om Lukas memuji saya sebagai pemain yang memiliki kecepatan, kuat, dan memiliki kemauan yang besar. Tapi, saya dinilai tidak punya kelenturan yang baik," ujar Tantan.
Tantan mendapatkan sentuhan khusus dari Lukas.
"Latihan itu sebenarnya hal yang dasar, seperti passing dan dribling. Itu saya lakukan berulang-ulang, dan ternyata dampaknya besar," ujar Tantan yang belakangan mendapatkan julukan Si Bison oleh suporter Persikab.
Selepas dari Persikab, Tantan mengaku tetap menjalin hubungan dengan Lukas yang membawa tim Jawa Barat meraih medali emas cabang sepak bola di PON 2016. Malah pada 2018, keduanya sempat bekerja sama di Bandung United yang berkompetisi di Liga 2. Saat itu, Tantan menjadi asisten Lukas yang menjadi pelatih kepala.
"Komunikasi saya tetap intensif dengan Om Lukas. Apalagi saya sudah menjadi pelatih," ujar Tantan yang kini menganani Tim U-15 di akademi Persib.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mengagumi Michael Essien
Bersama Persib Bandung, Tantan juga mendapatkan pengalaman berharga bisa satu tim dengan Michael Essien, gelandang asal Ghana yang pernah membela klub besar Eropa, seperti Chelsea, Real Madrid, dan AC Milan.
"Saya sangat respek dengan sikap yang diperlihatkan Essien selama di Persib. Meski berstatus pemain level dunia, ia tetap berbaur dengan pemain lain dan tidak sombong," ujar Tantan.
Menurut Tantan, Essien malah lebih dulu menyapa rekan-rekannya dan kerap melontarkan lelucon humor yang membuat suasana menjadi cair. Ketika Tantan didera cedera lutut, Essien juga kerap memotivasinya dengan menceritakan pengalamannya.
"Hanya komunikasi kami tidak terlalu sering karena kendala bahasa," terang Tantan.
Selain Michael Essien, Tantan menunjuk Achmad Jufriyanto dan Jajang Sukmara sebagai sobat kentalnya selama berseragam Persib.
"Kalau Persib menjalani laga tandang, saya biasanya sekamar dengan Jupe. Sementara Jasuk adalah pribadi yang periang dan jarang marah meski diledek," ujar Tantan.
Advertisement