Bola.com, Makassar - Kiprah Muhammad Taufiq di pentas kompetisi sepak bola Tanah Air terbilang berwarna. Pemain kelahiran Tarakan, 29 November 1986 ini mengaku beruntung bisa berada satu tim dengan sederet gelandang papan atas Liga Indonesia. Taufiq mengaku banyak mendapatkan pelajaran berharga dari mereka sehingga kemampuannya sebagai pemain tengah berkembang dan terjaga sampai saat ini.
Ketika membela Persebaya 1927 di kompetisi Liga Primer Indonesia pada musim 2011/2012, Taufiq tampil bersama Amaral, mantan pemain Timnas Brasil yang membela Parma dan Fiorentina. Begitupun ketika berkostum Persib Bandung, Taufiq berada satu tim dengan Makan Konate.
Baca Juga
Mengulas Sosok Pemain yang Paling Layak Jadi Kapten Timnas Indonesia: Jay Idzes Ada Tandingan?
Lini Depan Timnas Indonesia Angin-anginan: Maksimalkan Eliano Reijnders dan Marselino Ferdinan atau Butuh Goal-getter Alami?
Justin Hubner Jadi Biang Kerok Timnas Indonesia Vs Arab Saudi: The Real Preman, Langganan Kartu!
Advertisement
Terakhir, ia bersama Paulo Sergio, pemain asal Portugal yang menjadi pemain terbaik Liga 1 2017, meraih trofi juara Liga 1 2019 bersama Bali United. Ada satu hal yang menjadi persamaan dari ketiga pemain tersebut di mata Taufiq.
"Penampilan mereka sangat total di lapangan hijau," kenang Taufiq dalam kanal youtube Simamaung.
Tak hanya gelandang asing, Taufiq juga bisa bermain bersama dengan gelandang terbaik lokal seperti Hariono, Firman Utina, dan Fadil Sausu.
"Mereka adalah pemain yang selalu ingin berkontribusi besar buat tim yang dibelanya dalam setiap laga," ungkap Taufiq.
Keinginan yang sama, yakni membawa tim meraih prestasi membuat Taufiq tidak pernah mempermasalahkan status dirinya yang datang menjadi pemain pelapis mereka. Seperti ketika membawa Persib juara pada 2014, Taufiq harus rela menyaksikan Hariono dan Firman berkolaborasi di lini tengah Persib dari bangku cadangan.
Begitupun dengan Fadil di Bali United. Menariknya, Taufiq dikenal akrab dengan ketiga pemain di atas.
"Itu karena tujuan kami sama, yakni membawa klub meraih prestasi tertinggi. Kami malah saling memberikan masukan dan motivasi. Hal ini juga tidak lepas dari suasana harmonis yang terbangun di dalam tim. Peran pelatih dan manajemen juga berperan besar," ujar Taufiq.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Djanur dan Teco
Itulah mengapa Taufiq mengaku respek dengan apa yang ditunjukkan Djajang Nurjaman, pelatih kepala Persib Bandung saat itu, dan Stefano Cugurra Teco di Bali United, klubnya saat ini.
Djanur di mata Taufiq adalah pelatih yang kerap mengajak pemain untuk berdiskusi berbagai hal, khususnya strategi di lapangan.
"Cara yang diterapkan Coach Djanur membuat pemain memiliki tanggung jawab yang sama untuk membawa Persib meraih sukses di ISL 2014," kata Taufiq.
Hal sama dilakukan Teco di Bali United. Selain penyampaian strategi yang detail, Teco juga memicu motivasi pemain untuk menjaga semangat tim.
"Materi pemain dan pelatih bagus serta manajemen yang solid jadi kunci utama untuk mendongkrak prestasi klub."
Bagi Taufiq, mendapat pengalaman dan pelajaran dari berbagai sosok di atas bakal jadi modal saat beralih profesi dari pemain ke pelatih. Ia pun berencana mengikuti kursus kepelatihan untuk menambah ilmu.
Advertisement